🌻MBBIS🌻35

65.2K 4.2K 608
                                    

Happy reading🌹


Sudah dua jam berlalu Alle harap kue terakhir ini akan jadi dengan sempurna. Ini sudah ketiga kalinya ia membuat kue dan hasilnya sangatlah buruk. Yang pertama tidak mengembang dengan baik, kedua gosong karna Alle lupa mengatur suhunya, dan yang ketiga parah sekali yaitu kuenya bocor.

Nah, yang keempat ini Alle harap semoga hasilnya memuaskan. Entah kenapa Alle ingin membuat kue ini tanpa bantuan orang lain apalagi sang ibu.

"Tinggal 10 menit lagi." ujar Alle terus menatap oven milik sang ibu. Kini rambutnya yang berwarna hitam menjadi putih sebagian, mukanya dihiasa coklat cream namun gadis itu tidak peduli.

Bosan menunggu, Alle pun membuka ponselnya dan tak sengaja melihat story milik Arland yang menampilkan foto Keyra tersenyum.

Ada rasa asing menyelusup ke dalam hati gadis itu. Rasa yang dulu pernah ia tunjukan pada cinta pertamanya.

"Dih, biasa aja!" kata Alle langsung mematikan ponselnya.

Ting!

"Yey!" pekik Alle langsung berdiri dan mengambil sarung untuk mengambil kue didalam oven itu.

Alle pun langsung meletakan wadah kue itu ke atas meja. Tadi, ia sudah sempat bertanya kue apa yang paling enak, maka dari itu ia memilih membuatnya dan sangatlah susah.

"Gak bocor." kata Alle mengetuk-ngetuk kue itu.

"Gak gosong juga," lanjut Alle memeriksa kue tersebut. "Mengembang kok, sampe lebih gini." gumam Alle mangut-mangut.

"Berarti berhasil dong? Yeye!" gadis itu kegirangan sendiri sampai tak sadar berloncat-loncat seperti anak kecil.

Namun, setelahnya gadis itu terkikik sendiri. "Tinggal hias." seru Alle mengambil cream yang sudah ia olah tadi beserta toping yang lain.

"Moga aja dia suka." gumam Alle penuh harapan.

•••

Arland rasa hanya dengan menghancurkan sebagian kamarnya ini tidak membuatnya puas sama sekali. Bahkan kamarnya pun sekalipun ia tidak akan puas. Kini kamar cowok itu sudah mirip seperti terkena gempa, pecahan botol dimana-mana, buku berserakanbahkan Arland berniat ingin membuang semua buku pelajarannya tadi.

"Argh sialan!" Arland membanting ponselnya saat Varel dan Panji sama-sama tidak bisa dihubungi. Biasanya jika masalah ke club mereka akan cepat tanpa disuruh sekalipun.

Seketika ia teringat akan perkataan Panji waktu cowok itu mengatakan bahwa ia juga menyukai Alle. Rasanya tidak mungkin, namun siapa tahu hati sebenarnya.

"Bangsat!" kata Arland meninju dinding. Jika tidak mengingat bahwa Panji itu adalah temannya, maka sudah lama akan terjadi perkelahian.

•••

Pukul: 23:40

"Gimana udah siap?" tanya Varel yang berdiri di depan pintu rumah Alle.

"Udah nih," ujar Alle seraya membawa kue olahannya selama 3 jam berlalu itu.

"Udah pamitan kan lo pada?" tanya Panji menunjuki gadis itu satu persatu.

"Udah tenang aja," jawab Safira santai.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang