Happy reading🌹
•
•
•Ternyata pagi ini cuaca sama sekali tidak bersahabat. Terlihat dari gumpalan awan hitam yang sudah lebih dulu menyelimuti langit sebelum mentari sempat bersinar.
Walaupun cuma mendung. Bukan berarti tidak akan ada hujan yang turun.
Bersyukur saat ini Alle sudah sampai disekolah. Akhir-akhir ini gadis itu lebih memilih naik ojek yang ada dipangkalan komplek rumahnya.
Deg!
Tiba-tiba langkah Alle terhenti. Dadanya berdegup seiring dengan senyum yang terbit dibibirnya.
Sosok itu, sosok yang sudah dua hari lamanya tidak ia lihat. Sosok yang selama ini ia rindukan setiap detiknya, dan sosok yang sudah ia tunggu kehadirannya.
"Arland!" seru Alle berlari kecil menuju parkiran. Dilihatnya cowok itu tengah asik mengobrol dengan yang lainnya.
Melihat ada gurat kerinduan dari mata berbinar Alle. Panji mengkodei yang lain supaya memberi ruang untuk keduanya.
"Gue belom ngerjain tugas, njir!" seru Panji menyandang tasnya.
"Kuylah nyontek berjamaah." sahut Galang beranjak.
"Kita beda kelas bego!" sembur Edo menampol kepala Galang.
"Gak papa, nanti kalau disuruh ngerjain udah ada jawabannya." seru Galang bertos ria dengan Revan.
"Kita duluan," ujar Varel menepuk pundak Arland singkat.
Setelah semua temannya berlalu. Arland pun juga ingin beranjak namun tertahan oleh suara seseorang.
"Land," panggil Alle lirih. Jika bisa, ia lebih memilih Arland memarahinya dari pada diam seperti ini.
Arland menatap datar sama sekali tidak berniat untuk membuka suaranya. Dilihatnya gadis didepannya ini bingung, lingkaran mata yang terlihat begitu jelas, dan wajah pucat.
Alle menatap cowok itu penuh penyesalan. Tatapan laki-laki itu sangat dingin. Persis seperti saat ia pertama kali bertemu.
"Aku tau kamu masih marah. Jangan diem, Land. Marahin aku, aku tau aku salah. Tapi dengan cara kamu diam kaya gini masalah gak akan selesai." ujar Alle mendongak, memaksakan senyumnya agar terlihat baik-baik saja.
Arland masih tidak bergeming. "Aku gak mau bahas itu." kata Arland kemudian berlalu melewati Alle.
"Land! Arland tunggu!" teriak Alle mengejar cowok itu yang semakin mempercepat langkahnya.
Bahkan saat sampai dikoriodor pun Arland masih setia mengacuhkan Alle. Membuat semua orang menatap heran kedua sejoli itu.
Jika biasanya keduanya akan selalu membuat semua orang iri, namun kali ini keduanya membuat semua orang menebak-nebak apa yang terjadi.
"Mereka putus ya?"
"Oh my good! Kalau bener mereka putus, gue traktir lo semua!"
"Kak Alle mukanya pucet,"
"Kok mereka diem-dieman sih?"
"Udah dibuang tuh pasti,"
"Halah, nyadar diri woy!"
Alle sama sekali tidak menggubris ocehan orang-orang disampaingnya. Fokusnya hanya cowok yang terus saja berusaha menghindarinya.
"Land!" Alle berhasil meraih tangan Arland saat cowok itu hendak berbelok ke belakang sekolahan. Alle tau bahwa cowok itu ingin membolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]
Fiksi Remaja#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT PLAGIAT MENDING GAK USAH MAMPIR! 🚫SIDER MENDING JAUH-JAUH. Allea Freddla Navriel. Si galak ketua osis di SMA STARLA. Selain cantik, berpem...