🌻MBBIS🌻38

64.5K 3.6K 356
                                    

Happy reading🌹


Bisakah kita memilih, berujar lebih dulu bahwa semuanya akan baik-baik tanpa kita tahu kedepannya bagaimana.

Semuanya akan berjalan seiring dengan waktu yang menentukan. Hari ini kamu bahagia, besok, lusa dan seterusnya kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi.

Jika disuruh menentukan, pasti kamu ingin semua hari yang kamu jalani begitu baik dan sempurna. Namun sayangnya kesempurnaan hanya milik Tuhan semata.

Sejak kemarin malam, lebih tepatnya setelah pertengkaran yang disebabkan olehnya sendiri. Disitulah ia merasa dirinya tak berdaya.

Ini kali pertamanya Alle menangis hanya karna seorang laki-laki. Padahal waktu dulu ia pacaran dengan Rangga ia tidak terlalu ambil pusing dan memikirkannya.

Namun, kali ini berbeda. Alle sangat tahu bahwa Arland kecewa malam itu. Tatapan cowok itu menyiratkan kecewa, perkataannya sungguh menyirat luka dan semua itu karna dirinya.

Bahkan saat Alle menelpon pun ponsel Arland tidak aktif. Spam chat pun sudah ia kirim sejak malam tadi dan sampai sekarang tidak ada balasan sekalipun.

Dan kini pagi sudah menjemput. Alle tidak yakin Arland akan menjemputnya setelah apa yang ia lakukan malam tadi.

Namun ia salah, saat ia kelua hendak mengambil sepedanya. Laki-laki itu sudah lebih dulu berada didepan gerbang dengan motornya.

"Ayo nanti telat," kata Arland tersenyum tipis. Amat tipis.

Alle pun akhirnya mengangguk dan menaiki jok belakang motor itu dan setelahnya Arland pun melajukan motornya.

"Lo malam tadi kemana?" tanya Alle membuka suara. Ia sedikit tidak nyaman mereka diam-diaman seperti ini.

"Ngumpul sama yang lain." jawab Arland datar.

Arland pun langsung menghentikan motornya saat beberapa meter lagi sampai menuju gerbang sekolah.

"Kok berenti?" ujar Alle memajukan wajahnya.

Arland menautkan alisnya. "Kita lagi backstreet kalau lo lupa." ujar Arland memperingatkan.

"Ihh nanggung! Buruan jalan." kata Alle menepuk-nepuk pundak cowok itu.

Disela kebingungannya Arland pun akhirnya melajukan motornya memasuki gerbang sekolah sehingga masuk ke parkiran. Namun, gadis dibelakangnya sama sekali tidak memprotes.

Alle lebih dulu turun dan disusul Arland kemudian. "Jalan duluan." kata Arland mendorong bahu gadis itu. Percayalah, kini mereka menjadi pusat tatapan semua orang saat ini.

"Berdua." tanpa rasa segan Alle langsung menautkan jemarinya dengan jemari besar Arland.

Lagi, Arland dibuat tercengang oleh kelakuan gadisnya.

"All, lo gak papa kan?" kata Arland memegangi dahi gadis itu.

Alle pun seketika memberenggut. "Diem deh! Biar semua orang tahu kalau kita tuh pacaran." kata Alle cepat. Sungguh ia malu saat mengatakan hal itu, bahkan saat ini pipinya mendadak panas.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang