🌻MBBIS🌻33

60.1K 3.6K 391
                                    

Happy reading🌹



Sudah tak terhitung lagi berbagai posisi yang gadis itu ambil dan ganti mulai dari telentang, miring kiri, miring kanan, terngkurang, jongkok dan yang terakhir terkulai pasrah diatas kasur dengan kedua tangan yang mencengkam perutnya.

Sungguh ini menyakitkan. Bagi cewek pasti tahu bagaimana rasa sakitnya, nyeri seperti melilit dan sangat sakit. Bagi cowok, tidak akan tahu bagaimana rasa sakitnya cewek saat mengalami yang namanya datang bulan.

"Bundaa!!" raung Alle ingin menangis sekarang juga. Kini gadis itu hanya menggunakan tank top putih tipis dengan rok yang masih melekat dibagian bawah gadis itu serta rambut yang acak kadul entah bagaimana lagi wujudnya. Ia pun tidak peduli.

Kini sudah hampir setengah jam berlalu saat ia menelpon Mika untuk membelikannya pembalut. Memang saat itu yang tengah kesakitan, jadilah ia hanya mencerocos tanpa mau mendengarkan jawaban dari lawannya.

Namun, ia tidak akan Mika ada datang mengingat gadis itu tengah berkumpul bersama keluarga Arland. Tapi, Mika bisa saja menyuruh Safira untuk membelikannya.

Kini Alle kembali mengubah posisi menjadi tengkurap dengan wajah yang menghadap ke bantal. Argh! Rasanya ia ingin memakan orang saat ini.

Ceklek!

Alle langsung bangkit.

"Mika! Lo kok--LO? NGAPAIN MASUK KEKAMAR GUE?!" jerit Alle melempari laki-laki itu bantal putih miliknya.

Arland berdecak. Sudah beberapa kali ia memanggil gadis itu namun tidak ada sahutan. Jadi, jangan salahkan ia jika memilih masuk ke sini daripada suaranya habis hanya untuk memanggil gadis itu.

Alle langsung mengambil selimut untuk menutupi bagian atasnya. "Ngapain lo? Kaya maling aja." kata Alle kesal.

Arland langsung melangkah dan mengangkat tinggi-tinggi dua benda keramat yang ia beli selama hampir setengah jam lebih. "Nih," kata Arland datar.

Alle ternganga kecil. "LO YANG BELIIN?"

"Ck! Gak usah teriak! Entar dikira gue ngapa-ngapain lo lagi!" ketus Arland langsung meraih tangan gadis itu dan menyerahkan bungkusan itu.

Alle masih terbengong sendiri. "M-makasih, gue ke kamar mandi dulu." ujar Alle langsung mengacir, namun sebelum itu. "JANGAN PULANG DULU! TUNGGUIN DIBAWAH!" teriak Alle sebelum benar-benar laki-laki itu turun.

Arland tidak menjawab, laki-laki itu langsung duduk disofa dan bermain game.

Sedangkan Alle langsung masuk dan menatap dirinya dicermin seperti orang gila. "Ish! Malu-maluin lo, All!"

•••

Arland bermain game sesekali menegok ke atas apa gadis itu sudah selesai atau belum. Ia bahkan sudah menunggu hampir 15 menit lamanya.

Tak lama kemudian terdengar deru sepeda motor dari depan rumah gadis itu. Arland pun bangkit dari duduknya menuju keluar.

Dan dugaannya benar, orang itu adalah Liam. Mungkin mau ngajak Alle jalan, pikir Arland tiba-tiba panas.

Liam yang masih berada diluar pun langsung terkejut saat melihat Arland yang tengah bersandar didaun pintu.

"Land, ngapain lo disini?" tanya Liam mencoba ramah pada cowok itu. Namun tidak menutupi bahwa ia terkejut saat melihat Arland dirumah Alle.

Arland hanya memandang Liam datar. "Tunggu sini." kata Arland bak yang punya rumah.

Saat cowok itu masuk, dilihatnya Alle sudah rapi dengan pakaian santainya. Terlihat gadis itu nampak tergesa-gesa.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang