9. DEMAM

1.2K 84 2
                                    

Setelah acara mesra-mesraan berlalu, sekarang adalah waktunya bagi Biru buat ngomel ganteng.


"Lo tuh kalo ngga tau jalan pulang nanya, jangan diem aja!"


"Terus menurut lo gue harus nanya ke siapa, hah? google?"

"Nah tuh, tau! lo kan bisa cari profil bokap gue di internet, punya otak tuh kali-kali di kembangin"


Deg.


"Mana ada nomor telepon om Bram di internet, itu kan sifatnya pribadi!"



"Setidaknya disitu ada alamat rumah gue, emang dasar lo nya aja ngga mau usaha" kata Sabiru mencibir.


"Tau deh, ya, Sabiru orang terganteng sejagad raya, gue tuh udah usaha muter-muter 2 jam! Lo hargain, kek, udah basah gini masih aja diomelin"


"Lah itu tuh bagian paling penting gue ngomel sekarang, lo pasti modus kan?"


"What?! Gue modus? Heh, lo kata gue ngga pernah di peluk cowo apa?!" Ujar Edelweis sombong.

"Emang engga pernah kan?" Tebak Sabiru tepat sasaran.

"Ya sebelumnya emang ngga pernah sih, eh tapi sekarang jadi pernah, soalnya tadi dipeluk lo hehe"

"Ngga salah tuh, Bu? Bukanya lo yang meluk gue, ya?"


"Kalo gitu kenapa lo juga deg-degan?"


"Hah? Ya wajar, gue kan baru kali ini disosor cewe duluan"


Kurang asem nih cowo pake sengaja memperjelas kata disosor lagi.


"Gue ngga seburuk itu anjir!"


"Kasar"


****


Mereka berdua sampai dirumah tepat saat adzan isa berkumandang, pasti gara-gara Biru banyak bacot waktu dijalan, nih, sampe auto ngaret gini.


Edelweis melihat tante Jesi udah stay di depan rumah ditemani seorang asisten rumah tangganya.



"Edelweis!!" Seru tante Jesi kegirangan.


Edelweis langsung turun dari mobil Biru gitu aja tanpa menunggu Sabiru yang membawa payung.


"Kamu dari mana aja, nak?" Jesi langsung memeriksa seluruh bagian tubuh Edelweis dari ujung rambut sampe kaki guna memastikan tidak ada yang luka.


"Edelweis minta maaf tante, Edelweis lupa jalan pulang" ujar gadis yang baju seragamnya baru setengah kering itu lirih.



"Udah ngga papa, masuk ya bersih-bersih dulu terus kita makan malem sama-sama"

"Sekali lagi maaf ya tante udah bikin khawatir"


"Ngga papa Edelweis, yang penting sekarang kamu udah pulang, gih masuk. Bi, anterin Edelweis ke kamar, ya" pinta Jesi pada Bi Rus.


"Baik nyonya, mari non"


"Panggil aku Edelweis aja, bi. Namaku bukan bukan Noni"


Sabiru yang melihat Edelweis merangkul asisten rumah tangganya tanpa ragu hanya bisa melongo tak berkedip.


"Katanya ngga mau nyariin, hm?" Goda Jesi seraya menyenggol lengan kanan Sabiru.


Sabiru gelagapan "Kebetulan aja liat dia dijalan basah kuyup jadi Biru kasian"


"Telinga kamu merah tuh, udah ayo masuk- loh kamu basah juga?! Buruan ganti baju, mandi air anget, ya, jangan lupa matiin AC kamar!" Titah Jesi, ia tau betul kalo sebenarnya Biru paling anti sama air hujan.



****


"Sabiru!! Udah siang mau sekolah, ngga?" Pagi-pagi sekali Jesi sudah teriak-teriak di depan kamar anaknya yang bersebelahan dengan kamar Edelweis.


Bukannya Biru yang bangun tapi malah Edelweis yang keluar dengan tampilan serba berantakan.


"Loh tante? Biru belum keluar?"


"Kamu udah bangun sayang? Ngga tau, nih, tumben jam segini dia belum turun"

"Tante gedor aja, siapa tau Biru lagi pake earphone" ujar Edelweiss memberi saran.


"Kamu bener juga, bentar tante manggil om bram dulu di bawah- MAS!!!!" Tante Jesi berteriak seakan ini rumahnya, eh tapi emang ini rumahnya sih jadi terserah dia, hehe.


Spontan Edelweis menutup kedua telinganya rapat-rapat.


Kok bisa sih Biru ngga ke ganggu sama suara maha keras dari mamanya.


Jesi lalu tampak kembali dengan om Bram dibelakangnya.


"Ngga papa nih papa dobrak?" Tanya Bram sekali lagi memastikan.



"Ngga papa lah, dari pada Biru ngomel gara-gara telat, kan?"


Mendengar persetujuan dari istrinya Bram lantas mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar Sabiru.

1


2



3



Brakkkk!!!!

Pintu terbuka dan langsung menampilkan sosok seseorang yang tengah menggigil dibalik selimut tebalnya.


"Sabiru sayang!"



Seketika Edelweis mematung di ambang pintu, ini semua salahnya. Ya, dialah penyebab Biru seperti ini.


Hatinya diliputi perasaan bersaah dan raut mukanya pun tidak dapat dibohongi kalo sekarang dia mengkhawatirkan cowo itu.



"Sorry, Ru, lagi-lagi gue bikin lo repot"

LIVING WITH MY ENEMY [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang