"K-kamu"ucapnya terbata.
Akilla langsung kaget melihat laki laki didepannya ini, dia langsung teringat seseorang yang sudah lama hilang dipikirannya. Berulang kali Killa mengerjapkan matanya, tapi laki laki ini masih ada didepannya.
Gue mohon ini cuma mimpi.batinnya
"Hey.." sapanya membuyarkan lamunan Killa.
Killa gelagapan dibuatnya "A-anu iya kenapa" tanya dia gugup.
Laki laki itu hanya terkekeh melihat tingkah gadis didepannya itu. "Kamu udah dewasa" ucapnya.
Killa masih diam seribu bahasa, dia gak tau mau ngomong apa, "Gimana keadaan kamu? Aku denger kamu penulis terkenal sekarang" dia menjeda ucapannya "Selamat aku bangga sama kamu"lanjutnya.
"I-iya m-makasih" gugup sangat gugup. Killa berulang kali menahan napas, apa dia sedang bermimpi? Oh tentu tidak. Apa lagi ini kenapa laki laki itu menggenggam tangannya.
Killa langsung melepaskan genggamannya" Maaf saya harus pergi" ucapnya dan langsung pergi.
Laki laki itu hanya diam, dia berpikir kenapa gadis itu berubah. Kenapa dia kembali menggunakan kata saya. "Ternyata kamu masih kecewa" ucapnya.
***
Sedangkan ditempat lain. Akilla masih mengontrol napasnya, dia sempat tercengang melihat laki laki itu. Dia butuh Raka, iya dia sangat membutuhkan sosok Raka. Sosok yang selama ini selalu ada bersamanya.
Helaan napas itu terdengar cukup keras "Kenapa kamu harus kembali setelah sekian lama. Aku gak bisa harus kenal kamu lagi Rel" lirihnya.
Iya laki laki itu Farrel, mantan pacarnya. Orang yang selalu Killa banggakan dan sayangi. Tapi dia pergi membuat luka yang sampai sekarang masih terasa. "Rak aku butuh kamu, aku sayang sama kamu. Aku mohon jangan pergi" kata kata itu lolos dari bibir mungil Killa, kata kata yang selalu ingin Raka dengar. Semoga Raka mendengar ini.
Tangisannya pecah, bibir nya gemetar. Dia gak mau Farrel kembali, dia langsung mengotak atik benda pipih itu dengan cepat.
"Halo" ucapnya gemetar.
"Rak aku mohon jangan pergi hiks,,hiks,, aku takut aku takut Rak. Aku mohon"
Tidak terdengar sama sekali suara dari sebrang sana.Killa langsung mematikan sambungan telpon tersebut. Kepalanya pusing, pandangannya mulai kabur dan sedetik kemudian dia mendengar teriakan seseorang "Akilla"
Tubuhnya langsung ambruk, dan seseorang itu langsung masuk. Dengan kekhawatirannya, terlihat dari raut wajahnya, yang begitu khawatir melihat gadisnya pisan. "Bangun La hey" ucapnya lembut.
Dia langsung menggendongnya ala bridal style. Hatinya hancur melihat ini semua, tidak lama dari itu Killa tersadar "Eummm... Aku dimana"
Kekehan kecil tedengar "Kamu di apart kamu, amnesia nya cepet ya" ledeknya.
"Kak Raka"dia langsung memeluk Raka begitu erat.
"Jangan pergi" Raka hanya membalas pelukan itu, tangannya terulur untuk mengelus punggung Killa.
Killa masih setia memeluk Raka, tapi dia selalu merasa beda. Pelukan Raka tidak senyaman pelukan Farrel dahulu, tapi itu sering membuat Killa deg degan. "Masih mau meluk nih"ucapnya.
Killa langsung melepaskan pelukan itu "Maaf, loh kamu mau kemana" dia menjeda ucapannya matanya terus meneliti penampilan laki laki didepannya ini "Kamu ja-" Raka langsung mengangguk. Dia tau perempuan itu mengarah kemana.