23

77 2 0
                                    

        *hai hai aku akan mengupdatenya rindu 22 hari. Semoga kalian suka ya guys.

HAPPY READING GUYS!!

.
.
.
.
Syifa mencoba memegang tangan sang kakak, Dia memintanya untuk tidak mengikut campur urusan ini. Daniel mencoba membalasnya dengan senyuman kepada syifa.

Mereka berempat harus mengambil keputusan bersama, arnold memasuki kamarnya pikirannya sudah kacau campur aduk memikirnya terus.

"Arnold, kamu mau kemana nak?"Teriak fery.

Angga akan tetap berada disana untuk memberi jawaban yang terbaik buat papanya. "Pa, aku sudah memutuskan kalau angga akan menerima pernikahan ini dengan syifa."

"Angga.."Lirih Syifa dengan kedua mata melotot menuju kedepan.

Arya akhirnya mulai angkat bicara. "Angga, jika itu sudah mutlak kamu untuk menikah dengan syifa. Baiklah om akan memberi jawaban ini ke syifa saja."

Syifa mengangguk menerima pinangan dari angga dan fery menyetujui pernikahan mereka berdua.

<<SKIP>>

.
.
Davina keluar dari kamar untuk turun kebawah dia melihat omnya sedang berada di dapur. Davina menyapa rico dari  belakang.

"Om rico" Ucap davina memegang pundak rico.

"Astagfirulloh! Davina sayang, kamu ngapain pagi-pagi sudah berada didapur"

"Maafkan davina ya om. Davina cuman ingin mau turun kebawah saja dan tiba-tiba melihat berada disini."

Rico menghela nafasnya dan menutup kembali pintu kulkas tersebut. Vina melihat piring yang dipegang oleh rico untuk dibawanya ke suatu tempat.

"Om, itukan piring berisi makanankan"

"Iya,  memang kenapa vina. Kamu mau"

"enggak deh.."

Davina agak sedikit menjauh kebelakang dia merasa jijik  dengan bau yang tidak enak di piring itu. Rico melihat keponakannya menjauh kebelakang akhirnya dia menjauhkan Juga piring tersebut.

Daniel sudah pulang dari lari pagi bersama oppanya diluar rumah. "Dani, kapan-kapan ajak oppa lagi ya"

"Beres Oppa, itu pastinya dong.. Oiya oppa,  yuk kita kedapur haus nih daniel"

"Ayo"

Daniel mengajak kakeknya pergi kedapur untuk mengambil minuman didalam kulkas.

Rico menyisihkan makanan itu diatas samping rak piring tiba-tiba ayah dan keponakaannya datang.

"Ayah, dari mana saja?"

"Ah, ini habis lari pagi sama daniel"

"Ayah ayah.. Ayah Saja sudah tua kok masih ikut lari pagi"

Daniel tersenyum dan melirik ada sebuah piring disitu. "Om, itu apa?"

"I--tu itu..."

"Daniel, boleh makankan."

"Jangan, kak."

Daniel heran dengan vina Kenapa dia melarangnya untuk memakannya. "Kenapa kamu vin, melarang kakak untuk makanan itu."

"Jangan pokoknya titik"

"Kamu makan cepetan kalau kakak enggak boleh memakannya."

"Apaa.. Memakannya"

"Iya memakannya adikku tersayang, cepetan makan. Apa mau kakak ambilin piringnya?"

Daniel mengambil makanan tersebut dan membukanya ternyata itu berisi durian yang sudah dibuka. Davina berlari karena tidak suka yang namanya durian, sesaat Mau menoleh daniel sudah tidak melihat davina disana lagi.

"Lho om, vina kemana..?"

"Dia kabur tuh.."

"Om, ini durian kapan kok sudah berada dipiring"

Eyang melihat cucu dan anaknya disana. "Hayo, kalian ngapain disini?"

Rico tampak terkejut. "Ibu, Ngapain ibu kesini?"

"Dasar kau ini, rico. Daniel ini durian eyang ngapain kamu ambil?"

Daniel bingung mau ngomong apa disana. Rico menjelaskan kalau yang mengambil durian tersebut itu dirinya bukan Daniel.

Eyang kesal dengan ulah Rico dan mengambil durian itu dari tangan Daniel.

....

Syifa membantu Angga untuk berjalan ke sebuah taman. Angga memegang genggaman syifa untuk sekian kalinya.

Amanda mencoba mencari makanan didalam kulkas kosong lalu dia pergi ke kolam renang bertemu sama elina dan rebecca.

"Becca, Elina. Kalian ngapain disini."

"Tidak kok, kita sedang membicarakan soal pernikahan elina dengan arnold"

Amanda terkejut dan langsung duduk disebuah kursi kosong. "Elina.. Apa itu benarkah."

Elina masih terdiam belum bisa memberi jawaban kepada amanda Rebecca melihat muka Amanda saja.

                            ******   

RINDU 22 HARI (SYIAGA)  (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang