Y/n POV
Kalau aku menyatakan nya, apakah Tobio akan menjauhiku? Apa Tobio akan menerima pernyataan ku. Sepertinya, memang lebih baik aku pendam sendiri perasaan ini.
Tobio juga hanya menganggap ku sebagai teman SMP nya. Ya, hanya itu.
Aku tidak boleh tidak terlalu berharap pada nya, hanya karena Tobio selalu perhatian kepadaku. Bukan berarti dia menyukai diriku.
Ponselku berdering, akhir - akhir ini aku jarang sekali menerima telepon dari seseorang. Bahkan dari keluarga pun.
Ternyata itu dari ibuku, tumbenan sekali ibuku menelpon. Tidak biasanya, aku segera keluar dari gym dan mengangkat telepon itu.
"Halo anakku sayaangg~" ibu menyapaku dengan nada riang, itu membuatku sedikit kaget.
"Ibu, kau membuatku terkejut saja" tegurku, ibuku ini memang sangat riang ketika telponan denganku. Alasan mengapa aku dan ibu jarang bertemu adalah karena dia dan ayah sibuk bekerja di Itali sekarang, memang sulit ya. Maka dari itu aku memutuskan untuk duluan pindah ke Jepang, sendirian. Disana itu sulit sekali menemukan teman, jadi aku memutuskan lebih baik kembali ke Jepang lagi. Awalnya kedua orang tuaku mengkhawatirkan itu, tapi aku meyakinkan nya, karena ada Bibi Oikawa yang biasanya menjenguk.
"Ibu ada di Hyogo, lho~"
Aku hanya ber-oh ria mendengar ucapan nya, belum mencerna dengan baik apa yang barusan ibuku katakan."H-Hyogo?! Ibu sejak kapan kembali?!" tanya ku kaget, "Baru kemarin. Minggu depan bisakah kamu kesini?"
"Kenapa tidak ibu saja yang ke Tokyo, aku ada di Tokyo sekarang" ucap ku, ia diam dan terkekeh.
"Maaf sayang, ibu tidak bisa. Pokoknya minggu depan kamu harus kesini ya!"
Tiba - tiba ibu langsung mematikan telpon nya, menyebalkan sekali. Untung ibuku, memang ya ibuku itu tidak bisa kutebak jalan pikiran nya.
Aku memasukkan ponselku ke kantung. Saat aku berbalik, ternyata ada Akaashi - kun yang sedang menghadap ke belakang.
"S-sedang apa Akaashi - san?"
"Ah, sudah selesai?"
Author POV
"Y-ya, begitulah" y/n tersenyum kikuk.
"Ada yang bisa kubantu?"Akaashi mengangguk, "Aku ingin minta tolong, ajarkan aku servis sepertimu" ucap Akaashi to the point. Y/n tersenyum dan mengangguk, "Kita lakukan itu nanti malam, karena aku juga ingin membantu Hinata berlatih"
Akaashi mengangguk setuju dan tersenyum simpul, tingkah Akaashi membuat pipi y/n memerah. "Terimakasih, sampai jumpa" Akaashi pamit dan kembali masuk ke gym untuk melanjutkan latihan nya.
Y/n pun kembali melanjutkan kerja nya sebagai manager, dan ia melamun. Karena kejadian tadi pagi, Kageyama menggendong nya hingga sampai.
"y/n - chan~ minum dong!" Oikawa yang tiba - tiba merengek membuat y/n sebal dan memukul nya, "Ambil sendiri!" dengan nada membentak.
"Iwa - chan aku di bentak!" Oikawa memang selalu menyebalkan, para fans nya itu belum tahu saja bagaimana sifat asli nya yang membuat orang di sekitar nya ingin memukul wajah narsis itu.
"Kau mau ku pukul?!"
"Jahat!"
Y/n hanya diam menatap mereka berdua, 'punya temen gini amat' y/n meratapi nasib nya, karena menjadi sahabat Oikawa itu sangat sulit. Merengek tidak jelas, narsis tingkat dewa.
Y/n hanya bisa geleng - geleng kepala melihat tingkah Oikawa, begitupun Iwaizumi. Kenapa bisa sesabar itu menghadapi Oikawa?
"y/n - chan, aku ingin bertanya kepadamu" Oikawa duduk di hadapan y/n.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harem Reader (Haikyuu!!)
Romance"(Name) kami menyukai mu!!" Di perebut kan oleh cogan di haikyuu?! "siapa yang harus kupilih?" Haikyuu milik Furudate Haruichi - sensei Story by Me