Bab - 14 | Pooh

1.4K 173 7
                                    

Ruang meeting sekretariat BEM tampak sibuk hari ini. Seluruh panitia relawan BSM tengah menyiapkan segala persiapan untuk program pertama yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Kana merasa bersalah tertinggal terlalu banyak karena tidak menghadiri rapat dua kali.

"Dio."

"L-lo tau nama g-gue?" Kana mengernyit bingung melihat reaksi aneh cowok yang barusan ia sapa di depannya.

"Tau. Dio, kan?" tanya Kana memastikan.

"Eh iya Dio. G-gue Dio."

"Kemarin kata Noah surat izin tempat pelaksanaan, suratnya sama kamu. Boleh minta suratnya gak? Buat arsip." Kana menjelaskan maksudnya pada Dio. Dio merupakan salah satu staf divisi humas yang jarang berinteraksi dengan Kana. Menjadi sekretaris ternyata tidak membuat Kana bisa berinteraksi dengan semua orang. Kana lebih sering berinteraksi dengan para ketua divisi yang memang langsung meminta berbagai kebutuhan administrasi kepadanya. Tapi, bukan berarti Kana tidak mengenal semua anggota panitiakan?

Dio mengangguk-angguk kuat, membuat rambut klimisnya turut bergerak. "B-boleh. Boleh banget."

Cowok bernama Dio itu tampak langsung membongkar tasnya. Benar-benar membongkar. Hingga mengeluarkan seluruh isi tasnya. Tampak apa yang ia cari, kemudian diserahkan pada Kana.

"Ini K-kana." Dahi Kana semakin mengernyit melihat tangan Dio yang bergetar saat menyerahkan surat izin itu kepadanya.

"Makasih," Kana meraih surat tersebut dari tangan Dio, lalu bertanya, "Kamu gapapa? Tangan kamu gemeteran. Kamu sakit?"

Dio menyentuh dadanya dan menatap aneh kepada Kana.

Plak

Tiba-tiba kepala Dio terlontar ke samping karena dipukul Noah.

"Anj-"

"Sadar lo!" Seru Noah.

Kana berjengit ngeri mendengar kuatnya suara pukulan Noah. "Kamu jahat banget sih. Kasian itu Dionya."

"Lo ngapain dateng?" kini Noah mengalihkan perhatiannya pada Kana.

"Rapat. Masa Kamu masih nanya."

"Lo bukannya baru pulang semalam?"

"Iya. Tapi aku udah sehat. Bintik-bintiknya juga udah hilang." Kana menunjuk pipinya sendiri.

Noah mengangguk paham. "Gue minta buatin surat izin kegiatan yang diketahui WR II."

"Oke. Aku print dulu sebentar." Kana berjalan mendekati laptopnya dan printer -yang memang dimiliki oleh BEM-yang terletak di pojok ruangan. Selama bergabung dikepanitiaan, Kana memang hanya mengurus mengenai administrasi untuk kepentingan acara.

Selama menjadi panitia, Kana mendapatkan banyak pembelajaran. Ternyata dalam menyusun sebuah acara itu, ribetnya melebihi sulitnya menyusun kata dalam pembuatan paper. Dari awal harus ada izin pihak sana-sini, keliling mencari dana dan sponsor, menyiapkan acara sedetail mungkin. Tidak boleh ada kesalahan. Satu kesalahan bisa merusak sistem kerja keseluruhan divisi. Dan itu tentunya berakibat buruk pada kelangsungan acara.

Di kepanitiaan ini juga, Kana bisa bertemu orang-orang hebat yang mampu bekerja sama dan bersosialisasi dengan baik. Kana sedetikpun tidak menyesal ikut serta menjadi panitia. Kana diam-diam juga mulai memperbaiki diri. Setiap hari Kana, menyapa beberapa anggota dan belajar memulai percakapan. Kana senang saat mendapati perubahan positif dalam dirinya.

CWTCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang