Bab - 38 | Step by step

1K 131 1
                                    

Hari ini Bunda sudah bolehkan untuk rawat jalan di rumah.

"Akhirnya di rumah juga. Bunda rindu masak. Masak apa ya hari ini?"

Noah yang mendapati sang Bunda tengah menatap dapurnya berbinar, dengan segara menariknya dan di dudukkan di ruang tengah. "Gak ada masak apa-apa. Bunda diem aja. Nonton siaran kesayangan Bunda sana. Catatan seorang istri kek, suami, pembantu, tetangga. Anak tertukar, suami tertukar. Apalah itu terserah. Yang penting Bunda diem. Jangan kecentilan mau masak segala. Kalau pengin sesuatu pesen gofood."

Bunda mendengus tak terima. "Kamu kok cerewet banget sih?"

"Ini nih remotnya," Noah menyerahkan remot tv pada genggaman sang Bunda. "Udah. Bunda gak usah banyak gaya."

Kana yang juga duduk tak jauh dari pasangan Bunda dan anak yang tengah berdebat itu, terkekeh lucu. Hate love relationship antara keduanya terlihat sangat menggemaskan.

"Cantik.." panggil Bunda pada Kana. Kana lantas berpindah duduk ke sebelah Bunda. "Mending kamu bawa deh ini anak satu jauh-jauh. Bosen Bunda 24 jam lihat dia. Bunda kan punya suami. Mau sayang-sayangan lah."

"Idih. Udah gak jual mahal dia," sindir Noah.

"Udah jadi suami ngapain jual mahal? Udah laku. Pergi deh kamu sana. Ajak Kana keluar kek. Bunda titip popcorn bioskop dong."

"Bunda gak inget harus diet sehat mulai sekarang?" Noah menegur.

"Kalau makannya gak berlebihan kan gak langsung sakit."

Melihat Noah yang tengah bersiap mengeluarkan ceramahnya, Kana langsung melerai, meraih tangan Bunda lembut. "Jangan ya Bunda? Lebih baik mencegah daripada mengobati, yakan? Jadi daripada nunggu Bunda sakit, lebih baik untuk Bunda tetap sehat. Dan .. Bunda jangan sakit lagi."

"Kalau bujuknya pakai yang manis-manis kayak kamu gini, gak mungkin Bunda gak turuti," decaknya gemas. "Oke-oke. Bunda titip apa aja deh yang menurut kamu sehat. Tapi belinya harus lewat bioskop ya! Dan pulangnya harus setelah nonton satu film di bioskop. Oke?"

"Nontonnya di rumah aja gimana? Bunda ntar sendirian di rumah."

"Ini lakik Bunda udah di jalan loh. Dua menit lagi paling sampe."

"Yauda. Kalau gitu kita tunggu dulu sampai ayah-" ucapan Noah terhenti saat mendengar suara mobil yang memasuki halaman depan rumah.

"Tuh kan. Udah pulang. Mending kalian pergi deh. Bunda enek lihat kamu." Tunjuk Bunda pada Noah.

"Yauda. Noah keluar dulu. Awas aja kalau Bunda ketahuan ngerjain yang aneh-aneh." Ancam Noah sebelum bergerak keluar bersama Kana.

*

"Kamu mau nonton apa?" Tanya Noah begitu mereka sampai di bioskop mall dekat rumahnya.

Kana turut memandangi poster film yang terpajang di sana. "Aku jarang nonton sih. Aku juga gak terlalu up to date film keluaran baru atau yang lagi hits. Menurut kamu apa yang seru?"

"Horor gimana?"

"Boleh."

Noah kira, akan ada kesempatan dimana pacarnya ini akan teriak ketakutan akibat jump scare lalu memeluknya. Kalau ada adegan seperti itukan bisa Noah manfaatkan untuk menambah nilai plus di mata Kana sebagai pria sejati yang mampu melindungi kekasihnya walau hanya dari serangan jump scare belaka. Tapi apa ini? Kana malah terlihat nyaman-nyaman saja dengan backsound jeritan cewek-cewek seisi bioskop yang tampak melayangkan reaksi biasa orang ketakutan.

CWTCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang