Bab - 36 | Salah

1K 131 1
                                    

Selain kamarnya, ruangan kedua yang Kana sukai di rumah ini adalah perpustakaan. Perpustakaan terletak di lantai 2 dekat kamar Kana. Untuk ukurannya sendiri dua kali lebih luas dari kamar Kana. Dekorasi perpustakaan didesain dengan mengusung tema cozy dan calm yang tidak terlalu berbeda dengan kamarnya dengan nuansa warna nude yang memenuhi ruangan. Buku-buku tersusun rapi di rak yang melekat dengan dinding dengan beberapa sekat senagai pemisahnya. Di tengah ruangan terdapat beberapa sofa yang saling berhadapan sebagai spot utama ruangan.

Kana membuka pintu perpustakaan. Sedikit terkejut mendapati mamanya berada di sana. Tengah khidmat membaca lembaran riset berteman teh hijau di sisinya.

Ada yang berbeda dengan mama. Menjadi direktur rumah sakit tentunya menuntut mama untuk selalu siap sedia dengan banyaknya pekerjaan. Mama selalu pergi pukul 7 atau terkadang lebih cepat dari itu. Kapanpun mama dibutuhkan oleh rumah sakit,  mama selalu sedia untuk pergi detik itu juga. Tidak melihat apakah itu tengah malam atau  dini hari. Kana bahkan tidak pernah ingat kapan terakhir kali mamanya mengambil cuti dan berlibur. Tidak ada bedanya ketika mama ikut pergi dinas ke Singapura. Mamanya juga akan selalu sibuk. Satu-satunya kesempatan Kana melihat mama full seharian di rumah, ketika mama jatuh sakit. Itu juga tidak lebih dari sehari. Oleh karena itu, ketika mendapati mamanya ada di rumah tanpa terlihat sibuk mengerjakan apapun lebih dari 3 hari, Kana yakin pasti ada sesuatu yang terjadi. Apa sedang ada masalah di rumah sakit?

Kana berjalan mendekati mamanya yang tampak tidak terusik dengan kehadirannya. Ia mengambil posisi duduk di depan mamanya. "Mama gak kerja?" Tanya Kana seraya membuka buku materi kuliah yang akan diujiankan hari ini.

"Masih cuti," ujar Mamanya singkat sambil membalik lembaran riset bacaannya. "Kamu mulai ujian hari ini?"

"Iya, Ma. UTS-nya dimulai hari ini. Jadwalnya siang." Kana sedikit melirik ke mamanya. "Mama lagi cuti ya? Berapa lama?"

"Belum tahu," balas mamanya singkat. Kana kemudian diam tidak tahu harus bertanya apa lagi pada mamanya. Iapun beralih memfokuskan diri mengulas singkat materi ujian hari ini.

Setelah keheningan yang cukup lama, mama kembali bersuara membuat Kana mengalihkan fokusnya.

"Bagaimana rencana kamu setelah lulus S1?"

"Lanjut S2. Seperti yang Papa perintahkan, sebelum kerja di perusahaan," jawab Kana lugas tanpa keraguan. Karena memang perintah papanya sejak awal ia memulai kuliah. Jadi Kana tidak punya tujuan lain selain hal tersebut.

Kana memperhatikan mama yang tampak melamun sejenak. Pandangannya lurus pada bacaan riset di depannya, namun kedua matanya jelas tampak kosong. Kemudian mama bertanya dengan suara lirih, "Apa kamu benar-benar ingin melakukannya?"

Kana menjeda sebelum menjawab, "Kana bisa kok, Ma. Apa Kana harus melakukan sesuatu yang lain?" Ia bertanya begitu hati-hati. Sebenarnya Kana ingin tahu apa yang membuat Mamanya begitu gelisah seperti ini. Apa bertengkar dengan Papa? Kalau saja Mamanya sedikit lebih terbuka pada Kana, mungkin dirinya bisa sedikit mengerti.

"Bukan. Hanya saja kamu tidak perlu lagi menuruti segala permintaan papa kamu."

Sontak Kana terkejut mendengar pernyataan Mama. Selama ini Mamalah yang mendorong Kana untuk terus membanggakan Papanya. Melakukan permintaan Papa meski itu diluat batas kemampuannya. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba Mama berkata seperti itu? Sepertinya benar, Mama bertengkar dengan Papa. Kana lantas bertanya dengan lembut, "Mama ada masalah dengan Papa?"

Seakan tersadar, mama kembali pada fokusnya. "Tidak ada masalah apapun. Jangan terlalu dipikirkan. Untuk sekarang fokus saja pada kuliah."

Mama dan papa baik-baik saja kan? Tidak akan terjadi apapun kan pada kelurganya?

*

CWTCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang