Bab - 29 | Program III

1.1K 146 1
                                    

Program ketiga, yang menjadi hari terakhir pelaksanaan program kepanitiaan BSM. Lokasi yang menjadi tujuan kegiatan hari ini adalah panti asuhan Satu Atap. Panti ini khusus untuk anak yang menjadi korban pelecehan atau kasus perdagangan anak.

Faktanya, dunia memang sekejam itu. Tidak melihat apakah itu orang dewasa, remaja atau anak-anak sekalipun. Human traficking bisa menyerang siapa saja.

Anak-anak di panti asuhan ini kebanyakan masih dalam usia balita. Pelayanan dan perawatan yang disediakan di sini sangat ramah anak. Kalau dua panti asuhan sebelumnya, panitia berperan sebagai media pemberi ilmu, di sini malah panitia yang lebih banyak mendapatkan ilmu.

Panitia dibagi menjadi 5 kelompok, sesuai dengan program yang diajarkan di panti ini untuk meningkatkan kecerdasan anak. Diantaranya, ada program terapi Wicara atau Speech Teraphy, Terapi Gerak atau Fisik, Terapi Occupational, Terapi Behavior, Terapi Otak.

Noah mendapat kelompok speech teraphy yang sayangnya ia tidak sekelompok dengan Kana yang mendapat kelompok terapi otak.

Terapi wicara sendiri bertujuan untuk mengatasi keterlambatan bicara anak, dan efektivitasnya bergantung pada penyebab dan trauma yang dialami sang anak itu sendiri. Dalam pelaksanaannya, Noah sendiri diajarkan untuk melakukan diskusi kecil dengan si anak secara personal. Bernyanyi bersama dan membacakan cerita dongeng.

Tidak mudah melakukan pendekatan pada anak-anak. Khususnya anak-anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka. Mereka tidak terlalu suka kedatangan orang asing. Untuk itu sedari tadi, sudah beberapa kali terdengar tangis dari beberapa anak begitu didekati oleh panitia. Syukurnya para perawat dan instruktur di panti ini terlihat dangat sigap menenangkan anak-anak.

Twinkle, twinkle little star
How I wonder what you are
When the blazing sun is gone
When he nothing shines upon
Then you show your little light
Twinkle, twinkle, all the night
Twinkle, twinkle little star
How I wonder what you are

Noah melakukan pendekatan dengan bernyanyi pada seorang anak berumur 5 tahun, saat ini. Walau tak tampak langsung berpengaruh pada keterampilan si anak, namun setidaknya anak-anak yang berinteraksi dengannya tidak lagi menjaga jarak dengannya. Noah melihat beberapa anak di depannya yang mendekati tampak ingin Noah menyanyi lagi. Noah percaya diri dengan suaranya.

Kana suka gak ya kalau gue nyanyiin? Tiba-tiba pikirannya nyeleneh.

Ingin memastikan jawaban atas pertanyaan itu, Noah mengedarkan pandangannya. Pandangannya jatuh tepat di mata Kana yang sedang dalam kelompok di ujung ruangan yang bersebrangan dengannya dimana kebetulan perempuan itu juga menatapnya. Namun sebelum Noah melontarkan senyum seperti biasanya, Kana terlihat membuang pandangannya.

Hari ini Kana aneh. Hal itu sudah berkali-kali terbesit di benak Noah seharian ini. Dimulai dari dalam bus, di mana Kana tidak mau duduk di sebelahnya-selayaknya hari-hari sebelumnya-dan memilih duduk di sebelah Dio-membuat Dio hampir pingsan kegirangan. Padahal Noah sudah menyiapkan kursi itu khusus untuk Kana seperti biasanya. Tidak berhenti sampai di situ, beberapa kali Noah kerap mendapati Kana seakan tidak ingin lama-lama berdiri bersebelahan dengannya. Berkali-kali juga Noah mencari keberadaan gadis itu yang hari ini sering tiba-tiba menghilang. Kana seakan-akan sengaja bersembunyi darinya. Berpura-pura menyibukkan dirinya melakukan jobdesc entah apa. Jelas Kana sedang menghindarinya.

Padahal Noah mencari-cari celah waktu, duduk berdua dengan Kana. Membahas pengalaman hari ini. Penasaran bagaimana pandangan perempuan itu pada human traficking. Tapi selalu gagal karena gadis itu juga sibuk menutup celah waktu yang ada. Apa Noah melakukan suatu hal yang salah?

CWTCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang