Bab - 5 | First Meeting

1.6K 185 6
                                    

Kana bisa melihat beberapa orang yang telah duduk bersila hampir membentuk setengah lingkaran memenuhi ruangan. Kana dan Feby mengambil posisi duduk menyesuaikan bentuk setengah lingkaran yang telah terbentuk. Setelah 15 menit berlalu, barulah tampak ruangan yang telah dipenuhi oleh kurang lebih 30 orang dengan duduk melingkar dan Feby duduk di sebelahnya.

Hari ini adalah jadwal pertemuan pertama kepanitiaan BSM setelah selesai tahap wawancara empat hari yang lalu. Kana telah duduk selama 15 menit di ruangan tersebut. Selama 15 menit juga, Kana bisa melihat betapa bagusnya jiwa sosialisasi yang dimiliki Feby. Feby telah berbicara bahkan sampai ke tahap tertawa bersama dengan teman yang duduk di sekelilingnya dengan sesekali membawa Kana dalam percakapannya.

Berbeda dengan Kana yang hanya menunggu Feby mengikutsertakannya di dalam percakapan. Bukan maksud Kana berlagak sombong, hanya aja memang dasar Kana yang jiwa sosialisasinya sangat buruk. Bahkan untuk memulai sebuah percakapan basa-basi saja rasanya sangat sulit. Kana bersyukur ada Feby yang juga ikut dalam kegiatan ini, sehingga ia tidak terlalu merasa terasingkan. Berada di luar zona nyaman ternyata tidak semudah itu.

"Lo udah tau belum Na? Siapa PO acara ini?" tanya Feby tiba-tiba.

"Udah. Noah, Kan?"

"Lo tau kan, di BEM Noah jabatannya apa?"

Kana menggeleng. Sejauh yang Kana ingat, dua hari lalu ketika ia bertemu Noah di seminar, Noah hanya mengatakan ia bagian dari anggota BEM. Tapi tidak menjelaskan anggota di bagian apa.

Feby yang melihat gelengan Kana, terlihat begitu terkejut saat Kana tidak mengetahui siapa itu Noah yang sedang mereka bahas. "Lo gaktau?"

Kana menggeleng sekali lagi menegaskan.

"Terus lo tau darimana Noah ketua pelaksana kepanitiaan ini?"

"Aku tanya waktu wawancara kemarin."

"Noah itu wakil ketua BEM FEB, anak Management." Feby menjelaskan. "Emang lo gak ikut pemilu ketua dan wakil ketua BEM FEB?"

Gelengan Kana menjadi jawaban atas pertanyaan Feby. Ia saja tidak tahu menahu kapan pemilu itu berlangsung. Kana hanya pernah sekali ikut pemilu. Pemilihan ketua dan wakil ketua BEM kampusnya. Itu juga karena permintaan si calon ketua BEM-nya secara langsung pada Kana yang memang ia kenal. Kana cukup menyadari, banyak hal yang ia lewatkan.

"Tadi Riana cerita. Lo tau, Na?" Ini pertanyaan retoris yang tidak memerlukan jawaban. Jadi Kana memutuskan diam dan menunggu cerita Feby sampai selesai. Dan siapa gadis yang bernama Riana itu?

"Noah lagi jomblo dong," ucap Feby antusias. "Jomblonya sejak lahir. Murni banget jiwa raganya."

Okay, jadi Noah jomblo-jomblo sejak lahir lebih detailnya. Dan petanyaannya, kalau pria itu jomblo, kenapa? Apakah berita ini sepenting itu sampai-sampai membuat Feby luar biasa berbinar saat menceritakannya? Kana juga belum pernah pacaran sejak ia dilahirkan. Jadi itu bukan berita yang harus digemborkan. Emang penting? Pertanyaan itu muncul begitu saja dibenak Kana. Status pria itukan tidak ada hubungannya dengan kepanitiaan. Jadi itu tidak termasuk dalam kategori sesuatu yang penting bagi mereka. Toh, Feby juga sudah punya Rizky. Lalu, sepenting apa status kejombloan Noah itu sampai-sampai harus disebarluaskan? Sebenarnya Kana tidak terlalu tertarik membahas tentang hal pribadi orang lain. Namun, mengingat Kana juga tidak memiliki bahan obrolan yang bisa dijadikan sebagai pengalihan isu, Kana memilih diam dan menyimak cerita Feby selanjutnya.

"Noah itu terkenal karena aktif banget. Dia mungkin bukan ketua BEM, tapi kesibukannya udah ngalahin ketua. Mungkin udah puluhan kali dia pernah jadi ketua acara kepanitiaan. Beberapa kali juga dia juara LKTI. Tapi pastinya gak sesering lo lah. Dia lebih sering ikut kegiatan Youth Volunteer gitu. Dan kalau kompetisi, dia lebih sering ikutan BPC. Memang terakhir gue liat di instagram storiesnya, dia ikutan Asean Youth Volunteer Program ke Laos. Gila engga sih?"

CWTCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang