Gue harus gimana?
Gue harus gimana?
Gue harus gimana?
Sedari balik sama Dandy, pertanyaan itu terus-terusan muncul. Ditambah lagi, tadi jam sembilan Mama nya Dandy nelpon. Dia tanya kenapa gue gak ikut jemput.
Sebenernya bisa aja gue langsung bilang kalau kita udah putus. Tapi gue gak tega, apalagi Mama nya Dandy itu pernah sebaik itu sama gue di masa lalu. Apa gue tega buat nyakitin Mama nya Dandy?
Gak lama ada telpon masuk dari Kak Jano. Mata gue kembali berair. Pada dasarnya gue emang cengeng.
"Halo?"
"Hai! Tumben lama ngangkat nya? Gak kangen lo seharian gak denger suara gue?" seru Kak Jano.
Kangen berisiknya.
"Fa? Halo?"
"Halo..." balas gue lirih.
"Kok lemes? Belun makan lo?"
"Kakak emang udah makan?" Gue malah balik tanya.
"Udah nih, sama Martabak Kismis."
Martabak Kismis itu kayak udah jadi inside jokes gue sama Kak Jano selain 'Folio bergaris'
"Emang beneran ada ya?"
"Ada, gue beli Martabak terus gue taburin kismis sendiri. Lo udah makan belom?" Dia ketawa di ujung sana.
"Kakak lagi apa?"
"Lagi ngerjain PR di folio bergaris."
"Kak..."
"Hahaha, beneran gue. Ini lagi nulis surat cinta buat ketua konferesi. Tumben sih gak heboh, ngantuk lo?"
"Fa?" panggilnya.
"Hng?"
"Tumben gak berisik? Ngantuk apa?"
"Enggak." Gue nyeka sisa air mata di pipi gue.
"Terus kenapa?"
"Kangen Kak Jano aja."
Dia ketawa di ujung sana.
"Baru dua hari Fa. Perasaan gue rajin nelponin juga. Kurang ya? Maunya lima kali sehari?"
"Lo pilek ya?"
"Enggak kak."
"Gue tutup aja apa? Lo istirahat aja."
"Jangan," cegah gue.
Di kamar gue menyeka tangis gue. Kemudian memposisikan diri dengan duduk di atas tempat tidur.
"Kak." Gue memanggil dengan nada yang dipenuhi keraguan.
Should I tell him?
"Hmm?" Balasnya.
Gue kembali menimbang apakah gue harus cerita sama Kak Jano?
"Bisa enggak sih balik besok?"
"Hah? Gak bisa lah."
"Fa? Lo nangis?" Tanyanya.
"Eh? Beneran? Kenapa nangis?" Lanjutnya.
Beberapa kali bertanya, dia masih dengan nada suara yang tenang.
"Pengen Kak Jano cepet pulang."
Kak Jano terdiam beberapa detik. Gue mematung di tempat tidur sambil menunggu responnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/191885712-288-k216030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior [1] : Finding Mr. Right
FanfictionCinta aja ternyata enggak cukup dalam sebuah hubungan. Secermerlang apapun karier juga ternyata enggak cukup kalau itu hanya untuk ajang pembuktian. Semuanya rumit bagi Sharefa Yushrin. Inginnya, sang kekasih selalu perhatian dan ada untuk dirinya...