Dua hari gue gak masuk kerja. Beneran sakit oy, gak pakai pura-pura. Terus dua hari juga Dandy tiap balik kerja nyamperin ke rumah. Jadi mau sakit terus aja kalau begini.
Setelah cukup istirahat, akhirnya gue masuk kerja lagi. Aduh, siap-siap disuruh aneh-aneh lagi sama si Jano Martabak Kisimis itu. Males tapi ya gimana?
Untung dia hari ini lagi pergi ke luar kota jadi hari ini kerjaan gue gak berat-berat amat. Senior-senior yang lain juga kebetulan hari ini pada pergi ke pengadilan dan gak balik ke kantor sampai jam pulang kantor.
"Yay! Jam pulang kantor!" Gue langsung buru-buru berkemas.
Kak David yang disebelah gue ngeliatin dengan penuh tanda tanya. Liat gue super excited kali ya.
"Lo mau ketemuan sama pacar lo ya?" tanyanya sambil merenggangkan otot.
Eh? Kok tau?
"Ah! Udah keliatan sih. Yaudah sana hati-hati baliknya."
"Okay! See you kak! Kak Raka gue balik dulu." Pamitku ke Kak Raka dan Kak David.
Gue jalan ke arah lobby sambil mastiin rambut dan makeup gue masih layak.
"Uwa cantik banget sih gue."
"Pede amat."
Aduh, hawa gelap nan pekat tiba-tiba langsung menyelimutiku.
Bercanda.
Kak Jano ada di lobby, entah dia dari rumah atau langsung ke sini sehabis dari luar kota. Gak jelas, soalnya dia cuma pakai kaos panjang doang sama slippers.
"Eh bapak senior. Udah balik nih dari dinasnya?"
"Jadi gue bapak lo apa senior lo?"
"Tergatung lo mau jadi yang mana sih Kak. Kalau mau jadi bapak gue, beliin jajan dulu." Canda gue.
"Lo udah sehat?"
"Kalau gada lo gue sehat kak. Cuma kalo lo balik keknya pening di kepala bakalan balik lagi. Apalagi kalau liat folio bergaris, huuuh bawaanya ingin mual dan muntah."
Kak Jano mengeryitkan dahi, "Lo gak sakit kan?" Kak Jano naroh punggung tangannya ke dahi gue.
"Udah sehat kakak senior. Mana oleh-olehnya nih?" Gue mengadahkan kedua tangan gue ke dia.
"Oh iya!" Kak Jano jalan ke arah mobilnya yang terparkir gak jauh dari lobby.
"Beneran? Gue bercanda doang kak."
"Gue kan senior yang baik hati."
"Gue kan senior yang baik hati hilih." Gue mengejeknya sambil menirukan kalimatnya.
"Nih buat lo." Dia misahin satu paper bag buat gue.
"Wow! Makasih Kakak Jano Marais Harahab!"
Kak Jano memutar mata malas.
"Kakak balik dari Surabaya langsung ke sini atau balik rumah dulu?"
"Mampir sini dulu. Di atas ada siapa aja?"
"Udah pada balik sih, tinggal Kak Raka sama Kak David doang. Mau ngapain emang?"
"Tuh bawain oleh-oleh buat mereka."
"Ih Kakak senior ini baik juga ternyata kalau gak lagi ngasih tugas."
"Lo mau balik?"
"Mau gue anter sekalian gak?"
Pimp!
Klakson sebuah mobil terdengar kencang.
"Udah dijemput nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior [1] : Finding Mr. Right
FanficCinta aja ternyata enggak cukup dalam sebuah hubungan. Secermerlang apapun karier juga ternyata enggak cukup kalau itu hanya untuk ajang pembuktian. Semuanya rumit bagi Sharefa Yushrin. Inginnya, sang kekasih selalu perhatian dan ada untuk dirinya...