Kak Jano itu beda banget sama mantan gue. Kalau Dandy meskipun pendiem dan galak dikit, tapi dia soft. Setelah bandingin beberapa minggu gue jadi tau, namun kemudian gue jadi bingung.
Bingung, kenapa gue bisa suka sama Kak Jano.
Kak Jano ini sebenernya bukan tipe gue. Gaya pacarannya bukan gue banget. Terlalu biasa buat bisa disebut pacaran. Tapi anehnya, gue nyaman-nyaman aja sama dia.
Kalau ada dideket Kak Jano tuh rasanya kayak diurusin banget. Mungkin faktor usia kali ya? Gue coba memahami dia sedikit demi sedikit. Gue rasa, emang diumur dia yang sekarang Kak Jano gak suka pacaran yang menye-menye. (Kayak Jaerend sama Putri, lol 🤣)
Gue sama Kak Jano udah jalan tiga minggu, dan orang kantor gak ada yang nyadar kalau gue sama Kak Jano pacaran. Kak Jano itu gak suka gaya pacaran yang lebay, dia ngomong sama gue juga kayak biasanya. Gak ada yang berubah.
Terus nih ya... gue tetep dikasih tugas dan PR seperti biasanya. Gue pikir kalau jadi pacar dia gue bisa bebas dari tugas.
"Jadi pacar gue bukan berarti dapet keringanan. Tugas ya tugas," katanya sambil memeriksa folio bergaris di tangannya.
"Tapi, gue kan capek," keluh gue
"Kerja emang capek, kalau mau gak capek lo tidur aja jangan kerja."
"Yaudah gue pamit tidur kak."
"Gue tambahin tugas mau?"
"Ya Tuhan kak, gak tau apa ini otak udah mau meledak." Gue memijit kepala gue.
"Tuh air galon," tawarnya.
"Buat apa?" tanya gue
"Buat nyiram kepala lo lah."
Asdfghjkl
Gue menyipitkan mata, kemudian kaki dia gue injek beberapa kali.
"Sakit!"
"Jahat lo tuh!"
Yang ada Kak Jano malah ketawa.
"Iya deh sorry. Hahaha, kalau gitu ntar malem mau keluar?"
"Mauu! Mau kemana? Fancy dinner yuk hehehe."
"Gak, mending ke angkringan aja. Gak ribet, udah gitu gak ada aturan."
"Halah pelit amat."
***
Kita jadinya kemana?
Akhirnya kita pergi ke alun-alun kota, gak cuma berdua. Tapi berlima, karena Kak David sama Kak Raka ikutan. Tadi Kak Jeni mau ikut, tapi gak jadi soalnya suaminya mendadak masuk angin, terus Kak Rilla jangan ditanya, dia lagi pdkt sama Kak Daril.
"Mau apa?" tanya Kak Raka.
"Gatau kak, aku ngikut aja."
"Kalau gak tau kasih dia nasi lalapan aja Ka." Tega sekali pacarku yang satu itu.
"Kakap bakar mau?" tanya Kak Sam.
In this team I only stan Kak Raka & Kak Sammy.
"Mau es jeruk juga dong kak," pinta gue sambil berjalan duduk ke pinggir lapangan nyusulin Kak Jano dan Kak David.
"Gak! Jeruk anget aja buat ini bocah. Kemarin dia hampir bengek."
"Jano hafal banget," gumam Kak Raka yang kemudian menuju si pembuat minum.
"Kan gue pacarnya."
Semua mata langsung ngeliatin Kak Jano, termasuk gue yang disebelahnya. Tau-tau gak ada angin, gak ada hujan Kak Jano ngomong begitu. Gue juga kaget ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior [1] : Finding Mr. Right
FanfictionCinta aja ternyata enggak cukup dalam sebuah hubungan. Secermerlang apapun karier juga ternyata enggak cukup kalau itu hanya untuk ajang pembuktian. Semuanya rumit bagi Sharefa Yushrin. Inginnya, sang kekasih selalu perhatian dan ada untuk dirinya...