"Dandy aku mau ke acara Senior aku. Kamu bisa nemenin enggak?"
"Kapan?"
"Malem minggu besok."
Dandy terdiam sejenak di ujung telepon. "Malem kan?"
"Iya!" gue excited banget. "Jadi bisa?!" seruku lagi.
"Hmmm, mau di jemput jam berapa?"
"Jam 7 ya?"
"Oke, udah ini aja yang mau diobrolin?" suaranya terdengar lelah..
"Kamu capek ya?" tanyaku.
"Iya, aku baru keluar dari ruang operasi."
"Yaudah tutup aja kalau gitu."
"Maaf ya?" sesalnya.
"Kamu istirahat aja. See you."
"Hmmm, see you babe. Kamu juga istirahat," tutupnya.
***
Sabtu datang begitu cepat. Sebelum jam 7 gue udah siap di depan rumah nunggu Dandy. Gak lama Dandy keluar dengan outfit serba hitam. Gue buru-buru berlari menghampirinya, bahkan sampai hampir tersandung.
"Eh!"
"Hehe," responku.
"Pelan-pelan," tegurnya.
Sementara gue langsung mengambil lengannya, lalu mengapitkan tangan gue lengannyanya.
Bahagia gue itu simple sebenernya. Dandy mau luangin waktunya buat gue seperti ini aja gue udah seneng.
"Aku seneng banget!" seru gue.
Dandy tersenyum. "Maaf ya kemarin sibuk terus," sesalnya.
Dan dengan begitu murahnya gue maafin dia saat itu juga. Rasa kesal yang sempet muncul beberapa hari yang lalu seketika sirna ketika ngedenger permintaan maafnya.
***
Acara perayaan untuk law firm Kak Jano diadakan di rumah orangtuanya. Waktu gue dateng, di sana udah ramai, beberapa senior gue dari law firm yang lama juga di undang.
"Kita kasih selamat terus balik ya?"
"Kok gitu?" Dandy bertanya.
"Kamu enggak mau ketemu sama temen kamu dulu?"
Gue menghembuskan nafas kasar. "Memang sejak kapan aku punya temen Dan?"
"Aku anggap mereka temen, merekanya belum tentu anggap aku temen," lanjut gue.
Dandy tersenyum samar kemudian merangkul dan mengusapnya pelan.
"Ya, habis ini terserah kamu kita mau ke mana."
Senyum gue mengembang lebar seraya menatap wajah tampan Dandy di sebelah gue.
Di dalam Kak Jano terlihat berlalu lalang menemui para tamunya. Segera gue membawa Dandy mendekat ke arah pengacara itu.
"Kak," sapa gue.
"Hai? Dari tadi?" tanya Kak Jano.
"Ah, enggak baru aja. Oh iya ini Dandy."
"Jano."
"Dandy."
"Refa?" tiba-tiba seseorang memanggil gue.
"Mama?!" gue kaget, di sana ada Mama sama Papa juga.
Dandy buru-buru memberi salam dengan sedikit mendundukan badan. Tapi Papa malah melengos dan menghampiri Kak Jano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior [1] : Finding Mr. Right
FanficCinta aja ternyata enggak cukup dalam sebuah hubungan. Secermerlang apapun karier juga ternyata enggak cukup kalau itu hanya untuk ajang pembuktian. Semuanya rumit bagi Sharefa Yushrin. Inginnya, sang kekasih selalu perhatian dan ada untuk dirinya...