dua

1.2K 145 22
                                    

Tepat pukul dua belas siang, Saka standby di depan satu gedung ternama di kota ini. Bagaimana tidak, bahkan dari luar kota pun mengincar untuk masuk kesini; Fakultas Kedokteran UGM.

Dia mematikan motornya, bahkan tidak melepas jaketnya juga--terlanjur bilang dia mengenakan jaket hijau khas miliknya. Dan akhirnya dia memilih membuka contact milik Danis karena dia tidak tahu teman Cantika yang mana.

Dia mengirimkan berberapa pesan, sampai akhirnya Danis membalas pesannya dengan satu contact dan satu foto yang Saka yakini itu adalah orang yang dimaksud Cantika.








Danis lele dumbo
_______________________________________

Hai kak, ini Caca eh-
Danis lagi nyetir jadi ini
Hp nya gue pegang.
12.03

Ini ya kak fotonya, dia
yang depan okey. Makasi
have fun kak.
12.05

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ya Ca, makasih ya.
12.05

_______________________________________

"Wah ngadi ngadi ini Danis-" monolognya. Sekarang netranya fokus pada wanita yang mengenakan masker itu.

Sekarang dia memperbesar gambarnya, melihat lebih detail, dan jarak pandang antara mata dan Handphone nya sekarang bahkan kurang dari 10cm.

"Geulis-"

Sampai terlalu asik, bahkan dia tidak menyadari bahwa ada yang menepuknya sedari tadi.

"Mas?"

"Halo mas?"

Saka melirik sedikit, sampai dia betul betul melihat seseorang di samping kirinya.

Keheningan diantara mereka, dan akhirnya Saka buru buru memasukkan Handphone nya, dan tersenyum kikuk kepada seseorang yang berdiri disamping nya dengan wajah bingung. "A-ah, temennya Cantika ya?"

Dia mengangguk, tersenyum simpul karena tingkah dari Saka. Pastinya, dia menepuk karena Saka asik memperbesar fotonya. "Iya, tadi Cantika ngabarin saya, katanya hari ini yang nganter nganter mas dulu? Temennya Danis kan?"

Saka mengangguk sebagai balasan. Dan sekarang dia menyerahkan satu helm kepada perempuan di sampingnya. "Ini helmnya mbak,"

Netra mereka bertemu, lantas bukan mengambil helm, perempuan itu mengulurkan tangannya. "Panggil aja Shira. Kalau kamu temennya Danis, kenapa harus kaya mas ojek dengan penumpangnya?"

Lagi-lagi Saka kikuk. Sialan memang, dia selalu payah di depan wanita karena hati dia yang suka berdebar. "Oh iya, saya Saka," jawabnya. Dia membalas uluran tangan dari Shira.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang