empatbelas

255 43 3
                                    

"Saka! Pelan pelan ah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saka! Pelan pelan ah!"

Shira meremat bahu pria di depannya, sesekali menepuknya supaya laki-laki itu mendengarnya.

"Astaga ini bahkan gak kencang."

"Ini ngebut namanya!"

"Keburu rame!"

"Sayang nyawa!"

"Iya deh."

Saka memelankan laju ATV nya, mengalah dengan perempuan di boncengannya. Mereka sudah rusuh bahkan sebelum naik kendaraan ini-lebih tepatnya dari resort tempat mereka menginap. Di tambah Shira harus membangunkan kebo bernama Resaka ini untuk pergi sekitar jam setengah lima subuh.

Saka tidak asing dengan lingkungan ini, tentu. Dia dulu sesekali mengisi acara disini, entah itu memang di sewa ataupun jadwalnya kemari.

Saka tidak mendengar suara Shira lagi. Mungkin perempuan di belakangnya asik menikmati udara sejuk dan remang lampu diantara mereka. Aktivitas penduduk setempat mulai menjamur, mengingat hari ini adalah hari libur untuk siapa pun yang akan datang dari kota maupun luar kota.

Destinasi pertama Saka adalah, tempat makan tempat dirinya, Andra, dan Bhanu dulu mengisi waktu. Pemilik tempat makan sederhana itu pun tentu hafal dengan dirinya. Dan dia akan membawa Shira kesana-resto sederhana dengan dua lantai yang menghadap kearah laut. Tentu, sunrise disini adalah yang terbaik.

Tempat itu lumayan berada di tengah keramaian pantai. Seperti restoran pada umummya. Walaupun begitu, dia tetap menyukai suasana dan pemiliknya yang sangat ramah kepadanya. Tempat itu selalu ramai, masakannya enak dan letaknya yang cukup strategis dari bibir pantai.

Dari resort, dia harus menempuh sekitar satu kilometer untuk sampai ke tengah pusat keramaian disana. Di tahun ini, tempat wisata sudah penuh berubah. Tempat wisata di provinsi ini sudah di perbaiki, di maksimalkan, di bersihkan, dan di optimalkan akses untuk kesana. Bisa di bilang, tempat wisata disini sudah lebih maju berkat walikota yang sekarang.

Saka memelankan laju ATV nya, berbelok ke kiri kearah pintu masuk pantai. Sudah ada berberapa wisatawan yang datang dan tentu, mereka akan melihat sunrise juga.

Dia membayar karcis masuk, lantas menuju ke arah parkir kendaraan. Ini bukan ATV yang di sewa di dalam lingkungan pantai. Jelas dia harus mematuhi peraturan kendaraan disini.

Ia memarkir ATV nya, lantas mematikan mesin roda empat itu. Helaan nafasnya terdengar lega, ia merindukan hari harinya di sekitar pantai ini.

"Saka!"

Yang di panggil menoleh, melihat Shira menunjuk ke arah bibir pantai. "Ayo kesana, mau main air!"

"Astaga, kaya bocil aja." Jawabnya. Dia mengikuti Shira yang sudah lebih dulu turun dari ATV. Matanya terlihat berbinar melihat ke arah pantai yang masih sunyi.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang