lepas topengmu.

191 33 4
                                    


"Saka sudah di pindahin ke bangsal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saka sudah di pindahin ke bangsal?"

Itu pertanyaan Shira pada dokter residen di depannya sekaligus temannya sendiri, Haris. Dokter itu mengangguk seadanya, menyesap kopi di tangannya.

"Udah satu jam di ruang pemulihan, nggak ada komplikasi lain. Harusnya udah di bangsal," Jelas Haris. Dia menyenderkan tubuhnya pada dinding dingin instansi kesehatan itu. "Mending kamu yang masuk daripada teman ngeband nya. Nanti malah teringat yang hubungannya dengan musik."

Shira mengangguk. Dia melirik arlojinya sebelum berpamitan dengan temannya itu. Sekarang fajar hampir menyingsing, siap untuk membalut pagi dengan hangatnya.

Dokter wanita itu menghela napasnya sambil berjalan gontai ke arah bangsal yang di katakan Haris padanya tadi. Dia membayangkan bagaimana reaksi Saka, terlebih laki-laki itu pasti sudah lebih dulu sadar dari ruang pemulihan. Bagaimana dirinya saat mengetahui kondisinya yang jauh dari kata baik?

Dia berjanji untuk membantu terapi Damian siang nanti. Tapi setidaknya pagi ini dia harus memastikan temannya itu baik baik saja kan?

Entah mengapa juga pikirannya kurang mengenakkan tentang Damian dari malam tadi. Rasanya, ada yang mengganjal di balik perlakuannya pada Shira kemarin. Ada apa gerangan tiba-tiba dia melakukan hal itu? Menciumnya?

Shira menggelengkan kepalanya kencang kencang. Hampir gila dengan bayangan bagaimana seorang Damian pandai mengobrak abrik habis hidupnya selama ini, bahkan setelah karma menyapa laki-laki itu. Yang terpenting sekarang itu temannya, bukan mantannya yang pandai berdrama itu.

Tangannya memegang ganggang pintu. Dia tahu hanya dia seorang di ruangan ini karena teman teman Saka termasuk Denan dan yang lain sudah pulang sejak Saka di pindahkan ke ruang pemulihan. Anggap saja, ini shift gilirannya untuk menjaga laki-laki ceria itu.

Dia menekan tombol geser pintu rawat itu, membiarkan mesin membukakan jalannya untuk masuk pada ruangan VVIP B mewah di depan matanya.

Langkahnya berhenti setelah Shira dengan jelas melihat temannya terbaring di ranjang. Dia nampak memejamkan matanya, terlihat damai setelah kejadian menggemparkan hari ini. Selimut lembut terpasang sampai dada Saka, sisanya hanya baju khusus pasien yang melekat pada tubuhnya.

Shira mendekati ranjang itu perlahan, meringis melihat tangan kiri Saka yang hilang separuhnya.

Dia meraih kursi, memposisikannya pada samping kanan ranjang Saka. Melihat surai hazel Saka karena kebutuhan penampilannya bulan ini.

"Maaf..," lirih Shira. Tangannya terlalu gemetar untuk menggengam tangan kanan Saka. "Maaf, harusnya aku ada disana kan? Harusnya aku bisa sendiri setelah jam jaga selesai–"

"Udah terjadi, Ra."

Kalimatnya terputus oleh ucapan laki-laki di hadapannya. Dia terkejut karena suara serak Saka benar benar menyayat hatinya, selirih apapun itu.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang