money or faith?

199 35 12
                                    


Saka tersenyum puas ketika semua penonton membubarkan diri dari dalam stadion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka tersenyum puas ketika semua penonton membubarkan diri dari dalam stadion. Begitu juga dirinya yang menilik dari balik backstage bersama teman temannya.

Andra sudah sibuk videocall dengan pacarnya. Hanya dia sendiri yang paling 'bucin' karena jangan tanyakan Saka harus menjadi bucin siapa.

Tidak butuh waktu lama karena sekarang dirinya akan memulai kebiasaannya; merebahkan diri di atas panggung. Aneh memang, tapi itu yang dia lakukan dari dulu setelah konser berakhir.

Saka mencari ruang kosong tempat Linda berdiri tentunya. Karena di sisi panggung lain banyak sekali pengeras suara dan drum serta keyboard Bhanu dan Andra.

Dia merebahkan dirinya, menatap langit malam yang tak jauh darinya. Iya, panggung itu memiliki atap. Jadilah Saka tidak benar benar mengadahkan kepalanya untuk melihat tabur gemintang malam.

Diantara mereka semua, hanya Saka yang menghabiskan waktunya seperti ini sampai benar benar di ajak temannya untuk bangkit.

Entahlah, mungkin rasanya lebih lega atas kerja kerasnya. Apalagi di penampilannya malam ini.

Lagu barunya ini banyak sekali perjuangannya. Mulai dari pindah ke Jogja, ribut dengan Jalu, studio mereka dengan segala kendala dan deadline lagu, lembur, berkelahi dengan Andra dan masih banyak lagi kelakuan Saka dan teman temannya.

Setidaknya dia bisa berbaring sejenak menatap gemintang sebelum kembali lagi ke rutinitas biasanya.

Hening. Hanya ada suara berberapa kru membereskan barang mereka. Tapi, hanya ada Saka di atas panggung itu.

Lampu sorot besar dengan keping besi di empat sisi yang terbuka itu masih menggantung di atas Saka. Benda itu tentu lelah karena berberapa jam harus menerangi dan bergerak ke seisi stadion, memeriahkan suasana konser.

Saka tidak asing dengan benda itu. Dia nampak tidak terganggu atau bagaimana. Yah, kan memang properti yang di butuhkan untuk konser.

Dia memejamkan matanya. Mengingat runtutan kejadian aneh yang menimpa Shira akhir akhir ini. Walaupun masalah terakhir adalah bola mata dan telinga–yang lagi-lagi Saka harus merelakan makanannya ketika mengingat itu–mereka tetap saja harus waspada, bukan?

Bukan berarti mereka aman. Pandu pun harus menerima divisi barunya—bekerjasama dengan intelligent dalam satu divisi khusus terror dan kekerasan serius. Artinya, pelakunya masih berkeliaran dan menjadi buronan tetap di kota ini.

Saka menghela napasnya. Entah hal apa yang membawanya sampai sejauh ini, dia tetap masih belum paham dengan tujuan kejadian ini. Apa sebenarnya tujuan terror yang menimpa Shira?

Oh, iya. Tentang Shira, dia ingat bahwa dirinya akan menjemput dokter itu di tempat kerjanya. Biasanya, jika tidak di jemput maka dokter itu lebih sayang dengan kasur ruangan tidur staff daripada harus berada di apartment pemberian Danis.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang