a new us.

176 32 8
                                    


"Kak Dirga!" Shira menilik ruang dokter, melihat seseorang di balik benda pipih canggih itu tengah membaca dengan kacamata terkait rapi di kedua daun telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Dirga!"
Shira menilik ruang dokter, melihat seseorang di balik benda pipih canggih itu tengah membaca dengan kacamata terkait rapi di kedua daun telinganya.

Dirga menoleh, terkejut dengan kehadiran adik kelasnya itu. Dia hanya membiarkan separuh tubuhnya terlihat dari pintu ruangan.

"Kenapa dek?"

Dirga membetulkan kacamatanya, melihat Shira tersenyum jahil ke arahnya. "Di panggil dokter kita tersayang tuh, kak. Hehe!"

Kakak kelasnya itu telihat mengusap wajahnya. Apalagi ini? masih menjelang tengah hari dan kepala departemen galak itu harus memanggilnya.

Shira melihat Dirga membereskan bukunya, lalu memasang jas nya secara tergesa. Dan dia hanya tersenyum kecut sebelum benar benar meninggalkan ruangan dengan Shira yang tertawa kecil karena tingkah Dirga.

Ah, ya. Siang ini semuanya berjalan dengan baik, kok.

Apa ada yang penasaran semalam tentang Shira dan Saka?

Yah, Saka tidak bertindak banyak hal. Laki-laki itu hanya mengajaknya untuk segera pergi ke alam mimpi Shira. Tidak banyak perbincangan karena Saka takut menambah pikiran Shira. Tenang, Saka hanya menenangkan Shira kok, tidak seindah ekspetasi para penggemar uwu.

Bahkan Shira terbangun dengan pemandangan kertas kertas berserak di sampingnya. Ternyata, Saka begadang semalaman mengerjakan lagunya. Shira kira Saka pergi membasuh diri, rupanya pria itu tertidur di lantai, tengkurap dengan sarungnya.

Awalnya Shira menertawai Saka yang lebih mirip sebuah kepompong karena posisi dan sarung yang menyelimutinya. Namun, berberapa detik kemudian dokter ini menyadari bahwa pria humoris itu kelelahan dengan deadlinenya.

Dia sempat menerima panggilan Andra di ponsel Saka, menjelaskan sang pemilik tengah terlelap. Kata Andra, jangan lupa ingatkan Saka sore nanti dia harus datang ke studio mereka. Yang artinya, Shira akan sendirian setelah jam jaga berakhir.

Oh, tidak. Dia lupa tentang satu pasien tetapnya.

Padahal baru pagi tadi dia iseng membuat sarapan untuk Saka, tapi sekarang dia juga harus menerima bahwa ini jadwalnya membantu Damian makan siang dan terapinya.

Dia menyeret langkah kakinya dari ruangan kesayangan para dokter jaga itu. Perlahan dia harus mengumpulkan niat setelah ucapan sialan Damian yang mengganggu  hampir semalaman.

Jika bukan pesan dari dokter Rey juga, dia memilih untuk jaga IGD. Dokter wanita itu sudah di tegur atas sikapnya kemarin--meninggalkan pasiennya.

Bagaimana dia bertahan? pisau pasiennya sungguh perih menancap di hatinya.

Tidak jauh dari ruang dokter, gedung I itu memang disebut sebagai gedung utama. Tidak heran jika sekarang dengan bantuan lift, dia bisa berdiri di depan kamar rawat Damian.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang