tujuh

444 67 0
                                    

Semua yang terjadi disini hanyalah fiksi belaka ya! Maafkan penggunaan kalimat dalam bidang kedokteran atau politik di buku ini sedikit melenceng, karena sang author hanya bersumber dari internet.

Semoga suka dengan pembukaan dan cerita berikutnya!

Semoga suka dengan pembukaan dan cerita berikutnya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2025, adalah tahun yang di nanti semua orang. Bumi semakin membaik, begitu juga dengan kondisi manusianya. Sepertinya setelah wabah lima tahun yang lalu, banyak manusia yang mulai tersadar atas teguran Tuhan. Yang pintar mengembangkan dan membagi ilmunya, yang tidak, menjadi diri sendiri yang baik.

Namun, tidak semuanya baik bukan?

Selalu saja ada manusia yang tidak puas akan dirinya. Tidak pandai bersyukur atas segala hal.

Berbagai macam bentuk manusia akan kalian lihat, disini.

Kita hidup, di dalam dunia dengan ketidakseimbangannya.

"Kau hanya seorang dokter. Lakukan tugasmu hanya sebatas dokter, bodoh. Berhenti menggunakan empati sia-sia mu. Mengerti?"

Ketika peraturan menjadi dinding pembatas antara kemanusiaan dan tindak professional.

















"Mereka mudah tertipu dengan program ini. Persiapkan semuanya, Phill."

Ketika semua dusta dengan mudahnya menjadi sahabat sendiri.















"Kak.. d-disini dingin.. s-semuanya.. aku tidak melihat mereka bergerak."

Ketika seseorang di tanya kemanusiaannya.















"INI SEMUA TIDAK BENAR! MEDIA MEMANIPULASINYA!!"

Ketika dengan mudahnya publik melihat gelap diantara terang.
















"Tidak usah repot repot menyelamatkannya. Mereka tidak bisa membayar kan? Uang asuransi kematian cukup untuk melangsungkan hidup mereka, loh."

Ketika ucapan manusia lebih rendah dari seekor hewan.















"Lihat, aku pengagguran sekarang."

Bagaimana seseorang dengan mudahnya saling menjatuhkan.















"A-aku... aku nggak bisa merawat dia-"

Ketika memori buruk terlalu mendominasi pikiran.















"Ini sebabnya, saya tidak suka mempekerjakan seorang dokter wanita."

Rasa menghargai antargender yang mulai menipis.















Dan..















"Ternyata aku terlambat, ya?"

















"Haha. Aku pamit ya? jaga dirimu baik-baik. Pastikan saat kita bertemu nanti, seulas senyum ku lihat dari bibirmu, ka."














Belajar menafsirkan kata; mengikhlaskan.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang