sembilanbelas

182 29 8
                                    




"Kamu mau kamar yang ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau kamar yang ini?"

Saka celingkukan, melihat lihat kamar yang ada. Dan ternyata anak sultan itu memberi mereka berdua satu kamar apartment yang tidak terlalu besar dan sederhana, cocok untuk hidup mereka sehari hari.

Saka belum mendengar jawaban Shira. Mungkin perempuan itu tidak mendengarnya. Dia melanjutkan tour nya di apartment itu, mulai dari dapur, jemuran, kamar mandi luar, kamar mandi dalam, kamar tamu, dan kamar utama.

Oke, sebentar. Ulangi sekali lagi.

Kamar tamu dan kamar utama?

Saka berbalik, yang dia tawarkan tadi ke Shira adalah kamar utama dengan kasur kingsize. Gila, menurutnya itu terlalu mewah.

Dia kembali, menilik kamar tamu dengan pintu kayu coklat tua itu. Setelah di buka, hanya ada sofa dan rak buku yang masih kosong menutupi hampir seluruh dinding.

Tunggu dulu,

Saka cepat-cepat mengambil ponselnya, lantas menghubungi anak sultan yang dengan santainya memberikan kamar ini di apartment miliknya.

"Kenapa bang—"

"WOY LO CUMA NGASIH SATU KAMAR DOANG?"

"HAHAHAHA!"

"WOY LELE!"

"Aduh maaf deh ini Danis masih ketawa jungkel jungkel. Emang suka gajelas- oh iya, mas Saka kenapa telpon ya? Ini handphone nya tadi sampai di lempar gara-gara dia ketawa,"

Saka tersenyum kecut. Niat hendak memaki, malah si lembut yang berada di sambungannya.

"Oh, hehe. Nggak papa kok, bilangin Danis makasih kamar apartment nya ya.. jadi lebih aman jagain Shira nya hehe."

Saka menggaruk tengkuknya, dia benar benar menahan segala makiannya. Kalau bukan Caca yang mengangkat, kamar apartment ini sudah dipenuhi kebun binatang tentunya.

"Iya, gapapa atuh. Kalian baik-baik aja ya disana. Aku khawatir banget sama Shira. Nanti aku telfon deh. Oh iya mas, itu emang ada kamar untuk buku bukunya Shira. Kata Danis Shira sama mas Saka dulu aja, soalnya mas Pandu udah jelasin rinci dan udah ngirim bukti ke Danis. Dan katanya kalau bisa Shira tinggal disana aja, soalnya apartment Danis ini nggak terlalu jauh juga dari tempat tinggal Shira."

"Ah iya, siap mah kalau itu. Nanti tak bantu pindahannya hehe. Makasih ya Ca, sampaikan ke DANIS juga."

Saka memaksakan senyum. Memang kurang ajar anak satu itu.

"Hahaha, iya mas. Aku tutup ya, ini Danis dibiarin malah masih ketawa ketawa—DUH! Iya Danis bentar dong ah!"

Saka tersenyum kikuk sekarang. Mereka berdua sedang apa disana?

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang