epilog + thankie note.

578 47 16
                                    

Tiga bulan berlalu. Dengan mudahnya seorang Edgar, beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Omong-omong, bagus tidak nama barunya?

Tentang cerita hari ini, dia mendapat pesanan khusus yang harus dia antar.

Bukan hanya di dapur, laki-laki ini juga ikut membantu dalam mengantar pesanan. Alasannya sih, untuk mengenal seluk beluk kota Paris ini lebih dalam lagi.

Berbeda dengan Indonesia, terima kasih untuk perizinan hoverboard yang bebas melintas di jalan raya dan pinggirannya.

Benar benar hoverboard, melayang.

Dan berkah lainnya yang Saka dapat adalah tangan bionik canggih yang sangat membantunya bekerja.

Siapa lagi jika bukan teman bundanya itu dengan segala kemurahan hatinya. Astaga, benar benar sangat membantunya hidup disini.

Bersyukur beliau bisa berbahasa indonesia dengan lancar walaupun aksen prancis nya hampir membuat Saka tertawa. Beliau juga suka melempar candaan—walaupun sedikit 'dad jokes' tapi, yah, setidaknya Saka merasakan bagaimana sesosok pria yang jauh lebih tua ada di dekatnya.

Ayah angkat, mungkin?

Dan tiga bulan sudah berlalu, dengan mudahnya menganggap Fred dan Alyssa sebagai keluarga barunya. Bagaimana tidak, mereka selalu hangat bercengkrama ketika malam. Dan dari pengakuan Alyssa sendiri pun, papanya adalah papa terbaik di dunia ini.

Tangan bioniknya sekarang adalah yang terbaik. Dengan sinkronisasi otak dan mesin, dia memanfaatkan tangan itu untuk melakukan banyak hal. Bahkan, dia bisa kembali memetik gitarnya.

Bukan hanya itu, mesin di tangan kirinya ini terhubung langsung dengan hoverboard nya. Jadi, cara kerjanya seperti remote control mobil mainan—harus ada interaksi antara tangannya dengan sensor di hoverboard.

Di tangannya sendiri pun bukan main. Ada GPS serta alat komunikasi bagi dirinya. Semua itu tersambung dengan alat bantu dengarnya, sehingga semua panggilan dan arahan dari GPS akan membantunya mengelilingi kota Paris.

Siapa yang tidak mau makanan dari restoran terkenal itu? Tidak ada! Bahkan warga lokal pun yang tercatat paling sering membeli disana selain turis.

Dengan jasa kurir ini, satu kota bisa menikmatinya. Termasuk Saka dengan asiknya mengendarai kendaraan teknologi 5.0 itu.

Yang mengarahkan hoverboard adalah GPS dan sinyal sensorik dari hoverboard nya. Pengemudi tinggal duduk manis dan sewaktu waktu bisa mengendarai hoverboard nya sendiri—terlepas dari autopilot nya.

Dan disini lah Saka. Hanya perlu mengadahkan kepala untuk melihat menara Eiffel.

Katanya, sang pembeli membuat janji untuk bertemu di menara Eiffel ini.

Baiklah. Justru pria itu senang hati mengadahkan kepalanya, melihat selimut biru buana mengias latar pemandangan menara Eiffel ini.

Sambil menunggu, dia ingat deskripsi dari sang pembeli. Menggunakan rompi coklat, seorang wanita dengan rambut panjang dan dia berasal dari rumah sakit setempat. Katanya sih, sudah langganan pesanan jikalau ada party atas sesuatu disana.

Saka bersiul santai. Helm keamanannya juga sudah ia lepas. Membiarkan angin menyapu rambut hazelnya perlahan.

Tentang teman-teman Saka, apa mereka tahu?

Tentu. Saka mengabari mereka semua. Bagaimana harinya, bagaimana keluarga barunya serta hal hal yang ia dapat. Dia mengabari di group, dimana seluruh temannya ada disitu.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang