sepuluh

311 47 2
                                    

"Pak langsung di bawa ke dalam ya?" ucap Shira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak langsung di bawa ke dalam ya?" ucap Shira. Dia mengikuti dorongan kursi roda dari pak Kharis, sambil menanyakan keluhan dari putri ibu di sampingnya.

"Anaknya kenapa bu?" tanya Shira. "Coba di ceritakan keluhannya?"

"Katanya sudah berberapa hari ini sakit sekali itu perut bagian kanan bawahnya. Dia bilang gapapa tapi kok malah parah begini."

Pintu IGD secara otomatis terbuka, Shira melanjutkan pertanyaannya. "Ada demam bu?"

"Ada, baru ngaku juga anaknya tadi pagi mbak."

Shira mengangguk, memanggil perawat yang ada untuk memindahkan anak tadi ke ranjang yang tersedia. Dia berjalan menyusul, setelah seorang perawat memberikan stetoskop kepadanya.

Shira tersenyum manis, memberikan kesan baik kepada anak yang terbaring di depannya. "Hai dik, kakak periksa dulu ya?"

Shira mengerenyitkan dahinya, melihat anak di depannya ini begitu takut dengannya. "Nggakpapa kok, kakak cuma mau dengar perut kamu dari ini boleh?"

Dia menunjukkan stetoskop di tangannya, lantas tersenyum ramah sambil mengenakan earpieces di telinga, sedangkan tangan kanannya memegang diaphragm. Tangan kirinya menyibak baju anak tersebut sedikit, lantas meletakkan diaphragm di berberapa titik perut anak perempuan di depannya ini.

Satu perawat menghampiri untuk membantunya. Shira mengangguk, menyuruh perawat tadi untuk mengajak ibunya ke meja administrasi terlebih dahulu lantas dirinya melanjutkan pemeriksaan kepada pasiennya.

"Oke, sekarang kakak bakal dorong kaki kamu. Kalau sakit bilang ya?"

Shira berjalan ke sisi ranjang lainnya, memegang kaki anak tersebut dan mendorongnya kearah perut.

"Akh-"

"Sakit.."

Tangan Shira kembali meletakkan kaki yang ia angkat. "Oke dek, tunggu disini ya?" kata Shira lagi. Dia memberikan senyum terbaiknya sebelum bergegas ke meja informasi.

Shira meletakkan stetoskopnya di meja. "Pasien apendisitis umur tujuh tahun, segera hubungi spesialis penyakit dalam ya sus," Ujar Shira. Dia mengetik berberapa hal sebagai laporan untuk dokter selanjutnya yang akan menangani pasien anak anak tadi.

Tidak perlu lama, selesai dirinya menulis laporan dokter bersangkutan datang. Shira mengenali hampir semua dokter spesialis di rumah sakit ini--berkat cerita dari kepala perawat.

"Sore dok." sapa Shira.

"Iya sore," jawabnya. Dia nampak terburu buru datang. "Bagaimana kondisinya?"

"Keluhan sudah dari kemarin, nyeri perut bagian kanan bawah. Sudah saya periksa juga tadi," ujar Shira menjelaskan. Dokter di depannya pun mengangguk paham.

"CT scan lalu prosedur operasi segera hari ini. Kerja bagus, Shira. Sisanya serahkan pada saya saja. Terima kasih ya."

Shira tersenyum, mengangguk. "Iya dok, sama-sama."

Dokter spesialis penyakit dalam itu mengangguk singkat, beranjak pergi dari sana. "Eh sebentar dok," Shira menahannya. "Ada.. ada memar di pinggang sebelah kiri waktu saya cek bising usus nya, dok. Saya mau tanya ke walinya nanti."

Dokter spesialis itu mengerenyitkan dahinya. "Oke, beri tahu saya bagaimana."

Shira mengangguk, membiarkan dokter terkait menanganinya.

"Shira! maaf maaf tadi ada pasien,"

Shira membalikkan tubuhnya, melihat Hanin berlari kecil kearahnya. "Ada apa Shir?"

"Hehe, aku mau ngajak tukeran-"

"Dok, lihat wali anak tadi nggak ya?"

Ucapan Shira terputus, atensinya teralihkan ke perawat yang Shira minta untuk mengantar wali anak tadi ke meja administrasi.

"Loh, kan sama kamu?"

"Nggak, tiba-tiba hilang-"

"Ada apasih?" Hanin frustasi. Keadaannya nampak serius.

"Nanti deh ya Han, dah." Shira segera pergi darisana, ia harus menemui pak Kharis sebagai sumber informasi satu satunya.

"Ah dasar. Dia selalu begitu huh Ya Tuhan, untuk teman sendiri." Hanin menggelengkan kepalanya, kembali ke pekerjaannya semula.

Shira mempercepat langkahnya, berjalan kearah satpam yang bersamanya tadi.

"Pak?"

Yang dipanggil menoleh, tersenyum ramah kepada Shira. "Sabar mbak.. saya daritadi disini kok. Ada apa?"

"Ibu ibu yang tadi mana pak? pergi ya?"

"Oh, saya gak lihat siapa siapa lewat sini sih. Mungkin dia lewat pintu depan RS mbak? tapi saya lihat tadi mobilnya jalan keluar," jawab pak Kharis. Raut muka beliau terlihat berpikir. "Tidak kelihatan sih siapa saja disana mbak. Ada apa?"

"Feeling saya nggak bagus pak," jawab Shira lemah. Ia merasakan sesuatu yang janggal terjadi. "Anak tadi ada memar di pinggangnya, lalu wajahnya juga ketakutan pak melihat orang baru. Tadi saya sempat mengobrol dengan walinya, tercium bau rokok pak. Ada garis halus disekitar bibir juga, keliatan ibu tadi perokok aktif." jelas Shira rinci.

"Kamu khawatir habbit ortunya yang buruk lalu kekerasan pada anak itu?"

Shira yang awalnya menunduk, kini berbinar melihat kearah pak Kharis. Untuk usianya yang sudah senja, tentu Shira bersemangat karena beliau cepat tanggap dengan ucapannya. "Iya pak, aku khawatir.."

"Saya bantu carikan cctv untuk plat mobil ya. Nanti saya kabari kamu kalau dapat plat mobilnya nduk."

Shira nampak sumringah, dia tidak menyangka beliau akan membantunya. Dia pikir, beliau hanya akan oh ya oh ya saja dengan ceritanya. Tapi, kali ini dia secara tidak langsung di dukung oleh beliau.

"Terima kasih banyak pak!" Shira tersenyum, menampakkan deretan gigi miliknya.

"Sami-sami nduk, kalau begitu saya pergi dulu ya?"

"Iya pak, silahkan."

Shira tersenyum sampai lawan bicaranya pergi dari sana. Mungkin ini pergantian shift beliau kan?

Setelah ini, dia harus menghubungi Pandu untuk urusan plat nomor mobil. Kalau memang mereka melakukan kekerasan, sudah seharusnya hukum bertindak bukan?













***











__________________________
maaf pendek banget nih:(

soalnya aku double update yaa! dan disini aku mau nambahin sesuatu,

nah ini fmv all cast yang millenial squad ya. aku bikin vers badass nya walaupun fromis engga ada yang badass :(

nanti rencana semua cast ini bakal muncul di all books ya. dan bakal ada tambahan cast yang lain, tapi bakal aku bikin deh fmv nya di akhir buku ketiga hehe. biar tengah tengah '³'

segitu aja dari aku, semoga kalian tetep suka sama cerita aku.

aku gapernah memaksa kalian untuk vote dan comment karena aku ngerasa.. itu hak kalian aja gitu. kalau kalian memang menghargai author ya silahkan di tekan, kalaupun ingin sider ya silahkan '³' aku sih menyalurkan hobi aku dan minat aku aja dalam bidang ini hehe.

okee daripada curhat, mending kalian langsung scroll next chapt nya ya!

happy reading -3-

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang