tujuhbelas

185 31 1
                                    

"Mas, aku di rumah Resha ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, aku di rumah Resha ya."

Terlihat benda persegi panjang itu letaknya dekat dengan telinga Shira.

Dia sendiri yang masih terjaga. Semua temannya terlelap. Kaki Fara di atas perut Alana, sedangkan kepala Aresha hampir tertindih kaki Alana. Jangan heran jika kepala Alana bahkan hampir jatuh dari pinggir kasur. Rambut panjangnya sudah menjuntai. Sedikit Fara bergerak maka viola, kerusuhan kembali terjadi.

"Ah iya. Mas kesana dek. Tunggu ya? Ini dari kantor ayah."

Shira mengerenyitkan dahinya. Kenapa kakaknya kesana?

"Loh kok kesana sih? Tadi kirain pulang?"

Tidak ada jawaban.

"Mas Nagas? Halo?"

"Eh, iya dek. Sebentar ini lagi turun tangga,"

Shira mendengar derap langkah. Ia hanya menjawabnya dengan ber-oh ria.

"Ya sudah mas. Cepet ya, Shira capek banget."

"Ini on the way buanterr dek!"

Shira tersenyum. Ada-ada saja kakaknya itu.

Dia melakukan gerakan perenggangan. Badannya terasa sangat pegal setelah tiduran di sofa kamar Aresha. Lihat lah, mereka bertiga saja sudah tumpang tindih. Apa iya Shira bergabung disana juga?

Hari ini merupakan hari yang melelahkan baginya. Lebih melelahkan daripada harus menggantikan jam jaga Hanin. Rasanya antara batin dan raga benar benar terkoyak untuk melakukan hal berat.

Shira beranjak dari duduknya. Perempuan berumur 25 tahun itu melangkahkan kakinya; melihat lihat berberapa pigura yang ada di meja dan dinding Aresha.

Dia terkekeh. Kebanyakan adalah foto mereka dari enam tahun yang lalu. Mereka semua masih mengenakan seragam sekolah. Bahkan, Alana baru saja masuk sekolah menengah kejuruannya. Terlihat lucu bagi Shira, disitu seragam mereka berbeda beda dan hiburan baginya melihat rambut Denan yang dipotong menyerupai tentara—peraturan kerapihan di sekolahnya.

Dia berjalan lagi. Kini Shira melihat rangkaian foto polaroid tersusun rapih. Kertas kertas berwarna itu di jepit, lalu diikatkan pada seutas tali. Dengan jelas Shira bisa melihat itu foto-foto Aresha dengan Haris.

"Aduh, diam-diam memang ya mereka berdua saling suka."

Wanita itu terkekeh pelan. Dia tidak melanjutkan tour nya lagi di kamar Aresha. Sepertinya si Paling Muda sudah menunjukkan gelagat dirinya tersadar dari tidur lelapnya.

"Mbak,"

Shira menoleh, melihat Alana mengerjapkan matanya. Anak itu memang belum sepenuhnya tersadar, apalagi dengan posisi tidurnya yang ngawur itu.

"Iya, Lan. Kenapa?"

"Mas Denan kemana kak?"

"Ciee nyariin!"

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang