limabelas

226 37 4
                                    

Segala bentuk plot di dalam cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak ada di kehidupan nyata. Mengingat ini adalah cerita masa depan (setting waktu lima tahun dari sekarang), author sekali lagi hanya mengarang apa yang ada di dalam cerita ini. Bentuk penanganan medis, semuanya bersumber dari film dan internet. Laporan kepolisian dan pekerjaan terkait di dalam cerita ini juga berdasar imajinasi author semata.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Caca sibuk menenangkan Shira yang masih kalut dengan pikirannya sendiri. Sedangkan jarak mereka terpisah oleh kaca pembatas balkon kamar Shira.

Saka tengah duduk, memandang bentang biru dari balkon kamar Shira bersama Danis. Seperti biasa, temannya itu terkadang asyik dengan ponselnya. Entahlah, Saka tidak tertarik tentang itu semua.

Dia menoleh, melihat Danis yang akhirnya meletakkan ponselnya di meja yang memisahkan kursi mereka berdua. Matahari semakin menyinsing, bahkan seharusnya mereka sudah siap-siap untuk pulang.

"Kenapa?"

Saka tidak memalingkan pandangannya, tetap melihat ke arah Danis yang sekarang mengusap wajahnya dengan kasar.

"Biasa."

Saka mengangguk. "Mau tanya dong."

Danis menoleh, melihat Saka dengan wajah kusut nya.

"Tanya saja."

"Damian. Kenal?"

Danis mengerenyitkan kening nya. "Enggak sih. Sebatas tahu saja," Danis berusaha mengingat ingat nama yang tidak asing baginya. "Ah, iya. Anak presdir yayasan rumah sakit mitra tempat Shira kerja."

"Bajilak?!"

"Weh, ngopo jal?" Danis terkejut karena plesetan umpatan Saka barusan. Wajah laki-laki di sampingnya itu pun terkejut bukan main.
(Weh, kenapa coba?)

"Edan," Saka menggelengkan kepalanya heran. "Mantan e Shira, Dan."
(Gila,) (Mantannya Shira, Dan.)

"WOH-"

"Meneng!"
(Diem!)

Saka menaruh telunjuknya di bibirnya sendiri, mengisyaratkan Danis untuk menutup mulutnya. "Nanti dia teringat memori buruk lagi."

Danis mengangguk setuju. "Terus kenapa tanya?"

"Tadi aku berantem sama dia."

"HAH-"

"MENENG O!"

"Kalian berdua kenapa sih?!"

Saka dan Danis kompak menoleh ke belakang, melihat tatapan garang dari Caca.

melogika ; Jaemin Yeji ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang