Enam Belas

718 118 32
                                    

"Doain aku menang ya.." Ucap Bryan lembut pada Yuki. Itu mengundang gelak tawa dari teman-temannya. Mereka sekarang lagi berkumpul di arena balap Bryan.

"Ya elah. Modus minta doain pacar. Lo selalu menang Bry.." Sahut Ditto. Yang tidak tahu bahwa pernah kalah tanding balap. Sehebat apapun temannya ini, masih ada yang lebih hebat.
Diatas langit masih ada langit.

"Lo sini.." Bryan memanggil Ditto mendekat.

"Ape bos.."

"Jagain pacar gue. Lo disini aja jangan kemana-mana. Sampai gue selesai.."

"Siyapppp bos. Jagain cewek cantik emang hobi gue.." Sahut Ditto semangat sambil memberi hormat.

"Jangan macam-macam Lo. Awas!.." Ancam Bryan membuat nyali Ditto sedikit menciut.
"Aku kesana dulu ya.." pamitnya pada Yuki.

"Iya hati-hati. Semangat ya. Kamu pasti menang.." Ucap Yuki memberi semangat. Bryan mengangguk dan langsung pergi.

"Lo gimana sih caranya bisa jadi pacar Bryan.." Ditto memulai obrolan.

"Kenapa emangnya..?"

"Bryan dari dulu ga pernah mau pacaran.."

"Ya emang. Jadi pacarnya ga gampang. Gue perjuangan berbulan-bulan tau.."

"Banyak yang lebih lama dari Lo itu. Ga bisa-bisa sampai sekarang. Lo aja yang berhasil.." Jelas Ditto.

"Lo sendiri ga punya pacar..?"

"Semua cewek yang kami deketin, malah naksirnya ke Bryan.." Sahutnya dengan wajah melas.

"Hee sabar ya.."

"Kurang sabar apa lagi gue jadi temennya Bryan.."

"Bryan orangnya gimana sih? Lo pasti tau banyak tentang dia.."

"Gue ga berani cerita banyak tentang sahabat gue itu. Yang jelas dia baik ko, kalo Lo juga baik sama dia.."

"Yah Lo mah.."

Tak lama Bryan datang sebagai pemenang diarena balap itu. Semua orang yang ada disana bersorak padanya. Dan Bryan mengambil bayaran atas kemenangan nya tadi pada lawan, lalu segera menghampiri Yuki lagi.

"Ga lama kan..?" Tanya Bryan memeluk Yuki dari belakang. Dan Yuki mengangguk sambil tersenyum pada Bryan.

"Traktir an Boss.." Jerom datang bersama Karel bergabung dengan mereka bertiga.

"Gue mau makan sama cewek gue dulu.." Sahut Bryan.

"Kita-kita kapan nih ditraktir.."

"Nanti aja Lo pada belakangan.." Bryan menarik Yuki berjalan menuju motornya.

"Siap bos. Selamat bersenang-senang malam ini bersama sang kekasih tercinta.." Goda Karel sambil tertawa.

"Asekkk.." Timpal Jerom

"Kalo perlu sampe pagi bos. Mumpung malam Minggu nih.." Sambung Ditto.

"Yuki pegangan yang erat. Bryan bawa motor kenceng banget. Ntar Lo terbang.."

"Lo fikir gue mau balap? Udahlah ki. ayo naik.." Ucap Bryan bergegas.

"Oke. Bye semuanyaa.." Pamit Yuki melambaikan tangannya pada teman-teman Bryan.
Dan Bryan langsung menjalankan motornya.

"Bry.."

"Hhhmmm.."

"Jangan sampe pagi juga kali jalan-jalannya. Ntar aku dimarahin mamah aku.."

"Iya enggaklah Ki. Mereka itu cuma bercanda doang. Jangan dianggap serius. Kayak baru kenal mereka aja.."

"Hehe iya juga sih.."

"Jadi sekarang kita mau kemana dulu nih..?"

"Gimana kalo kamu ganti baju dulu deh Bry. Masa jalan pake baju gini. Baju balap emang ga gerah..?"

"Berarti ke rumah aku dulu..?"

"Iya. Sekalian aku mau ketemu orang tua kamu.."

"Orang tua aku ga serumah sama aku. Cuma ada Bibi.."

"Orang tua kamu dimana..?"

"Dengan keluarga nya masing-masing.."

"Maaf ya Bry. Aku ga bermaksud---

"Biasa aja, ga usah difikirin.."

💘💘💘

Yuki duduk sambil memainkan Handphone nya diruang tamu Bryan yang luas, sementara menunggu Bryan ganti baju di kamar nya.

"Bibi. Toilet dimana ya..?"

"Toilet disana non. Mari saya antar.."+

"Makasih bi.."

Baru saja Yuki menuju toilet bersama bibi. Bryan sudah selesai ganti baju dan kembali duduk di sofa, menunggu Yuki.

Tiba-tiba dari dalam tas Yuki, terdengar bunyi handphone nya. Ceroboh nya Yuki, tas ditinggalin gitu aja diruang tamu.

Dengan lancang Bryan langsung membuka tas itu dan mengambil handphone Yuki. Dilihatnya tulisan disana "AL Videocall.."

"Ngapain nih anak Videocall segala. Penting banget emang nya? Telpon biasa kan bisa..?" Bryan mereject panggilan dari Al.

Tak lama setelah itu, muncul chat di WhatsApp Yuki.

AL
Kok direject Ki. Lo lagi sama pacar Lo ya?

Tidak mengerti dengan pesan yang muncul dilayar awal HP Yuki. Bryan membuka pesan chat WA dari Al. Dan semuanya dibaca oleh Bryan, karena bodohnya Yuki tidak pernah menghapus semua pesan Al selama ini.

Bryan menjadi sangat marah membaca semua itu. Dia langsung memasukkan kembali HP Yuki dalam tasnya. Tangannya sudah mengepal kuat ingin meninju siapapun yang ada didekatnya sekarang. Merasa dikhianati saat dia sudah benar-benar sayang dengan seseorang. Nafasnya tersengal menahan amarah.

"Hai Bry. Sorry lama ya.. Rumah kamu besar banget, toilet nya jauh. Hee.." Yuki baru datang dan duduk disamping Bryan.  Bryan masih tak bergeming ditempat. Tatapan matanya lurus kedepan.

"Bry.."

"Ayo berangkat sekarang.." Ucap Bryan terdengar dingin sekali.

"Ayo.." Sahut Yuki bersemangat mengambil tasnya

"Kita naik mobil aja.."
Bryan melangkah lebih dulu meninggalkan Yuki keluar dari rumahnya.



💘




Bjm, 1 April 2020

Di Sana Menanti Di Sini Menunggu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang