Dua Puluh Satu

668 121 54
                                    

"Yuki. Sayang..." Bryan meracau tidak jelas akibat minuman keras yang sedari tadi diminumnya. Bahkan sudah berapa botol tak terhitung.
Teman-teman nya diklub malam itu pun tidak berani menghentikan.

"Bryan Bryan. Bilangnya udah putus, ga cinta lagi. Sekarang malah nyebut-nyebut nama dia lagi.." Ucap Ditto menggeleng-gelengkan kepalanya memperhatikan Bryan.

"Gue yakin nih. Si Bryan sebenarnya masih cinta. Cuman gengsi mau bilang.." Tebak Karel yang duduk disebelah Bryan.

"Dasar gagal move on.." Ucap Jerom melanjutkan.

"Lagian kalo masih cinta kenapa diputusin setelah digituin.." Sahut Ditto

"Yakin Lo Bryan melakukan macam-macam sama Yuki? Gue sih ga yakin. Gue tau Bryan tuh cinta banget sama tuh cewek.." Jawab Jerom mengambil jaketnya dan memakainya.

"Iya sih. Udah banyak buktinya.." Ucap Karel mengiyakan.

"Sekarang biar gue yang nganterin Bryan pulang. Kebetulan gue bawa mobil. Gue ga mungkin ngebiarin dia pulang dalam keadaan kayak gini. Bisa nabrak orang entar.." Jerom merangkul Bryan dibantu oleh teman-teman nya yang lain untuk membawanya kemobil.


⭐⭐⭐

Lagi dan lagi. Setiap pagi Al menjemput Yuki untuk berangkat bersama ke kampus. Yuki selalu tidak ada, seakan ingin menghindar. Dan kalau Al berkunjung kerumahnya, Yuki juga mengurung diri dikamar tidak memperbolehkan Al masuk kekamarnya seperti biasa. Jadi Al hanya duduk diruang tamu. Dikampus juga Yuki selalu menjauh.

"Jangan lupa tugasnya dikumpulkan besok.." Pamit Bu Dosen kemudian keluar dari kelas. Al memperhatikan Yuki yang terburu-buru memasukkan buku nya kedalam tas. Dan Al pun sama, dengan cepat-cepat membereskan peralatan nya. Ingin menemui Yuki dan Yuki tidak bisa kabur lagi.

Yuki yang sudah selesai langsung melenggang pergi keluar kelas dengan langkah yang cepat dan Al pun mengejarnya.

"Kiii. Yuki... Tunggu.." Al menghadang langkah Yuki berdiri didepannya sekarang.

"Ada apa sih Al? Gue lagi pusing, pengen cepet-cepet pulang.." Ucap Yuki menatap malas pada Al.

"Gue mau tanya sesuatu sama Lo.."

"Kalo ga penting mending ga usah. Gue ga ada waktu.."

"Ini penting buat gue Ki.. Janji, ga lama ko.."

"Yaudah apaan..?"

"Kalau Lo harus memilih. Antara Bryan atau Gue, Lo bakal pilih siapa..?" Tanya Al membuat Yuki tercengang.

Yuki menatap Al begitu juga dengan Al. Yuki berfikir kenapa Al menanyakan pertanyaan yang sangat sulit ini padanya. Bahkan sampai sekarang jujur, Yuki pun belum bisa memilih antara mereka berdua.

"Minggir! Gue mau pulang! Gue males ngomong sama Lo!!" Bentak Yuki dan langsung pergi dari sana, dan kali Al tidak mencegahnya. Al membiarkan Yuki pulang.

"Makasih Ki. Gue udah tau jawaban Lo.."

⭐⭐⭐

Malam hari. Al bersiap dengan pakaian santainya ingin menuju toko kue dekat komplek perumahan nya saja. Dan setelah itu mengantarkan nya kerumah Yuki.

"Malam Tante.." Ucap Al sopan pada Mamahnya Yuki.

"Malam Al. Ayo masuk dulu.."

"Ini Al bawa sedikit kue buat Tante, Om dan Yuki.." Al menyerahkan kotak kue.

"Makasih banyak ya Al.." Mamahnya Yuki menerima pemberian Al. "Tante panggil Yuki dulu ya.."

"Ga usah Tante.." Cegah Al.

"Kenapa Al? Kamu udah bisa menebak kalau Yuki ga mau ketemu..?"

"Bukan begitu Tante. Ini Al mau pergi. Ada janji sama teman.."

"Ada janji malam-malam gini? Dinner ya..?" Tanya Mamahnya Yuki.

"Enggak Tan, Al cuma---

"Al maafin Yuki ya. Kamu berhak mendapatkan yang lebih dari Yuki. Walaupun sebenarnya Tante sangat mendukung kalian berdua.."

"Al ga pernah marah sama Yuki Tan. Jadi Tante ga perlu minta maaf gitu sama Al.." Ucap Al tersenyum "Al permisi dulu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsaalam. Hati-hati Al.."


⭐⭐⭐

Tok tok tok

Tok tok tok

"Yuki..

Yuki..

Mamah tau kamu belum tidur. Ayo buka pintunya.."

"Apa mah..?" Yuki membuka pintu kamar nya dengan lemas.

"Yuki. Sampai kapan kamu akan terus bersikap cuek dengan Al..?" Tanya Mamahnya Yuki langsung.

"Yuki ga cuma nyuekin Al mah, Yuki nyuekin semua orang.."

"Ya sampai kapan..?"

"Yuki perlu waktu mah.."

"Al itu khawatir sama kamu. Setiap hari dia kesini, nanyain kabar kamu. Tapi kamu ngebalas kebaikan Al dengan kelakuan kamu kayak gini..?"

"Yuki baru putus sama pacar Yuki.
Mamah harus ngerti dong.
Yuki mau menenangkan fikiran dulu.."

"Menenangkan fikiran dengan cara tidak ingin berteman lagi dengan Al?
Kalau begitu bilang, bilang sama Al kalau kamu tidak ingin lagi berteman dengan Al.
Agar Al tidak usah repot-repot lagi jemput kamu tiap pagi, dan tiap malam bawain makanan buat kamu.."

"Yuki ga ada bilang kan kalau Yuki ga mau temenan sama Al lagi..?"

"Kamu memang tidak bilang seperti itu. Tapi kelakuan kamu yang menunjukkan nya.."

"Mah Yuki tu lagi----

"Lagi apa? Galau?
Lalu apa gunanya kamu punya sahabat?
Disaat kamu punya masalah, kamu tidak memanfaatkan sahabat kamu dengan baik. Kamu terus terpuruk dengan dunia mu.
Padahal ada Al yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah kamu.."

"Mah---

"Al juga punya perasaan.
Kalau kamu terus-menerus memperlakukan Al seperti ini.
  Jangan salahkan Al, kalau Al sudah menemukan sahabat yang baru.
Mudah saja bagi Al mendapatkan sahabat yang baru, apalagi perempuan.."

"Enggak. Ga mungkin. Al ga mungkin cari pengganti Yuki mah. Cuman Yuki satu-satunya sahabat Al.."

"Maaf Yuki, mamah bicara seperti ini.
Mamah hanya tidak tega melihat anak orang terus-terusan kamu perlakukan seperti itu.
Semoga kamu bisa berfikir dengan baik.."








Bjm, 3 Mei 2020

Di Sana Menanti Di Sini Menunggu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang