Tiga Puluh Dua

641 115 10
                                    

"Jadi.. Apa lo mau jadi pacar gue..?" Tanya Al menatap mata Yuki tulus.

Yuki yang mendengar itu, mengerjapkan matanya berkali-kali. Apa Yuki ga salah dengar?

"Al.." Lirih Yuki.

"Hmm..?"

"Gue mau pingsan.." Ucap Yuki tak bisa menahan gejolak dihatinya sekarang. Ditatap oleh Al seintens itu membuat Yuki tak berdaya ditempatnya.

Al mengerutkan keningnya "Jangan ngadi-ngadi Yuki. Bangunin lo tidur aja susah. Apalagi pingsan.."

"Al...." Ujar Yuki lagi.

"Apa..?"

"Gue tadi mimpi lo nembak gue. Ehh malah kebangun. Dan ternyata bersambung didunia nyata---

"Lo kebanyakan ngayal.." Potong Al.

"Iya emang. Gue tu halu tambah ngarep. Sampe kebawa mimpi.." Ujar Yuki asal.

Yuki terdiam sejenak. Kemudian tersadar kembali "Aaaaa... Akhirnya gue ke puncak bareng cowo gueee.."

Al menahan tawanya melihat tingkah Yuki "Udah. Ayo sarapan.." Ujar Al membuka pintu mobilnya dan keluar.

💖💖💖

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam akhirnya mereka berdua pun sampai ketempat tujuan.

Alangkah senangnya Yuki saat ini. Hari jadiannya dengan Al dirayakan dengan bertamasya ke puncak.

Mereka harus menikmati liburan ini karena hari-hari berikutnya mereka akan bergelud dengan proposal dan skripsi. Itu akan membuat kepala Yuki sangat pusing.

"Al. Rencananya kamu setelah lulus mau lanjut kuliah lagi atau mau kerja..?" Tanya Yuki. Mereka berdua sedang berjalan mengelilingi taman Bunga disana.

"Kerja. Biar bisa menghidupi istri dan anak-anak.." Jawab Al.

Yuki mengulum senyumnya mendengar jawaban Al. Dan Al melihat kearah Yuki.

"Kenapa? Belum siap..?" Tanya Al.

'Siap kok, siap banget. Tapi malu mau ngomong' Batin Yuki.

Al tersenyum miring. "Emang beda ya pacaran dan sahabatan. Biasanya ngomong mulu ga ada rem nya. Sekarang mau ngomong aja mikirnya lama banget.."

"Jaim dong depan pacar. Kamu tu gimana sih.." Sewot Yuki.

"Ga usah jaim. Aku udah kenal kamu dari kecil. Baik buruknya aku udah tau.." Ucap Al.
"Tetap jadi Yuki yang apa adanya. Ga usah dibuat-buat.." lanjut Al.

"Al. Aku boleh tanya gak..?" Ujar Yuki.

"Boleh.." Al menoleh pada Yuki yang berjalan di samping nya.

"Kamu kenapa bisa pacaran sama Caitlin..?" Tanya Yuki.

"Karena dia baik. Dia selalu bantuin aku.." Jawab Al seadanya.

"Oh selalu bantuin.." Yuki manggut-manggut. "Dan karena itu,kamu akhirnya jadi cinta sama dia..?" Tanya Yuki memastikan. Dan Al menggeleng.

"Aku juga ga tau kenapa aku tetap aja ga bisa cinta sama dia. Padahal aku udah berusaha membuka hati.." Ujar Al.

"Kunci hati kamu kan cuma ada di aku doang Al.." Goda Yuki menyenggol lengan Al.

"Iya kali. Kamu tu curang! Kamu bisa cinta sama Bryan. Dan aku ga bisa cinta sama cewek lain.." Protes Al.

"Kamu kurang gercep. Aku belum pacaran sama Bryan, kamu ga nembak-nembak aku. Setelah aku putus sama Bryan juga kamu lama banget baru nembak lagi.."

"Apa kamu tega sama Caitlin? Aku dan Caitlin baru putus terus aku langsung jadian lagi sama kamu? Kasihan dia lah.."

Yuki mencerna kata-kata Al. "Bener juga ya.." Sahut Yuki.
Kenapa gue ga kepikiran sampai sana?

"Hhhhmm.. Perhatian juga ya ternyata kamu sama Caitlin.." Sindir Yuki.

"Biar bagaimanapun dia mantan aku---

"IH!!!!" Potong Yuki cemberut.

"Loh kok sewot? Emang kamu ga punya mantan..?" Ujar Al membuat Yuki terdiam.

"Yaudah. Satu sama.." Sahut Yuki. "Susah debat sama anak IPK tertinggi di kampus.." Ujar Yuki dan Al hanya senyum menanggapi nya.

"Jadi gara-gara menjaga perasaan Caitlin, kamu jadi mengulur waktu..?" Tanya Yuki kembali membahas.

"Itu juga was-was Kii. Takut kamu bakal jatuh cinta sama cowok lain lagi.."

Yuki menahan tawanya. "Mana bisa aku jatuh cinta sama cowok lain, kalo aku tau kamu cinta sama aku Al.."

Al merangkul Yuki "Kenapa ga dari dulu ya pacarannya.."

"Kamu sih..!!"

"Gapapa lah. Yang penting bisa selalu dekat.. Makasih ya, kamu udah mau nerima aku.."

Yuki memeluk Al erat "Makasih juga, selalu ada buat aku.."

"Semangat buat tugas skripsi nya ya sayang.." Ucap Al menatap Yuki. "Kalo nilainya bagus. Aku ada hadiah buat kamu.."

"Hadiah..?" Tanya Yuki.

Al mengangguk dan tersenyum.

"Boneka..?" Tebak Yuki.

"Rahasia! Pokoknya sekarang kamu semangat dulu. Jangan mudah mengeluh.."

"Siap..!!" Sahut Yuki semangat.









Bjm, 23 Juli 2020

Di Sana Menanti Di Sini Menunggu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang