Delapan Belas

772 123 42
                                    

"Bry.." Yuki menangis terisak dibawah kurungan Bryan.
"Aku tau aku salah.
Iya aku memang salah besar.  kamu dengerin aku dulu.."

Bryan seperti nya memberi kesempatan Yuki untuk bicara. Karena dia sekarang berdiam diri dan belum melanjutkan aksinya.

"Aku cinta sama kamu Bry. Cintaaa banget.
Tapi aku juga ga bisa kalo tanpa Al.
Aku udah bareng sama Al dari kecil hingga sekarang. Orang tua kami juga deket. Rumah kami juga dan semuanyaa----

"Kalo Lo ga tau sebenarnya hati Lo buat siapa..!" Potong Bryan. "Lebih baik Lo ga usah pacaran. Lo masih terlalu bocah buat main-main tentang cinta.."

"Bry tolong maafin aku.
Maafin kesalahan aku.."

"Lo udah main-main sama perasaan gue Kii. Sekarang giliran gue yang main-main sama Lo.." Ucapnya menyeringai. Menampilkan senyumannya yang mengerikan bagi Yuki.

"Bry tolong jangan.." Yuki mencegah pergerakan tangan Bryan pada tubuhnya sekarang.

"Lo belum tau berurusan dengan siapa!!" Bryan tetap memaksa untuk membuka kemeja Yuki, sambil menciumi leher Yuki. Yuki berusaha menolak tapi tidak bisa. Yang bisa dilakukannya sekarang hanya berteriak. Berharap ada yang menolongnya. Walaupun itu mustahil.

"Bry aku mohon jangan. Aku anak tunggal. Aku ga mau ngecewain orang tua aku. Aku harapan mereka satu-satunya Bry. Aku mohon jangan.."

"Lo takut ngecewain orang tua Lo?
Orang tua gue ngecewain gue, gue biasa aja.." Jawab Bryan terlihat marah.

"Kamu harus tau. Semua orang tua itu sayang sama anaknya.."

"Lo ga usah nasehatin gue.
Lo sama aja. Lo udah ngecewain gue.
Dan Lo harus bayar semua itu.." Bryan semakin mendekatkan wajahnya kearah Yuki dan mencium nya kasar.

"Bry tolong jangan. Aku takut Bry.." Lirih Yuki disisa tenaga yang dimilikinya.
Tapi Bryan tak juga kunjung berhenti.

"Al tolongin gueee.." Tak sadar Yuki berteriak seperti itu dalam tangisnya. Dia benar-benar ketakutan saat itu. Rengekan kata-kata yang sering diucapkan nya pada Al kalau dia sedang dalam masalah.

"Al tolongin gueee.."
"Al bantuin doonggg.."
"Al kerjain Tugas gue yaa.."
"Al temenin, gue takuttt.."

Dan masih banyak lagi. Ah, Yuki jadi kangen Al. Biarpun Al sering ngomel ga jelas. Tapi apa kata Yuki selalu diturutin.

Mendengar teriakan Yuki itu, Bryan menghentikan aktivitas nya dan menatap Yuki tajam "Lo minta tolong sama cowok itu..?" Tanyanya tidak ingin menyebut nama Al.

"Iya. Al selalu nolongin aku. Al selalu ada buat aku.." Ucap Yuki membuat hati Bryan semakin panas mendengar nya. "Aku yakin sekarang Al pasti kepikiran sama aku dan gelisah tentang aku.."

"Bry stop Plis Bry. Aku mohon.
Aku janji, Aku ga akan ganggu kamu lagi. Aku ga akan maksa-maksa kamu jadi pacar aku lagi Bry.
Tapi tolong lepasin aku sekarang.." Air mata Yuki semakin deras mengalir di pipinya.

Dan Tanpa disangka, Bryan bangkit dari posisinya sekarang. Membuat Yuki tertegun sejenak, terkejut.
Setelah sadar Yuki langsung berdiri disamping kasur untuk merapikan kembali kemejanya yang berantakan.

Bryan?
DiaSudah keluar dari kamar.

Walaupun takut. Karena kejadian yang hampir dilakukan Bryan padanya. Yuki tetap cari Bryan. Takut pacarnya itu melakukan sesuatu yang lain, dan akan membahayakan dirinya sendiri.

"Bry.." Yuki mengambil tas kecilnya dan mengejar Bryan yang dilihat nya sudah turun melalui lift.

Yuki terus mengejar hingga sampai parkiran mobil. Akhirnya Yuki berhasil menarik lengan Bryan sebelum dia memasuki mobil nya.

"Bry.."

"Apa..?" Bryan menoleh kepada Yuki.

"Kamu ngelepasin aku karena kamu cinta sama aku kan?
Kamu menepati janji kamu untuk ga ngerusak aku kan Bry?
Itu membuat aku makin cinta sama kamu sekarang.."

"IYA!!
Iya Yuki iyaa!!
Karena gue cinta sama Lo!
Mungkin Lo fikir, gue ini emang bodoh.
Masih cinta dengan orang yang sudah jelas-jelas mengkhianatinya.."

"Bry.." Yuki makin menangis mendengar ucapan Bryan. Semakin memojokkan dirinya sendiri. Bahwa dia sudah melakukan kesalahan yang besar.

"Gue minta satu hal, Lo jangan pernah temui gue lagi Kii. Kita PUTUS!!!! Kita ga ada hubungan apa-apa lagi.."

"Tapi Bry..

Aku cinta sama kamu..

Aku yakin kamu juga ga mau putus dari aku kan Bry..

Kita masih bisa memperbaiki semua ini..

Bryan tunggu.."

Bryan tidak lagi memperdulikan ucapan Yuki. Bryan langsung membuka pintu mobil dan masuk kedalam mobilnya.
Dia melihat Yuki mengetuk-ngetuk kaca mobilnya sekarang. Bryan memang benar masih sangat sangat mencintai Yuki. Tangannya sudah bergerak hendak membuka kaca mobil, tapi berusaha ditahannya sekuat tenaga.

"Lo hanya akan jadi cowok lemah kalau berhadapan dengan Yuki, Bry.. jangan.."

Setelah menguatkan diri dan memantapkan hatinya. Bryan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi keluar dari parkiran mobil di apartemen itu.
Meninggalkan Yuki yang masih terus menangis ditempatnya sekarang.

"Aku cinta banget sama kamu Bryaaan.
Kamu cinta pertama aku..
Aku tau kamu orang baik, mungkin aku yang ga pantes buat kamu..

"Aku sayaaaaaang kamu.." Lirih Yuki, teringat saat pertama kali bertemu Bryan. Bryan menolongnya dari gangguan preman-preman kampung. Sejak saat itu Yuki langsung jatuh cinta pada anak SMA bernama Bryan.
Usaha-usaha yang dilakukan Yuki untuk mendekati Bryan. Berpuluh-puluh kali juga mendapatkan penolakan dari Bryan.
Hingga sekarang, sudah berhasil meraih cinta yang tulus dari Bryan.
Tapi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Yuki.








Bjm, 10 April 2020

Di Sana Menanti Di Sini Menunggu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang