Hari ini hanya ada satu mata kuliah dikelas Yuki. Dosen mata kuliah selanjutnya berhalangan hadir. Jadi mereka semua diperbolehkan untuk pulang. Karena mata kuliah hari ini sudah habis.
'Ini moment yang pas untuk gue menemui Al dan menjelaskan semuanya' Fikir Yuki. Dan Segera memasukkan Bindernya kedalam tas. Lalu berlari keluar kelas.
"Al mana sih..?" Yuki mencari keberadaan Al. Al memang sangat pandai menghindar dari Yuki. Tadi saja dia langsung keluar dari kelas, padahal dosen pertama baru saja beberapa detik keluar.
Yuki berjalan menelusuri lorong kampusnya, berharap menemukan Al disana. Tetapi nihil, Al tidak ada.
"Ohiya. Parkiran..!!" Lampu menyala diatas kepala Yuki. Pasti Al kesana, Al pasti langsung pulang.
"Duh, keburu gak ya kalo gue kejar..?"Tanpa fikir panjang, Yuki langsung berlari menuju parkiran kampusnya.
Tapi sebelum Yuki sampai parkiran, Yuki melihat Al baru keluar dari kantin.Yuki langsung berbelok kearah sana untuk mengejar Al.
"AL..!!" Teriaknya sambil berlari.
"AL tunggu..!!"
"Al berhenti dong.."
"Al gue mau ngomong.."
Al pun akhirnya berhenti ditempatnya, berbalik menghadap Yuki yang masih dibelakangnya. "Ga ada yang perlu diomongin.."
"Ini penting Al.."
"Tentang..?" Tanya Al.
"Tentang Kita.." Jawab Yuki.
"Kalo itu ga penting.." Ucap Al dan kembali berbalik arah.
"Al plis dengerin gue dulu.." Yuki menangkap lengan Al, sebelum Al beranjak dari sana.
"Yuki..!!" Teriak seseorang dibelakang Yuki, yaitu Caitlin. Refleks, Yuki langsung melepaskan tangannya pada lengan Al.
"Ada apa Lo ngejar-ngejar Al kayak gitu?
Al ga mau bicara sama lo.." Ucap Caitlin mendekat dan berdiri disamping Al."Gue harus bicara sama Al, Cait. Tolong.." Ujar Yuki memohon. Al berbalik, kembali menatap Yuki. Sebenarnya dalam hati Al bertanya, apa yang ingin Yuki bicarakan dengannya.
"Al udah pacaran sama gue. Jadi, gue sebagai pacarnya ga ngizinin Lo ngomong sama Al.." Ucap Caitlin terlihat angkuh didepan Yuki.
"Apa..? Kaget Yuki. "Lo pacaran sama Al..?"
"Iya. Lo ga percaya..?" Tanya Caitlin menantang.
Yuki menggeleng-gelengkan kepalanya pada Caitlin "Gue ga percaya.." Ucap Yuki.
"Lo tanya aja sama orangnya langsung kalo ga percaya.."
"Al. Benar apa kata Caitlin..?" Tanya Yuki, tapi Al diam saja tidak merespon apa-apa.
"Jawab Al..." Desak Yuki. "Apa benar lo pacaran sama Caitlin..?"
"Iya benar! Gue udah pacaran sama Caitlin.." Jawab Al. Yuki terpaku ditempatnya mendengar jawaban Al. Dan Caitlin tersenyum merasa menang.
"Kapan Al..?" Tanya Yuki lagi, ingin memastikan.
"Tadi pagi..!!" Sahut Caitlin. "Udah ya, ga usah nanya-nanya lagi. Semuanya udah jelas. Lo denger sendiri kan apa kata Al..?"
"Kita mau jalan-jalan dulu ngerayain hari jadian. Bye Yuki.." Pamit Caitlin menggandeng tangan Al. "Yuk sayang.."
💙💙💙
Caitlin mengajak Al untuk pergi ke Mall. Kurang lebih 15 menit mereka pun sudah sampai ditempat tujuan.
"Ayo turun.." Suruh Al pada Caitlin, karena Caitlin hanya berdiam diri disampingnya padahal mereka sudah sampai parkiran.
"Al kita mau nonton, atau belanja atau makan..?" Tanya Caitlin.
"Terserah Lo aja. Lo kan yang ngajak ke Mall. Ya Lo tentuin mau ngapain kesini. Gue ngikut aja.."
"Aku bingung.."
"Kalo bingung. Gue anter Lo pulang.."
"Yah jangan dong Al. Iya deh ga jadi bingung.."
"Yaudah ayo turun.."
"Bentar dulu Al.." Caitlin menahan lengan Al "Aku mau bicara sama kamu Al.."
"Apa..?"
"Kita kan tadi bilang kalo kita pacaran didepan Yuki.."
"Terus..?"
"Kenapa kita ga pacaran beneran aja..?" Tanya Caitlin ragu. Karena sudah keseringan ditolak.
"Yaudah kalo mau pacaran beneran.." Jawab Al enteng. Membuat Caitlin melotot karenanya.
"Serius Al? Kamu nerima aku jadi pacar kamu..?'
"Iya Cait.."
"Aaaaaaa. Akhirnyaaaaa.." Caitlin langsung memeluk Al karena saking senangnya.
"Penantian aku ga sia-sia. Makasih ya Al. Aku senang banget kamu mau jadi pacar aku.."
Al tersenyum kecil "Biasa aja Cait.. ga usah berlebihan gitu.."
"Ga bisa Al. Ini tu luar biasa. Kamu dari dulu selalu nolak aku. Dan sekarang baru kamu terima. Gimana aku ga happy..?"
"Dari dulu gue cuma cinta sama satu cewek Cait. Yaitu Yuki. Gue cinta sama dia, dari dulu hingga sekarang ga berkurang sedikitpun.." Jelas Al.
Hati Caitlin terasa teriris kembali mendengar perkataan Al. Ternyata Al masih sangat mencintai Yuki. Padahal baru saja tadi Caitlin merasa sangat senang karena Al menerima cintanya.
"Tapi gue sadar, gue selama ini salah. Gue dan Yuki hanya sahabat, sampai kapanpun. Sahabat tetaplah Sahabat, ga akan pernah berubah.." Ucap Al tanpa sengaja curhat agar perasaannya bisa lebih tenang.
Al akhirnya menyadari perubahan pada wajah Caitlin.
"Sorry Cait, gue ga bermaksud---
"Gapapa Al. Diizinkan sama kamu untuk bisa masuk kehati kamu aja, aku udah senang banget.
Aku akan setia jadi pacar kamu, sampai kamu bener-bener ngasih hati kamu cuma buat aku..""Kenapa gitu? Dikampus banyak yang suka sama Lo Cait. Lo itu cantik, baik, pinter. Kenapa malah nunggu gue..?" Tanya Al.
"Karena hati aku udah milih kamu Al, ga bisa dipaksain kalo masalah hati.."
"Yakin Lo ga nyesel? Yuki aja yang belasan tahun sahabatan sama gue, ga bisa cinta sama gue.." Ucap Al menunduk.
"Udah Al. Ga usah sedih-sedih gitu dong. Sekarang kan udah ada aku yang akan bahagiain kamu. Yang akan terus mencintai kamu apa adanya.."
"Makasih ya.." Ucap Al dan Caitlin mengangguk senang. Caitlin semakin mengeratkan pelukannya pada Al.
Caitlin mendekatkan wajahnya pada wajah Al. "Al.."
"Apa..?"
"Ga mau nyium pacar baru nya..?" Tanya Caitlin menggoda Al.
"Ngomong apaan sih? Baru juga pacaran, mau minta macam-macam. Udah turun.."
Al melepas pelukan Caitlin dan segera turun dari mobilnya.Caitlin tersenyum memperhatikan Al yang sudah berada diluar mobilnya. "Duh, pacar gue memang laki-laki idaman. Al emang beda dari laki-laki lain. Gue emang ga salah pilih. Pilihan gue tepat pada Al.."
Caitlin pun turun dari mobil Al dan berlari mengejar Al yang sudah lebih dulu berjalan memasuki Mall.
Bjm, 1 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sana Menanti Di Sini Menunggu
Acak'Seumur hidup aku ini yang pertama Pintu hatiku diketuk oleh dua lelaki Punyai ciri selama ini kucari Berbeda wajah tampannya tetap asli Kalau kupilih di sini apa kata di sana Kalau kupilih di sana di sini akan terluka Perlukah aku pilih keduanya Be...