Chapter 8

200K 22.3K 4.8K
                                    

P E M B U K A A N

Emot buat part ini ❤***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emot buat part ini ❤
***

"Angel mau jalan sendiri aja. Nggak mau digendong sama Aksa anak setan," kesal Angel yang sudah diturunkan untuk kelima kalinya oleh Aksa.

Aksa yang tengah mengedot, tersedak. Aksi mengedotnya ia sudahi sejenak. "Kenapa? Aku kan ganteng sama kaya raya. Kok nggak mau?" protes Aksa.

"Karena kamu dikit-dikit ngedot." Angel menatap jengkel ke arah dot yang menggantung di leher Aksa. Rasanya Angel ingin sekali membuang dot itu.

Sebuah hal yang wajar jika Angel kesal. Pasalnya baru lima langkah Aksa menggendong Angel, Angel langsung diturunkan dengan alasan Aksa ingin ngedot dulu untuk mengisi tenaga. Hal itu terus terjadi sampai lima kali. Angel pun kehilangan kesabaran. Bukannya mempercepat, Aksa malah memperlambatnya untuk sampai di kelas.

"Kan aku bilang isi tenaga, Pong. Tenagaku habis buat gendong kamu. Asal kamu tau, kamu itu gendut. Tuh liat! Pipinya aja tumpah-tumpah. Capek aku, Pong! Capek. Pegel juga."

"Aksa anak setan! Jangan deket-deket Angel lagi! Angel nggak mau sama kamu!"

"Tapi Pong kamu kemarin kan udah mau jadi mama terus aku papanya."

Angel mengabaikan protesan Aksa. Anak itu berjalan dengan terpincang menuju kelasnya meninggalkan Aksa yang kembali mengedot untuk menghabiskan susu yang tersisa.

"Kamu bakalan nyesel giniin aku, Pong," gumam Aksa lalu berlari menyusul Angel setelah isi susu dalam dot-nya sudah habis.

Aksa duduk di kursinya yang terletak di belakang Angel. Sebenernya Aksa ingin mengajak Angel ngobrol tanpa menggunakan pancingan kejahilan. Hanya saja Aksa tidak mau jika ia yang memulainya. Inginnya Angel yang memulai. Sayangnya, Angel sepertinya tidak peka dengan keinginannya. Bukannya mengajaknya mengobrol, Angel malah asyik dengan Akbar.

Aksa pun bangkit dan berdiri di sebelah Akbar yang baru saja berbagi permen dengan Angel.
"Bar, kamu pas ulangtahun dikasih kado apa?" tanya Aksa tiba-tiba.

Akbar menatap Aksa sebentar lalu berpikir, mengingat-ingat kado apa yang ia dapat saat ulangtahun kemarin.
"Aku dibeliin mobil-mobilan sama papa. Terus mama bikinin kue ulangtahun. Tetangga banyak diundang ke rumah buat rayain ulangtahunku," jawab Akbar dengan bangga.

"Wah pasti Akbar seneng, ya!" seru Angel yang ikut membayangkan perayaan ulangtahun Akbar.

Aksa mengerucutkan bibir, tidak suka dengan pujian dari Angel untuk Akbar.
"Cuma itu, Bar? Kalau aku dapat resort di Bali sama hotel di Jakarta dari papa buat modal jadi bos. Aku kan mau jadi bos kayak papa."

"Resort itu apa? Apa enak dimakan?" tanya Angel yang begitu asing dengan kata resort.

Aksa pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sejujurnya ia pun tidak mengerti dengan kado ulangtahun yang ia dapatkan dari papanya. Parahnya lagi Aksa lupa meminta penjelasan tentang apa itu resort.

Tears In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang