Chapter 9

190K 23.2K 6.3K
                                    

P E M B U K A A N

Emot buat part ini ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emot buat part ini ❤

Taburin vote dan komentar kalian di part ini yaa 🙌
***

"Papa kok nggak pulang-pulang, sih, Ma. Kan Aksa nggak sabar mau ngomelin papa."

Shilla mengalihkan tatapannya dari si kembar, dan kini tertuju pada putra sulungnya yang sedari pulang sekolah misuh-misuh tidak jelas menunggu papanya pulang. Entah kesalahan apa yang suaminya lakukan sehingga jiwa bar-bar putranya memberontak sedari tadi. Mood Aksa benar-benar hancur. Terhitung sejak pulang sekolah anak itu menghabiskan lima dot susu dan tidak mau bermain dengan adik kembarnya. Disuruh belajar pun menolak mentah. Anak itu hanya ngedot dan membongkar mainannya hingga berserakan dimana-mana.

"Papa lembur, banyak kerjaan Sa."

"Gimana, sih, papa. Katanya kalau bos punya mulut buat nyuruh siapa aja. Tukang boong nih papa."

"Nah tuh papa pulang." Shilla langsung bangkit dari sofa untuk menyambut kepulangan suaminya.
Seperti biasa, tanpa dikomando lagi tangan Shilla bergerak meraih tas kerja dan jas yang suaminya tenteng, setelah menyalaminya.

"Itu anak kenapa? Komuknya nggak enak banget diliat. Perasaan Mas jadi nggak enak, kayak mau dihujat," ujar Rivaldo setelah mengisi energi lewat kecupan di kening istrinya.

"Nggak tau, Mas. Dari pulang sekolah nungguin kamu pulang. Katanya mau ngomel."

"Heran, turunan siapa, sih? Perasaan aku sama kamu kalem, nggak banyak tingkah."

Rivaldo menggulung lengan kemejanya sampai ke siku lalu menghampiri Aksa yang pura-pura tidak peduli dengan kedatangannya. Anak itu sibuk dengan mainannya. Sesekali meraih dot yang menggantung di lehernya.

"Kata mama, Aksa nungguin papa pulang. Ini Papa udah pulang. Aksa mau dibeliin apa hm?"

"Aksa tuh kesel sama papa. Gara-gara kado ulangtahun kemarin, Aksa diledekin sama Akbar. Mana ompong ikutan juga lagi! Kan malu akutuh."

"Kado dari Papa kurang banyak? Jangan khawatir, udah Papa siapin. Resort sama hotel cuma DP."

"Resort itu apa, Pa? Aksa tanya ke Akbar katanya adeknya Risol. Ya masa papa ngado adeknya risol, kan murah. Mana hotelnya juga hotel monopoli. Aksa kan jadi diledekin bos monopoli. Katanya cita-cita Aksa buat jadi bos, udah terwujud. Jadi bos monopoli."

Rivaldo meringis bingung. Harus dengan kalimat apa ia menjelaskan arti resort dan hotel pada Aksa.

"Makanya Mas, kalau ngasih kado itu yang manusiawi. Anak sekecil Aksa mana paham," celetuk Shilla yang sudah kembali duduk di sebelah Aksa.

"Niat Mas, kan, baik. Pengin Aksa jadi sultan sejak dini. Eh ini anak malah nggak paham maksudnya."

"Iya udah sekarang Aksa maunya gimana?" tanya Rivaldo seraya merapikan rambut putranya yang berantakan.

Tears In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang