Chapter 26

209K 24.4K 23.2K
                                    

P E M B U K A A N

P E M B U K A A N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ngilu.
Itulah yang terjadi pada rahang dan pipi Angel karena tingkah Aksa. Aksa yang selalu mengeluarkan kata manis membuat bibirnya tidak bisa untuk tidak tersenyum. Bahkan tanpa sadar, beberapa kali ia melepas tawa saat Aksa terus berceloteh tentang masa kecilnya. Aksa begitu percaya diri menceritakan kebucinannya pada Angel saat itu.

Angel nyaris tidak percaya saat Aksa memberitahunya jika cowok itu pernah merengek minta disunat setelah dihujat Daniel. Padahal definisi sunat saja Aksa tidak tahu.Tak hanya itu, Aksa mengaku pernah minta dibelikan motor dan pacar. Bocah TK yang masih ngedot tahu apa soal pacar, sih? Angel tidak bisa membayangkan betapa berat beban orangtua Aksa yang memiliki anak yang tingkahnya semenyebalkan itu.

"Gigit tangan gue aja. Gerah gue liat lo gigit bibir mulu," ujar Aksa seraya mengulurkan tangannya ke arah Angel. Satu tangannya yang bebas, mengusap area leher belakangnya.

Sontak Angel melepaskan bibir bawahnya, berhenti menggigit bibirnya sendiri. Ia menarik mundur kepalanya saat Aksa mencondongkan tubuhnya.

"Jangan terlalu deket, nanti ada yang liat."

"Berarti kalau di semak-semak boleh deket-deket? Kan nggak ada yang lihat."

"Aksa." Angel kembali merengek. Tanpa sadar jari-jarinya sudah meremas lengan Aksa begitu gemas.

"Kedepannya gue pengin lo lebih manja lagi ke gue. Kalau bisa ditambah galak dan agresif."

Sontak Angel menarik kedua tangannya. Pipinya kembali memanas. Ia malu sendiri saat membayangkan dirinya bersikap manja pada Aksa. Lebih memalukan lagi saat membayangkan ia bersikap agresif pada cowok itu. Cukup! Angel ngeri sendiri membayangkan itu.
"Jangan ngomong gitu. Malu," aku Angel. Telapak tangannya membingkai pipinya sendiri untuk mengusir hawa panas.

Aksa mengangguk lalu menegakkan tubuhnya. Cowok itu menatap ke arah Angel yang terlihat begitu gugup. Malam ini Aksa cukup puas dengan usahanya dalam mengembalikan senyum Angel meskipun hanya sedikit. Aksa hanya perlu konsisten dalam berusaha hingga Angel kembali ceria seperti dulu.

"Ngel."

Angel menoleh dan mendapati Sean berdiri dengan wajah datar tanpa ekspresi. Hanya sedetik pria itu menatapnya, karena setelah itu Sean langsung melempar tatapan tidak bersahabat pada Aksa.
"Kak Sean udah mau pulang?" tanyanya.

"Hm. Udah malem, kamu juga harus istirahat."

"Kalau begitu hati-hati di jalan Kak. Salam buat om sama tante, ya."

"Kalau gitu gue juga pamit, Ngel. Bener kata om itu, lo harus istirahat. Jangan lupa besok gue jemput."

Ekspresi wajah Sean semakin tidak enak dipandang setelah mendengar celetukan Aksa.
"Emang kamu siapa pake jemput Angel segala? Angel nggak perlu jemputanmu," ketus Sean.

Tears In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang