Chapter 25

199K 25.7K 18.5K
                                    

P E M B U K A A N

Aksa Keanu Januar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa Keanu Januar


***

"Nggak ada yang gue lupa. Semuanya gue inget, Pong. Dan gue mau nagih janji masa kecil kita."

Angel langsung memejamkan mata, tidak berani berkontak mata dengan Aksa yang memiliki tatapan melemahkannya. Niatnya ingin memundurkan kepala tapi itu terlalu sulit ia lakukan lantaran kepalanya ditahan oleh Aksa.

"Mau ke mana? Gue mau nagih utang, jangan kabur. Lunasin ... sekarang," desak Aksa. Kedua tangan cowok itu menahan pundak Angel yang berniat pergi

"Hutang apa?"

"Lupa hm? Mau bantu gue ingetin," tawar Aksa lengkap dengan seringai di bibirnya.

Angel menggigit bibirnya. Repot memang jika berurusan dengan Aksa yang pantang mundur sebelum apa yang ia inginkan didapat.

"Mundur dulu, nanti kalau ada yang lihat bisa salah paham." Angel mendorong Aksa agar menjauh. Jarak yang terlalu dekat dengannya bisa mengundang kesalahpahaman. Selain itu Angel juga tidak kuat berjarak sedekat itu dengan Aksa.

Aksa mengalah. Cowok itu menegakkan tubuhnya sebelum melompat turun dari meja lantas mengisi bangku kosong di sebelah Angel. Tanpa meminta izin pada pemiliknya, Aksa mengambil kotak bekal milik Angel.

"Kenapa duduk di situ?"

"Gue mau nemenin cewek gue makan, apa ada yang salah? Ayolah, Ngel, jangan kaku gini. Bukannya dulu kita jauh lebih dari ini."

Pipi Angel kembali memanas. Entah ini karena malu atau ada hal lain, yang pasti pipinya memanas setelah memori masa kecilnya bersama Aksa anak setan memenuhi isi kepalanya. Kencan, perosotan, ayunan, dan menjadi mama papa sampai besar, adalah hal yang paling membekas. Ah satu lagi, sifat bar-bar Aksa pada Akbar. Entah apa yang mendasari, Aksa dulu hingga selalu menaruh rasa cemburu tak beralaskan pada Akbar.

"Lo yang masak sendiri?" tanya Aksa begitu menelan kunyahan pertamanya.

Sedikit khawatir dengan rasa masakannya, Angel mengangguk penuh ragu. "Nggak enak, ya?"

"Enak. Banget. Ini pasti pake bumbu cinta dan diracik penuh kasih sayang makanya hasilnya seenak ini," balas Aksa lalu melanjutkan suapan keduanya.

Tidak! Ini Angel pasti salah dengar atau Aksa hanya membual, kan? Ucapannya Aksa, damage-nya buka main untuk Angel.

"Nggak, buat lo aja," tolak Angel cepat saat Aksa mengarahkan sendok ke mulutnya.

"Kita udah mama papaan dari TK lho, masa masih sekaku ini, Pong. Buka mulutnya, pegel tangan gue."

"Jangan ingetin tentang itu lagi," cicit Angel lalu membuka mulut menerima suapan dari Aksa. Cewek itu mengunyah begitu pelan karena terus diperhatikan oleh Aksa.

Tears In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang