Siapapun visual yang aku pake, aku mohon dengan sangat buat nggak komplain. Di sini aku nggak maksa kalian buat ngikut visual yang aku pake, kalian bebas berimajinasi. Bukan menolak kritik terkait visual, hanya ingin menjaga mood aja.
Thank you pengertiannya ❤***
"Selamat datang kembali, My Angel."
Kalimat manis disusul kecupan di kening menyambut kepulangan Angel setelah hampir sebelas tahun meninggalkan tanah kelahirannya. Angel menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk lengkung senyum yang begitu indah. Gadis itu menatap lekat pria di hadapannya, menikmati wajah tampan yang selama ini selalu menguatkannya.
"Terimakasih sudah menunggu," ujar Angel. Tangan kanannya terangkat hendak menyentuh wajah pria itu. Sayang, belum sempat itu terjadi, pria di hadapannya sudah menangkap tangannya. Digenggam sebentar, sebelum dikecup lembut.
"Setelah ini, aku berharap kamu baik-baik saja. Semuanya sudah cukup. Aku bakal di sisimu dan nggak biarin siapapun nyakitin kamu."
Angel menghambur ke dalam pelukan Sean yang selama ini mendukung penuh, menemani, dan menguatkannya. Setelah lulus SMA, Sean langsung menyusulnya. Kala itu ia hanya bocah enam tahun yang kehilangan senyumnya. Angel mengingat persis bagaimana dirinya pasca celengan ayamnya dihancurkan di depan matanya. Sebelum itu ia sudah terluka, dan Bastian membuatnya lebih terluka lagi. Keluarga dibantu Sean, mengupayakan untuk mengembalikan senyumnya. Tidak mudah memang, tapi berkat ketidakputusasaan mereka, kini Angel bisa kembali tersenyum.
"Siap kembali ke rumah ini, kan?" tanya Sean memastikan seraya menatap rumah megah yang ada di hadapannya.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Sean, Angel melangkah mendekati rumah yang sudah lama ia tinggalkan. Rumah itu masih sama, masih menyimpan kenangannya bersama Papa Juan. Belasan tahun berlalu, kepergian Papa Juan masih meninggalkan luka yang begitu hebat untuknya. Sesak selalu ia rasakan setiap kali mengingat sosoknya, sosok ayah terhebat yang selalu menyayangi anak-anaknya.
"Biar aku aja yang bawa." Sean meraih koper milik Angel. Tangan kirinya menyeret koper sedangkan tangan kanannya menggenggam erat tangan Angel, mengajak perempuan itu masuk.
"Lama banget nyampenya, kita aja udah nyampe sejam yang lalu. Lo nggak ngajak adek gue ke semak-semak, kan?" selidik Daniel begitu adik dan sahabatnya muncul.
"Nggak lah! Kalaupun gue berani yang iyaiya sama Angel, nggak di semak-semak juga," balas Sean. Pria itu menggiring Angel untuk duduk di sofa, sementara ia sendiri berpamitan mengantarkan koper milik Angel ke kamar perempuan itu.
Sean berjalan sembari bersenandung kecil memasuki kamar bernuansa pink yang ada di lantai dua. Meski sudah ditinggal lama oleh pemiliknya, kamar Angel masih rapi. Tidak banyak yang berubah termasuk keberadaan celengan ayam yang berbaris rapi di meja. Kepingan celengan ayam yang dulu dihancurkan oleh Bastian pun di simpan di sana.
Koper milik Angel di letakkan di sudut kamar. Selesai dengan tugasnya, Sean melangkah meninggalkan kamar Angel. Pria itu kembali ke ruang tamu dan langsung berbaur dengan yang lainnya.
Daniel melempar jasnya ke wajah Sean sebagai ungkapkan kekesalan karena pria itu duduk terlalu dekat dengan adiknya. "Gue kasih izin lo deketin Angel, bukan berarti lo bisa sedeket itu sama Angel, ya!" geramnya.
Sean terkekeh geli. Sudah biasa ini terjadi. Daniel masih begitu over-protective pada Angel. Tak hanya Daniel, Damian dan Rizal pun demikian. Bahkan Barra pun tidak mau kalah. Mereka menjaga Angel dengan baik. Tidak sembarang orang bisa dekat dengannya. Mereka melakukan itu semata-mata untuk menghindari Angel dari orang-orang yang berpotensi menyakitinya. Mental Angel belum cukup kuat untuk kembali dilukai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tears In Heaven
Teen Fiction"Kudanil, Tuhan nggak sayang Angel, ya?" "Kok ngomongnya gitu?" "Buktinya papanya Angel diambil. Angel, kan, jadi sedih." "Nggak gitu, Ngel. Semuanya sayang Angel. Nanti kalau udah gede Angel bakalan ngerti. Sekarang Angel bobok, ya?" Angel meng...