Chapter 18

206K 22.6K 14K
                                        

P E M B U K A A N

P E M B U K A A N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Terbit
Tersedia di toko buku online maupun offline

Aksa membuka tas kopernya saat ia dan Angel sudah sampai di bangku taman bermain yang letaknya dekat perosotan. Angel yang duduk di sebelah Aksa, hanya diam memperhatikan Aksa yang begitu sibuk. Satu per satu, mulai dari kotak bekal, botol susu, 3 bungkus snack, dan satu cup puding mangga dikeluarkan dari tas koper Aksa. Aksa menata semua itu di bangku yang tengah ia duduki.

"Banyak banget makanannya," ujar Angel sedikit takjub dengan banyaknya makanan yang Aksa keluarkan.

"Biar kita cepet gede, Pong. Ini mama bawain sarapan. Mama yang masak. Enak. Kamu bisa masak enggak, Pong?"

"Enggak. Angel, kan, masih kecil. Bantuin berdoa aja kalau mommy masak."

Aksa mengangguk lalu meletakkan kotak bekalnya di pangkuan.
"Tapi nanti kalau udah jadi mama gede, belajar masak ya, Pong. Akutuh pengin dimasakin sama kamu. Sekarang masih mama kecil, nggak papa belum bisa masak."

Angel mengangguk patuh lalu membuka mulutnya saat tangan kanan Aksa mengarahkan sendok ke  mulutnya. Setelah satu suapan masuk ke mulut Angel, tangan Aksa berganti menyuapi dirinya sendiri.

"Enak?" tanya Aksa.

"Enak. Rasa nasi goreng yang ada sosis sama telur."

"Ya kan emang nasi goreng telur sosis. Nanti kalau aku udah gede, tinggi, dan jadi bos, kamu di rumah aja ya Pong. Jagain anak-anak. Kayak mama Shilla."

Gerakan mengunyah Angel memelan. Anak itu mulai tidak bisa menangkap maksud dari kalimat Aksa.
"Anak-anak apa?"

"Anak-anak kita. Nanti aku tanya papa gimana cara bikin anak-anak. Kalau kata Kak Denis sih cuma pake susu putih sama telur."

"Oh." Angel yang masih tidak paham, hanya berohria.

"Pong."

Angel sedikit mendongak menatap Aksa. "Apa anak setan?"

Tears In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang