Semalam, setelah hampir setengah jam ia bercerita panjang lebar pada Minhee, Junho memutuskan untuk menginap di apartemen Minhee. Minhee sama sekali tidak keberatan. Ia malah senang jika Junho menginap di apartemennya. Setidaknya, Junho tidak akan tidur di jalanan karena tidak ingin pulang.
---
Pagi mulai menyapa. Seharusnya Daniel masih bisa bersantai atau setidaknya tidur beberapa jam kedepan, karena hari ini ia tak harus pergi ke univeraitas. Jadwal kerja paruh waktunya juga dimulai sekitar pukul satu siang. Ia masih punya waktu untuk bersantai, jika seandainya sebuah panggilan di ponselnya tidak membuatnya harus terburu-buru pergi.
'Hyung.. bisakah kau ke sini? Tolong aku, Seongwoo Hyung, Seungyoun Hyung, dan juga Eunsang.'
Suara di seberang telpon terdengar sangat memohon. Daniel mengernyitkan dahinya dalam. Mengapa adik tingkat yang juga merupakan temannya itu menelponnya dengan suara yang sangat memohon.
"Hmm? Wae? Kau dimana? Apa yang telah terjadi?" Tanya Daniel dengan suara serak khas orang bangun tidur. Daniel mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menendang pelan selimut yang menutupi kakinya.
'Ceritanya panjang. Nanti saja kuceritakan. Kami ditahan polisi, dan sekarang kami berada di kantor polisi.' Daniel yang tengah meregangkan otot-ototnya, sontak berdiri.
"Ya! Kenapa kalian bisa berada di sana? Tunggu, aku akan segera ke sana."
Daniel segera berlari ke kamar mandi. Ia menerapkan mandi kilatnya. Tak sampai lima menit, ia sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Ia segera memakai pakaiannya. Celana jeans dengan kaus putih polos sebagai baju dalam, serta hoodie navy, yang hampir ia pakai terbalik saking terburu-burunya.
"Kau akan pergi ke mana? Mau menemui kekasihmu?"
"Tidak. Aku akan menemui temanku. Entah bagaimana mereka bisa ada di kantor polisi." Kata Daniel sambil mengikat tali sepatunya. "Aku berangkat sekarang."
Daniel melangkah keluar. Setelah menutup pagar rumahnya dan berbalik, Seungwoo telah berdiri di seberang jalan sambil memainkan ponselnya. Daniel menghampiri Seungwoo yang sepertinya belum menyadari keberadaannya.
"Seungwoo Hyung."
"Niel-ah. Kau mendapat telpon dari Guanlin?" Daniel mengangguk. "Aku tak habis pikir, bagaimana bisa mereka ada di kantor polisi."
"Aku juga. Aku bahkan baru saja bangun tidur ketika Guanlin menelponku." Kata Daniel sambil berjalan dengan Seungwoo di sampingnya. Mereka menuju halte yang tak jauh dari rumah Daniel. Bus dengan tujuan ke arah kantor polisi datang ketika mereka sampai.
Kurang dari setengah jam, Daniel dan Seungwoo sampai di halte pemberhentian mereka. Karena jarak antara halte dan kantor polisi tak terlalu jauh, Daniel berlari untuk sampai ke sana. Membuat mau tak mau, Seungwoo juga harus ikut berlari.
"Permisi." Mereka sampai di kantor polisi dengan napas yang memburu. Kehadirannya membuat beberapa orang yang sedang bertugas, menghentikan sejenak aktivitasnya hanya untuk melihat kehadiran Daniel dan Seungwoo.
"Niel-ah. Apa yang membawamu kemari?" Tanya salah satu polisi yang kebetulan mengenal Daniel.
"Mm.. kudengar temanku ditahan di sini. Apa aku bisa menemuinya?" Tanya Daniel dengan sopan setelah membungkuk untuk memberi salam.
"Apa mereka teman-temanmu?" Petugas itu menunjuk salah satu sel di belakang Daniel. Daniel dan Seungwoo menoleh ke arah yang ditunjuk oleh petugas itu. Kemudian memasang ekspresi yang terlampau datar ketika melihat Guanlin, Seungyoun, Seongwoo, dan juga Eunsang tengah memasang wajah memelas sambil memegang jeruji besi yang menahan mereka.
---
"Terima kasih. Aku akan memastikan hal ini tidak akan terulang lagi." Daniel, Seungwoo, dan yang lainnya membungkuk dalam. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor polisi, mereka memutuskan untuk pergi ke cafe milik Seungwoo. Ia belum membuka cafenya. Setelah masuk ke dalam cafe, mereka mendudukkan diri di kursi yang kosong.
Seungwoo masuk ke ruangannya. Tak berselang lama, ia kembali dengan membawa kotak obat. Seungwoo mendudukkan dirinya di depan Seongwoo dan Eunsang. Sedangkan Daniel mendudukkan diri di depan Seungyoun dan Guanlin. Seungwoo dan Daniel mengobati Guanlin serta yang lainnya dengan hati-hati. Wajah mereka penuh dengan luka yang tampak seperti lukisan abstrak.
"Aaw.. ya! Tidak bisakah kau mengobatinya dengan perlahan?" Kata Seongwoo ketika Seungwoo menekan luka di sudut bibirnya.
"Diamlah Ong Seongwoo. Aku sedang mengobatimu." Kata Seungwoo, geram. Di sampingnya, Daniel juga kesal dengan Seungyoun dan Guanlin yang terus saja memprotes karena ia terlalu kencang menekan luka keduanya.
"Ya! Apa yang terjadi dengan wajah kalian?" Seseorang yang baru saja masuk, memekik ketika melihat wajah Seongwoo dan yang lain. Ia segera berjalan ke arah mereka, dan menatap lamat-lamat luka yang ada di wajah mereka berempat.
"Mereka berkelahi." Jawab Daniel tanpa mengalihkan fokusnya dari luka yang ada di pelipis Seungyoun.
"Apa? Berkelahi? Bahkan Eunsang dan Guanlin juga?"
"Secara teknis, mereka yang memulainya, Hyung. Kami tidak akan membalas jika mereka tidak menghajar kami terlebih dahulu. Kemudian malah memutar balik fakta ketika ada di kantor polisi. Menyebabkan kami berempat ditahan. Untung saja, Niel Hyung dan juga Seungwoo Hyung datang. Jika tidak.. mungkin kami bisa berada di dalam sel itu lebih la- aww! Hyung!" Ucapan Eunsang terpotong karena Seungwoo lagi-lagi menekan lukanya terlalu kuat.
"Apa yang membawamu kemari, Wooseok Hyung? Kau tidak ada kelas hari ini?" Tanya Guanlin. Seungwoo dan Daniel selesai mengobati keempatnya. Mereka mengemasi obat-obatan yang tadi digunakan, Sebelum Seungwoo membawanya kembali ke ruangannya.
"Tadi Daniel dan Seungwoo Hyung menghubungiku. Sebenarnya hari ini aku ada kelas. Tapi berhubung dosenku tidak bisa hadir, aku memutuskan untuk pulang." Wooseok duduk di tempat yang tadi diduduki Seungwoo. Ia meletakkan satu plastik penuh makanan di meja. "Dalam perjalanan kemari, aku membeli ini. Makanlah."
Setelah Wooseok mengeluarkan isi plastik yang ia bawa, semua langsung melahap kimbab dan juga kue beras yang ada di depan mereka.
"Hyung, noona yang itu bagaimana?" Tanya Eunsang tiba-tiba. Membuat Wooseok yang tengah mengunyah kimbabnya, tersedak. Seungwoo kembali dengan beberapa gelas minuman di tangannya, kemudian memberikan satu gelas untuk Wooseok.
"Makanlah dengan perlahan, Wooseok-ah!" Seungwoo menepuk-nepuk pelan punggung Wooseok. Eunsang jadi merasa bersalah karenanya.
"Bagaimana apanya?" Tanya Wooseok sambil meletakkan minumannya di meja.
"Mm.. bagaimana hubunganmu dengan noona itu, Hyung?"
"Hmm.. dia yeoja yang tidak mudah didekati. Tapi aku yakin. Dia akan menjadi kekasihku." Wooseok tiba-tiba memukul meja dengan berapi-api. Membuat Daniel yang sedang menikmati kimbabnya, terkejut dan hampir menjatuhkan makanannya.
"Hahahah.. jangan terlalu percaya diri Wooseok-ah." Kata Seongwoo sambil terbahak.
"Hyung..." Wooseok tidak terima. Namun malah ditertawakan oleh yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Circle of Love
Romance'Nyatanya semua orang di dunia ini sama. Mereka tamu yang datang tak diundang, menetap untuk waktu yang tak lama, dan pergi dengan tiba-tiba.' -Kang Daniel 'Hyung! Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Aku ingin segera bertemu denganmu, Hyung!' -Kang...