Bittersweet

5 0 0
                                    

"Hati-hati.."

"Aku bisa, Hyung." Minhee menolak bantuan Yohan dengan sehalus mungkin, kemudian ia mendudukkan dirinya di sofa apartemennya.

Setelah memastikan Minhee sudah duduk dengan baik, Yohan melangkahkan kakinya menuju dapur. Mengambil beberapa minuman untuk Minhee dan yang lain.

"Astaga, Hyung.. kau tidak perlu repot-repot melakukan ini."

Yohan hanya terkekeh. Ia meletakkan dua botol besar cola dan soda beserta dengan tujuh buah gelas berisi es batu, di atas meja. "Tidak apa, Minhee-ya. Kau belum sepenuhnya pulih, harus banyak beristirahat."

"Baiklah kalau begitu.. terima kasih, Yohan Hyung."

Minhee bergerak tidak nyaman. Gips di kaki kirinya, juga perban di lengan kirinya, membuat Minhee tidak bisa bergerak dengan bebas. Ah, iya. Minhee baru saja diizinkan pulang setelah sekitar dua minggu ia dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan itu. Sebenarnya belum diizinkan, namun Minhee memaksa ingin pulang saja. Sangat bosan berada di rumah sakit, katanya.

"Kami sudah menemukan apartemen untuk kami tempati, Minhee-ya. Tidak terlalu jauh dari sini. Biaya sewanya juga masih bisa diusahakan, kami sudah pindah beberapa hari yang lalu." Yohan menjelaskan, sementara Minhee hanya mengangguk mengerti. Tak mungkin ia meminta Yohan dan Jaehwan untuk tetap tinggal bersamanya.

"Tunggu. Untuk apa kau pindah? Kami? Maksudnya kau dengan siapa?" Tanya Jisung setelah ia meneguk minumannya. Yohan memang tidak pernah bercerita tentang masalah ini pada yang lain. Wajar saja jika Jisung bertanya.

"Mm.. bagaimana jika kuceritakan lain kali saja? Minhee harus tidur siang dan istirahat. Supaya ia cepat sembuh."

Awalnya Minhee hendak menentang ucapan Yohan. Namun ketika melihat bagaimana raut wajah Yohan saat ini, ia segera paham dan mengiyakan ucapan hyungnya itu. Sangat kentara sekali di mata Minhee bahwa Yohan sedang tidak ingin membahas masalah itu sekarang.

"Kemari, beristirahatlah di kamarmu. Biar kuantar."

Minhee mengangguk. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya, menerima uluran tangan Yohan, kemudian berjalan dengan tertatih ke arah kamar tidurnya. Namun sebelum terlalu jauh, Minhee berhenti. Membuat Yohan juga berhenti. Kemudian berbalik menghadap teman-temanya. "Kalian, nikmati saja yang ada di sini. Anggap seperti rumah sendiri, ya."

Junho, Jinyoung, Woojin, Minhyun, dan Jisung mengangguk. Membalas ucapan Minhee dengan saran supaya ia istirahat dengan baik, kemudian membiarkan Minhee memasuki kamarnya.

"Hyung, bagaimana jika Minhee tau?" Tanya Jinyoung pada yang lain ketika Minhee sudah menghilang di balik pintu kamarnya. Suaranya sengaja dibuat sepelan mungkin, tidak ingin orang yang dibicarakan sampai mendengar. Padahal jarak antara tempat Jinyoung duduk, dan kamar Minhee lumayan jauh.

"Cepat atau lambat, Minhee pasti akan tau." Jawab Junho sambil menatap lurus pintu kamar Minhee, seakan-akan ia bisa melihat Minhee di sana. Mendengar jawaban Junho, Woojin, Jisung, dan Minhyun hanya mengangguk. Satu pendapat dengan laki-laki bermarga Cha itu.

---

Dengan gerakan yang hati-hati, Yohan membantu Minhee memposisikan tubuh di atas tempat tidur. Beberapa kali Minhee mengerang karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Sedikit banyak membuat Yohan simpati.

"Aa.. nyaman sekali rasanya." Kata Minhee setelah berbaring di tempat tidurnya. Rasanya lebih nyaman daripada kasur rumah sakit. Meski kasurnya tidak terlalu empuk, namun rasanya lebih nyaman. Punggung Minhee sakit ketika tidur saat masih dirawat di rumah sakit. Itu juga yang menjadi salah satu alasan kenapa Minhee ingin cepat pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Circle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang