Daniel menggosok matanya dengan kasar. Mencoba mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal di dunia mimpi, juga mencoba untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih sangat terasa. Di tengah mengumpulkan kesadarannya, Daniel mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Daniel tersadar bahwa ia tidak berada di kamarnya, melainkan berada di ruang tengah rumahnya.
Tiga detik setelah Daniel terbangun, ia tidak mengingat apapun. Namun, ketika netranya menangkap sosok lain di sofa ruang tengahnya, barulah ia ingat apa yang terjadi semalam. Seongwoo masih terlelap di sofa, kepalanya berada di ujung tangan sofa, nyaris terjatuh. Sebelah kaki dan tangannya tergantung dari sofa.
"Hyung, bangunlah! Sudah pagi."
Suara serak Daniel mencoba membangunkan Seongwoo. Namun Seongwoo sama sekali tidak merespon. Juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan keluar dari dunia mimpinya. "Hyuuung! Seongwoo Hyung! Cepatlah bangun!"
Daniel mulai menggoyang-goyangkan lengan Seongwoo yang menjuntai dari sofa. Bantal yang semalam Daniel gunakan untuk tidur, ia gunakan untuk menghujani Seongwoo dengan pukulan yang lumayan brutal. Hebatnya, Seongwoo masih belum terbangun.
"Hyuuung!" Dengan sekali tarikan, Seongwoo terjatuh dari sofa. Daniel tersenyum puas ketika ia berhasil membangunkan hyungnya itu. Apalagi ketika ia berhasil membuat Seongwoo terjatuh dari sofa.
"Aaa.. punggungku.." Seongwoo memegangi punggungnya. Matanya mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke netranya.
Tidak ingin mendapat omelan dari Seongwoo, Daniel segera melarikan diri menuju kamar mandi setelah ia memungut beberapa bungkus jelly yang semalam ia makan. Hari ini tidak ada jadwal pagi. Jadi Daniel bisa sedikit bersantai pagi ini.
Lima belas menit berada di kamar mandi, Daniel keluar dengan baju santainya. Saat ia kembali ke ruang tengah, Seongwoo tampak tengah berkutat dengan ponselnya.
"Hyung, mandilah! Aku akan memasak."
"Hm. Oh iya. Nenek di mana? Sejak aku datang ke sini, aku tidak melihatnya." Seongwoo mematikan layar ponselnya, meletakkan kembali benda itu di meja, kemudian menatap Daniel yang baru saja memungut bantal dan selimut dari bawah. "Semalam aku bertanya padamu. Namun kau lebih dulu tertidur, dan membuatku berbicara sendiri."
"Hehehe. Maafkan aku Hyung. Aku sangat mengantuk saat itu." Daniel meringis. Ia menggaruk belakang kepalanya, yang sepertinya memang gatal. "Nenek sedang mengunjungi anak dan cucunya. Sepertinya nenek rindu dengan mereka."
Seongwoo ber-oh ria, kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini Seongwoo sangat nersantai. Tidak ada jadwal untuk hari ini, ia tidak perlu menuju kampus.
Sementar Seongwoo mandi, Daniel tengah menyibukkan diri di dapur. Memasak sarapan untuk mereka berdua. Sepertinya nenek baru saja belanja bulanan, karena kulkasnya tampak penuh dengan bahan makanan. Daniel jadi bingung harus membuat makanan apa.
"Kau memasak apa, Niel-ah?" Seongwoo mengintip dari balik bahu Daniel, mencoba melihat apa yang sedang sahabatnya itu buat. Seongwoo tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk yang Daniel pinjamkan. Baru saja selesai mandi dan mencuci rambutnya.
"Samgyetang." Daniel sedikit bergeser, membiarkan Seongwoo melihat sup ayam ginseng yang ia buat, mulai mendidih.
"Uwaah.. tampaknya ini sangat lezat. Perutku sudah tidak sabar untuk diisi."
Daniel terkekeh sambil menggelengkan kepalanya saat Seongwoo menepuk-nepuk perutnya sendiri. Seperti tengah menenangkan cacing-cacing dalam perutnya yang meronta ingin diberi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Circle of Love
Romance'Nyatanya semua orang di dunia ini sama. Mereka tamu yang datang tak diundang, menetap untuk waktu yang tak lama, dan pergi dengan tiba-tiba.' -Kang Daniel 'Hyung! Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Aku ingin segera bertemu denganmu, Hyung!' -Kang...