"Kalian datang sejak tadi?" Pertanyaan Yohan membuat Minhee dan yang lain menoleh ke arahnya. Siang itu Minhee dan enam temannya yang lain membuat janji akan makan siang bersama di sebuah kafe dekat kampus mereka. Minhee, Junho, dan Jinyoung datang terlebih dahulu. Kelas mereka usai lebih cepat dari pada yang lain. Disusul Jisung dan Minhyun. Kemudian Woojin dan Yohan yang terakhir sampai.
"Tidak. Kami juga baru sampai. Entah Minhee, Junho, dan Jinyoung." Jisung yang menjawab. Sudah lama mereka tidak berkumpul seperti itu. Mungkin karena Jisung selalu sibuk.
Woojin dan Yohan mengambil tempat di sebelah Minhyun. Mereka kemudian larut dalam pembicaraan. Suasana kafe yang menenangkan, membuat mereka semua nyaman.
"Minhee-ya, bagaimana dengan gadis yang kemarin?" Jisung bertanya. Sepertinya laki-laki bermarga Yoon itu tak pernah kehabisan topik untuk dibahas.
Oh iya. Berbicara tentang Soojin, Minhee belum mengatakan pada teman-temannya jika ia sudah menjalin hubungan dengannya. Jisung bahkan hanya tahu jika Minhee akan menyatakan perasaannya pada Soojin.
"Beberapa hari yang lalu, Minhee memang mengajak Soojin untuk berjalan-jalan." Kali ini Jinyoung yang menyahuti. Minhee masih bungkam. Sedang merangkai kata. Entah benar-benar lupa atau sengaja tidak ingin memberi tahu hubungan mereka. "Ah, bukan jalan-jalan. Lebih tepatnya, berkencan." Koreksi Jinyoung.
"Oh, benarkah? Lalu, bagaimana? Sudah menyatakannya?"
"Minhyun Hyung, kau tau kan, ini yang pertama kalinya untuk Minhee. Dan tentu saja.." ucapan Junho tergantung.
"Sudah? Bagaimana? Diterima?" Woojin sedikit terkejut saat tiba-tiba Minhyun menjadi antusias seperti itu. Tidak biasanya Minhyun seperti itu.
"Tentu saja belum!" Lanjut Junho sambil menepuk bahu Minhee dengan keras. Menyebabkan temannya itu nyaris tersedak makanan yang sedang ia kunyah.
Jisung dan Minhyun tertawa. Membuat yang lain juga ikut tertawa. Tentu saja kecuali Minhee. Laki-laki itu hanya menatap satu per satu temannya dengan ekspresi yang terlampau datar. Terlalu malas mendebat teman-temannya jika sedang usil seperti itu.
"Minhee-ya, meski aku tidak berpengalaman dalam hal seperti ini, aku akan memberimu satu saran. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Kesempatan bagus tidak datang dua kali." Jisung menepuk-nepuk lengan Minhee yang ada di sebrang tempat duduknya, memberi saran.
"Dengarkan itu! Jangan disia-siakan! Segera nyat--"
"Mini-ya!" Suara seseorang memotong ucapan Minhyun. Mereka semua sontak merotasikan kepala masing-masing menuju sumber suara. Kedua sudut bibir Minhee terangkat. Tersenyum dengan manis ketika sosok yang ia rindukan belakangan ini berjalan mendekat.
"Mon Chérie!"
Baiklah. Jangan tanya bagaimana reaksi keenam teman Minhee saat mendengar panggilan itu. Terlebih ketika Soojin langsung memeluk Minhee saat keduanya berhadapan. Junho dan Jinyoung terdiam dengan air muka kebingungan yang tampak nyata. Yohan dan Woojin tampak menahan nafas saking terkejutnya. Minhyun dan Jisung malah lebih parah. Mereka semua terkejut.
"Mini-ya! Rindu.." suara Soojin teredam dalam dekapan Minhee. Gadis itu memeluk kekasihya erat-erat. Melepas rindu akibat empat hari tak bertemu. Memang hanya empat hari. Namun gadis itu sangat merindukan Minhee. Dasar pasangan baru.
"Aku juga rindu. Tapi kau selalu sibuk, Chérie." Minhee mengusap surai Soojin dengan lembut. Sesekali ia menarik nafasnya dalam-dalam. Merasakan aroma tubuh Soojin yang menyapa saraf olfaktorinya. Aroma yang akhir-akhir ini menjadi aroma favorit Minhee. Cherry blossom.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Circle of Love
Lãng mạn'Nyatanya semua orang di dunia ini sama. Mereka tamu yang datang tak diundang, menetap untuk waktu yang tak lama, dan pergi dengan tiba-tiba.' -Kang Daniel 'Hyung! Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Aku ingin segera bertemu denganmu, Hyung!' -Kang...