Gemerlap lampu dari beberapa wahana itu membuat Soojin tak berhenti terkagum-kagum. Sudah lama Soojin ingin pergi ke sana. Namun selalu terhalang dengan urusan yang lain. Entah itu harus kuliah, membantu saudaranya, menjaga rumah, atau yang lain.
Sekarang ia benar-benar menikmati waktunya dengan Minhee. Pun sebaliknya.
"Woah.. Minhee-ya, aku ingin menaiki itu. Tapi aku ingin membeli permen kapas terlebih dahulu. Mm.. sebenarnya aku juga sedikit haus. Hehe." Soojin tersenyum manis.
"Boleh. Kita beli makanan terlebih dahulu. Kemudian bermain lagi. Kau ini, sangat menggemaskan."
Minhee mencubit kedua pipi Soojin dengan lembut. Terlalu gemas dengan gadis di hadapannya itu. Soojin merengek kesakitan. Meminta Minhee melepaskan cubitannya.
Sejak mereka memasuki taman bermain itu, banyak pasang mata yang melirik keduanya. Antara pandangan kagum, dan iri yang bercampur menjadi satu. Seperti memandang pangeran mahkota dan putri raja. Baiklah, itu berlebihan. Namun seperti itulah yang lakukan.
"Paman, tolong permen kapasnya satu buah!" Minhee memesan permen kapas di salah satu penjual setelah tadi mengantri.
"Baiklah."
Paman penjual itu mulai membuat permen kapas pesanan Minhee. Soojin asik memperhatikan bagaimana alat itu mulai mengeluarkan permen kapas setelah paman itu memasukkan beberapa sendok gula. Kemudian dengan cekatan, paman penjual mengumpulkannya menjadi satu permen kapas itu dan membentuknya menjadi bentuk yang lucu.
"Terima kasih paman." Soojin menerima permen kapas berbentuk kelincinya, sementara Minhee membayar. Setelah itu, mereka melangkah meninggalkan stan itu.
Minhee dan Soojin kembali berkeliling, mencari minuman yang ingin mereka minum. Namun Soojin tampak lelah. Minhee menggandeng tangan Soojin, membawanya ke salah satu tempat duduk yang ada di dekat sana.
"Tunggu di sini. Aku akan membeli minum. Ingin minum apa?"
Soojin tampak berpikir sejenak. Memikirkan minuman apa yang cocok diminum saat malam hari seperti itu. "Aku ingin lemon tea ice." Putusnya.
"Yakin? Malam ini lumayan dingin. Kau benar-benar ingin minum yang dingin-dingin?"
Praktisnya Soojin mengangguk. Tak apa lah, sekali-kali meminum minuman dingin di malam yang dingin seperti itu. Toh juga Soojin tidak sering melakukannya.
"Baiklah, tunggu sebentar. Jangan pergi kemana-mana! Jangan rindu!"
"Apa?" Soojin bertanya untuk memastikan.
"Tidak ada."
Minhee melangkah mencari stan yang menjual lemon tea ice. Untungnya ada stan tak jauh dari sana yang menjual lemon tea. Minhee mengantri. Ada sekitar tiga orang di depannya. Ia menunggu giliran dengan sabar. Hingga akhirnya tiba giliran Minhee.
Tak perlu menunggu waktu yang lama setelah Minhee mengatakan pesanannya. Lemon tea sudah berada di tangannya. Minhee berjalan kembali menuju tempat Soojin menunggu.
Tangan Minhee penuh. Tiba-tiba saja, ada seseorang yang menabraknya. Membuat salah satu lemon teanya tumpah, dan membasahi pakaiannya. Minhee sedikit bergidik ketika merasakan dingin dari tumpahan lemon tea itu. Ia menunduk, memastikan seberapa banyak bagian pakaiannya yang terkena tumpahan. Syukurlah tidak terlalu banyak. Namun cukup kentara jika pakaian di bagian perutnya basah.
"Aa.. maafkan aku. Sungguh, aku minta maaf. Aku sedang terburu-buru. Panggilan alam. Aa.. bagaimana ini.."
Minhee mengangkat kepalanya ketika orang itu meminta maaf. Sepertinya orang itu lebih tua dua atau tiga tahun darinya. Minhee tidak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Circle of Love
Romance'Nyatanya semua orang di dunia ini sama. Mereka tamu yang datang tak diundang, menetap untuk waktu yang tak lama, dan pergi dengan tiba-tiba.' -Kang Daniel 'Hyung! Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Aku ingin segera bertemu denganmu, Hyung!' -Kang...