Happy Anniversary, My Love

6 3 0
                                    

Perasaan itu terus saja mengganggu Soobin. Ia tidak bisa duduk dengan tenang di dalam taxi yang sedang membawanya ke rumah Daniel. Bagaimana Soobin bisa tenang jika keadaan kekasihnya sedang seperti itu.

"Paman.. bisakah kau lebih cepat? Aku sedang terburu-buru." Untuk yang kesekian kalinya Soobin meminta kecepatan taxi ditambah.

Namun tentu saja supir taxi itu tidak serta merta menambah kecepatan taxinya. Sudah terlalu cepat. Berbahaya jika kecepatan taxi kembali dinaikkan. Supir itu meminta Soobin untuk bersabar, karena sebentar lagi mereka akan sampai.

Sebentar bagi supir taxi itu, namun rasanya sangat lama bagi Soobin. Heol! Soobin benar-benar hampir gila karena khawatir akan keadaan Daniel. Mengapa ini harus terjadi?

Benar-benar tak lama kemudian, Soobin sampai di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil. Rumah Daniel. Soobin mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada supir taxi. Ia segera keluar dari taxi itu tanpa peduli apakah uang yang diberikannya terlalu banyak atau bahkan kurang. Hanya Daniel dalam pikirannya.

Soobin mendorong pagar rumah Daniel dengan sedikit kasar. Membuat beberapa tanaman di sisi pagar tampak sedikit layu akibat terdorong pagar.

Tok tok tok...

Tok tok tok..

Beberapa kali ketukan, panggilan, dan beberapa kali pencetan bel, tidak membuat sang pemilik rumah segera menyahut. Membuat Soobin semakin panik. Ketukannya di pintu rumah Daniel terhenti ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Niel Oppa🐱

Masuklah!
11.35

Hanya itu. Sedikit rasa khawatir yang dirasakan Soobin menghilang setelah Daniel mengirim pesan singkat itu. Setidaknya kekasihnya itu baik-baik saja. Namun Soobin kembali khawatir. Bagaimana jika yang mengirim pesan itu bukan Daniel?

Kali ini Soobin membuka pintu kayu itu dengan perlahan. Ketika telah memasuki rumah Daniel, hal pertama yang Soobin lihat adalah sebuah kain hitam yang menghalangi jalannya. Menggantung dari langit-langit hingga menjuntai ke lantai.

Soobin melepas sepatu yang ia gunakan, menatanya dengan rapi, kemudian menyibak kain hitam itu. Terkejut. Membuat Soobin mematung di tempatnya. Barisan lilin dan juga kelopak mawar menyambutnya begitu ia menyibak kain hitam.

Tak hanya itu, puluhan sticky note yang segaja di tempel di dinding, seakan meminta Soobin untuk melangkah lebih jauh ke dalam rumah Daniel.

Soobin mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Menatap jendela dan segala ventilasi udara yang tertutup kain hitam juga. Membuat ruangan, bahkan rumah Daniel minim pencahayaan.

Langkah Soobin masuk semakin dalam. Mengikuti barisan lilin dan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma menyenangkan bagi Soobin. Ketika lilin dan kelopak mawar itu habis, Soobin dapat melihat sebuah meja yang ditata sedemikian rupa hingga terlihat sangat cantik di matanya.

Soobin mendekat. Pandangannya tertuju pada sebuah kue yang yang ada di atas meja tersebut. Kecil dan sederhana. Mungkin hanya porsi untuk empat orang. Ada ucapan selamat dan sebuah lilin yang menghiasi kue itu.

Hati Soobin menghangat. Matanya tiba-tiba berair.

"Happy anniversary, Bin-ah."

The Circle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang