Let's Go See the Stars

11 1 0
                                    

"Haaaaah.." Soobin menghela nafas dengan panjang. Mencoba melepaskan rasa lelahnya. Ia baru saja membaringkan diri di tempat tidur dengan kaki yang menggantung, setelah membersihkan diri. Rambut panjangnya bahkan masih basah. Soobin tidak peduli jika tempat tidur dan piyamanya menjadi lembab. Ia terlalu lelah untuk sekedar mengeringkan rambut.

Malam semakin larut. Namun Soobin belum berniat untuk menyebrang ke dunia mimpi. Meski tubuhnya sangat lelah, ia tetap saja tidak dapat menutup matanya. Udara malam di musim semi masuk dengan leluasa ke kamar tidur Soobin. Gadis itu membiarkan jendela kamarnya terbuka. Soobin menggulingkan tubuhnya ke samping. Mencoba meraih ponsel yang tergeletak di dekat bantalnya.

Ada beberapa pesan yang masuk dari kekasihnya. Oh iya. Berbicara mengenai kekasih Soobin, hari ini mereka tidak bisa bertemu. Daniel ada kelas pagi, kemudian disambung bekerja hingga malam. Sedangkan Soobin sendiri, memang tidak ada kelas pagi. Namun tetap saja di siang hingga malam hari ia sangat sibuk. Keduanya sibuk.

Soojin hendak membuka pesan dari Daniel. Namun gerakannya terhenti ketika pintu kamarnya yang tidak tertutup, tiba-tiba dibuka. Dan kakaknya masuk tanpa mengetuk. Soobin tidak masalah. Oh, atau mungkin, terlalu malas untuk memarahi kakaknya yang masuk tanpa permisi. Perbedaan yang sangat tipis.

"Belum tidur?" Soobin yang sedang membaca pesan dari temannya yang lain, bergumam untuk menjawab pertanyaan kakaknya. "Sudah kubilang berkali-kali.. angin malam tidak baik untuk kesehatanmu, Soobin-ah." Han Seungwoo berjalan menuju jendela kamar Soobin. Mengunci jendela, kemudian menutup tirai coklat itu.

"Aku merasa kepanasan, Oppa. Jadi aku membukanya?" Soobin mengubah posisinya menjadi duduk.

Seungwoo mendecak. Kemudian berjalan menuju adiknya. "Ish, kau ini! Setelah mandi, keringkan rambutmu dengan benar. Kemari, kubantu mengeringkan." Soobin menurut. Ia duduk bersila di tempat tidurnya, membelakangi Seungwoo. Laki-laki itu mengambil handuk yang Soobin letakkan sembarangan di atas tempat tidur, lalu mengusap surai adiknya dengan lembut. Membantu Soobin mengeringkan rambutnya.

"Jika tidak dikeringkan dengan benar, kepalamu bisa pusing. Tempat tidurmu juga akan lembab. Jika tempat tidurmu lembab, aromanya tidak akan sedap. Memangnya kau mau tidur dengan kepala pusing dan aroma tempat tidur yang tidak sedap? Lalu--"

"Baiklah.. baiklah, Oppa. Lain kali aku akan mengeringkan rambutku dengan benar." Soobin memotong ucapan Seungwoo dengan cepat. Tidak ingin mendengar omelan kakaknya yang terlalu panjang jika diteruskan. Sudah menjadi kebiasaan Seungwoo jika sudah menasihati atau menegur adiknya, pasti akan panjang.

Seungwoo terkekeh pelan. Menertawakan Soobin yang sepertinya enggan mendengar ucapannya. Setelah dirasa kering, Seungwoo mengambil sisir di meja Soobin, kemudian menyisir rambut adiknya dengan penuh sayang. Keduanya terdiam. Soobin menikmati setiap usapan saat Seungwoo menyisir rambutnya. Sejak kecil, ia sangat menyukai saat Seungwoo membantu menyisir rambutnya. Bagi Soobin, rasanya sangat menyenangkan.

"Dan.. selesai." Seungwoo mengusak puncak kepala Soobin saat kegiatan menyisirnya selesai. Soobin tersenyum manis, kemudian mengucapkan sebaris kalimat terima kasih pada kakaknya. "Hm. Sekarang, kau harus tidur. Ini sudah larut."

Soobin berbaring di tempat tidurnya, membiarkan Seungwoo menyelimuti tubuhnya hingga sebatas leher. Sebelum keluar dari kamar Soobin, Seungwoo meninggalkan satu kecupan di pipi dan kening adiknya, kemudian mematikan lampu kamar Soobin, dan berlalu setelah menutup pintu.

The Circle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang