Antara Mata dan Hati

12 3 0
                                    

Daniel bergerak tak nyaman dalam duduknya. Kenapa ia harus terjebak dalam situasi seperti ini? Sungguh. Rasanya Daniel benar-benar ingin menyublim saat ini juga. Wooseok yang melihat hal itu, hanya diam. Tak tahu harus berbuat apa. Sementara itu, Raemi yang duduk di antara Daniel dan Wooseok, terus saja mengoceh dan mengomentari apapun yang bus itu lewati. Entah itu sebuah restoran, sebuah iklan, atau apapun itu.

Whoah. Daniel tidak tahan dengan itu semua. Sekarang ia ingin bertemu dengan kekasihnya, dan bergelung nyaman dalam pelukannya daripada harus berada di sini.

Untuk hari ini, Daniel dan Wooseok mendapat kelas pagi. Siangnya, setelah mereka selesai dengan jadwalnya, Daniel mengajak Wooseok untuk pergi ke toko buku. Hanya berdua sebenarnya. Namun tiba-tiba, Raemi datang dan ingin ikut. Ada buku yang juga harus dibeli, katanya. Wooseok tak mempermasalahkan hal tersebut. Namun sepertinya Daniel tidak suka.

"Niel-ah. Lihat cafe itu. Apa kau pernah mencoba makanan di sana? Kudengar masakan mereka sangat lezat. Pilihan makanannya juga sangat beragam. Ouh.. dan satu lagi. Meskipun rasanya lezat, pemilik cafe berbaik hati untuk memberi harga yang terbilang murah."

Daniel diam. Memilih tak merespon Raemi. Telinganya sudah panas sejak tadi. Ia memilih memainkan ponselnya, menghubungi sang kekasih untuk menyuruhnya menelfon jika hendak pulang, supaya Daniel bisa menjemputnya.

Air muka Raemi berubah menjadi murung. Ia membenarkan posisi duduknya. Awan hitam tiba-tiba hadir di wajah Raemi. Dari ekor matanya, Daniel bisa melihat itu. Merasa bersalah? Tentu. Namun rasa kesalnya lebih mendominasi. Membuatnya tetap mengacuhkan yeoja itu.

"Oh benarkah? Kau pernah mencoba masakan mereka?" Raemi menggeleng. "Mau makan siang di sana setelah membeli buku? Sepertinya akan menyenangkan." Perkataan Wooseok hanya dibalas senyum tipis oleh Raemi. Tak apa Kim Wooseok, kau harus berjuang lebih keras lagi, batinnya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di halte terdekat dari tempat tujuan mereka. Tak perlu berjalan terlalu lama, ketiganya sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Raemi menarik lengan Wooseok dan Daniel menuju salah satu toko buku. Setelah itu, ketiganya berpencar. Mencari buku yang akan dibeli oleh masing-masing.

Tiba-tiba Daniel teringat dengan Soobin. Sebentar lagi mereka akan merayakan ulang tahun hubungan mereka. Daniel rasa, ia harus membelikan Soobin sesuatu. Namun ia tak tahu harus membelikan kekasihnya itu apa. Daniel mengambil ponselnya. Ia menghubungi Soobin, meminta maaf karena tak bisa menjemputnya. Awalnya Daniel takut jika Soobin marah. Namun ternyata, Soobin juga memiliki urusan yang harus diselesaikan. Yang membuatnya tak dapat pulang bersama Daniel.

Daniel mulai mencari buku yang ingin ia beli. Setelah lumayan lama menelusuri rak buku, ia akhirnya menemukan buku yang ia cari. Sebelum beranjak dari tempat itu, mata Daniel tak sengaja menangkap sebuah karakter jerapah yang mengingatkannya pada seseorang.

'Hyung. Aku ingin tumbuh seperti jerapah. Supaya aku bisa mengambil bintang dari langit, kemudian menjualnya. Uangnya akan aku gunakan untuk kita berdua.'

Daniel tersenyum mengingat kata-kata sang adik. Sedikit banyak, ia masih menyimpan memori masa kecilnya yang pahit itu. Sekeras apapun Daniel mencoba membuang ingatannya, maka akan semakin lekat ingatan itu. Daniel ingin menghapus ingatan masa lalunya, namun satu yang tidak ingin ia hilangkan dari masa lalunya. Yaitu ingatan tentang sang adik.

"Ya! Kang Daniel. Apa yang sedang kau lakukan?" Sebuah buku, sengaja dipukulkan dengan pelan ke atas surai Daniel.

"Ti-tidak ada."

The Circle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang