Observant

288 40 1
                                    

Johnny adalah seseorang yang suka mengamati orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Johnny adalah seseorang yang suka mengamati orang lain. 

Awalnya Johnny hanya mengamati sekitar, sebelum mulai membidik momen dengan kameranya. Namun ia merasa mengamati lingkup sekitar ternyata menyenangkan. 

Menurutnya, pikiran yang kosong bisa terpenuhi dengan memikirkan kemungkinan apa yang sedang terjadi dengan orang di seberang sana. Kenapa dia bertingkah senang, bertingkah sedih, atau tidak mengeluarkan ekspresi sedikit pun. Sederhananya dengan menebak, isi otaknya tidak kosong.

"Liatin terooos sampe nembus ke tulang rusuk." ceplos Jef begitu melihat Johnny sejak tadi hanya memperhatikan ke satu titik di ujung kantin.

Tentu saja objek yang Johnny lihat adalah tidak lain dan tidak bukan seorang Natasha Benavent. Adiknya itu sedang berdua dengan Nicole, seperti berdiskusi sesuatu sambil sesekali menggeser jemari pada layar iPad. Raut wajah yang menunjukkan keseriusan itu membuat Johnny tidak bisa mengalihkan pandangan. 

Sorot mata itu terlihat seperti sang Ibu. Gaya bicara yang lembut dan cara mengekspresikan perasaan Natasha sangat mirip dengan Ibu mereka. Hal ini membuat Johnny masih menolak kenyataan bahwa Natasha bernasib sama dengan dirinya. Sama-sama tidak terlahir dari wanita panutan dan kesayangannya. 

Padahal banyak orang berpendapat bahwa Natasha sangat mirip dengan sang Ibunda.

Haha. Antara publik yang mudah tertipu, atau keluarga Benavent terlalu mudah mengontrol media.

"Ngga bakalan hilang, Johnny."

Kali ini Tian bersuara. Dari kimbap yang Tian pesan berisi sepuluh hingga sekarang sisa dua, pandangan Johnny tidak beralih sama sekali.

"Kalo kita habisin jatah makan siang dia, orangnya juga ngga bakal sadar." ujar Yuko karena memang benar, Johnny hanya menggenggam alat makan berbahan stainless tersebut tanpa menyentuh makan siangnya.

Satu hal yang membuat Johnny berhenti merenung adalah saat Jef tiba-tiba bangkit dari duduk untuk naik keatas bangku. Lalu berdeham dengan cukup kencang. 

Seluruh pandangan di kantin kini menuju pada meja panjang yang biasa ditempati sekelompok manusia internasional, menatap Jef dengan bertanya-tanya. Tidak terkecuali kumpulan manusia di kantin atas, mereka bahkan berdiri di belakang tralis yang membatasi lantai dua.

Apalagi teman-teman dalam satu meja ini, menatap Jef dengan aneh, namun tetap penasaran dengan tingkah aneh cowok satu itu.

"Eh teman-temanku semuanya! Yang bukan teman juga halo! Gue mau baca syair," ujar Jef dengan lantang. "Dengerin ya!"

"She's someone who will understand
Who knows the way I feel
Her concern is very real

She's someone who has walked my ways
Who knows my every need

Everyone should have someone like her
Just the way I do
Richly blessed is what I am
To have someone like you."


The Cognitive || johnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang