Medicine

171 27 2
                                    

Kediaman keluarga Benavent pagi itu hening, sama seperti hari-hari biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kediaman keluarga Benavent pagi itu hening, sama seperti hari-hari biasa.

Mungkin akan ada sedikit keributan jika Natasha tidak berhasil menemukan alas kaki yang ingin ia gunakan, namun tidak sampai lima menit suasana kembali hening.

"Pak Anwar bertanya, mau diantar atau bawa mobil sendiri?" tanya Marina selagi menutup lemari sepatu.

"Sendiri saja."

Pelayan yang sudah Natasha kenal selama seumur hidupnya pamit undur diri untuk menyampaikan pesan kepada Pak Anwar, sementara Natasha melanjutkan langkah ke meja makan. Surprisingly, sudah diisi oleh tiga orang yang sangat amat tidak pernah ia duga selama beberapa tahun terakhir.

45 menit sebelumnya ia berkata pada Johnny untuk bersiap dan gadis itu akan mengantar kakaknya kembali ke dormitory. Setelah Johnny menutup pintu kamar, Natasha langsung melangkah menuju kamar mandi, menghabiskan waktu sekitar 20 menit tanpa mengetahui ada perpecahan ego dan emosi di depan pintu kamarnya. Selain itu, pendengarannya sudah dipenuhi oleh alunan lagu dari bluetooth speaker di kamar.

Tiga dari delapan kursi makan sudah terisi oleh orang yang tidak pernah Natasha sangka selama ini. Biasanya, kursi kayu yang dibalut cat putih tersebut terisi hanya dua orang, Andy yang sering menghabiskan waktu di rumah ini pun lebih sering menyantap kudapan di hadapan televisi ruang tengah.

Saat ini tiga kursi tersebut terisi oleh Papa dan Mama, yang bilang akan pulang dua hari lagi saat Natasha telepon, lalu Johnny.. yang tengah melahap sarapan dengan tenang. Terlalu tenang sehingga Natasha tidak tau apakah lelaki itu sedang benar-benar tenang atau bahkan sedang menahan emosi.

Sementara Mama mengambil posisi duduk di sebelah kursi Johnny, menatap anak sulungnya seperti tidak ada waktu dan hari lain untuk menatapnya. Sesekali mengambil alih sendok dari tangan Johnny, kemudian menyuapi Johnny seolah anaknya itu masih berumur lima tahun. 

Layaknya keluarga bahagia pada umumnya. Ibu, Ayah dan anak laki-laki. Memulai hari bersama-sama, saling bercerita hal-hal yang dilewati satu sama lain. Itulah yang sedang dilakukan ketiga anggota keluarga Natasha. Mama dan Papa memfokuskan diri memperhatikan perubahan anak sulungnya setelah menghilang lebih dari satu tahun terakhir.

Seakan Johnny akan menghilang jika mereka lengah, Mama bahkan memeluk lengan kiri cowok itu. Sementara Papa sesekali ikut menyuapi Johnny jika anaknya merasa kesusahan untuk memotong daging di piring, selagi mendengarkan cerita yang cowok itu utarakan.

"Good morning Shasha. Sini, Papa buat bulgogi."

Papa memanggil Natasha saat menyadari bahwa anaknya yang lain tengah memperhatikan dari bordes tangga dengan wajah terkejut. Natasha tersenyum singkat, menggerakan tungkai menuju dapur menyusul Papa.

"Hai, Sha." sapa Mama sekilas.

"Hai, Ma." Natasha membalas dengan cepat dan kembali menyusul Papa.

"Papa pulang lebih cepat? Bukannya lusa?"

The Cognitive || johnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang