Ubiquitous

148 21 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat pagi bang Johnny~"

Pemilik nama itu menoleh, mendapati sosok lelaki yang terlihat tinggi dengan skinny jeans hitamnya. Johnny menaikkan satu alis, bertanya dalam hati apa yang ingin dilakukan adik tingkat yang satu ini karena satu; ini masih pukul tujuh lewat lima belas, dua; Harezi berdiri dengan senyuman tiga jari hingga kerutan di matanya hampir menyerupai Jevano saat senyum.

"Apa?"

"Hari ini anak padus buka stand, ada risol keju original Prancis lagi. Gue inget lo jadi gue bawain." Harezi meletakkan sos bag berwarna cokelat di dekat tumpukan kertas yang tengah Johnny baca.

"Thank you, Haechi."

"Harezi." koreksi Harezi. 

"Ada perlu lagi?"

Johnny menghiraukan koreksi nama Harezi, karena sejujurnya dia tengah mengkoreksi susunan acara seminar yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu dua jam sebagai salah satu rangkaian acara festival fakultas.

Kekehan lelaki itu menarik perhatian sang ketua Senat. Johnny mengalihkan pandangan dari kertas rangkaian acara, beralih menatap Harezi yang kali ini sudah duduk di hadapannya sambil tersenyum kikuk. Cowok itu mengusap tengkuk, tanpa menghilangkan senyum bodohnya.

"Titip salam buat Natasha ya, bang. Hehehe."

"Titip salam? Emang gue kelihatan kayak lagi jadi DJ Radio?" tanya Johnny.

"Y-ya.. Enggak..." jawab Harezi dengan nada berbeda seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. "Kan lo sama Natasha akrab aja gitu... keliatannya."

He connected the dots. Tidak butuh waktu lama bagi Johnny untuk memahami situasi saat ini. Kejadian saat Natasha-hampir-tertabrak-konyol oleh Tian yang membawa Harezi di bangku penumpang, dan sudah dipastikan si pemain handal Animal Crossing itu merocos cerita aneh-aneh.

Johnny tersenyum miring. It's time to tease. Lagipula kepalanya sudah hampir pecah melihat susunan acara yang masih berantakan. Mengganggu adik tingkatnya sebentar tidak apa, kan?

"Jadi risol ini buat gue atau buat Natasha?"

"Buat lo."

"Masa?"

"Iyaa beneran! Kan waktu itu lo juga nggak mau dikasih kembalian."

"Waktu itu kapan?"

"Yang waktu bang Tian hampir nabrak itu loh."

"Yang waktu Tian nabrak atau waktu lo sadar lo naksir sama Natasha?"

Harezi mengacak rambut frustrasi. Ia menelungkupkan wajah diatas meja sambil menggeram. Tentu saja ini hiburan untuk Johnny, melihat seorang hopeless romantic sedang salah tingkah. Bahkan wajahnya seperti kepiting baru diangkat dari rebusan air.

The Cognitive || johnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang